Faktor Amerika dalam Kemerdekaan RI

Oleh Ridwan Saidi

Setidaknya ada dua buku yang menarik digunakan untuk mencerna tema di atas: (1) Robert J. McMohan, Colonialism and Cold War dan (2) Julius Poer, Doorstood.

Belanda masuk kembali ke Indonesia November 1945, ikut pasukan Inggris, memang untuk menjajah kembali, re: mcMohan. 

Faktor perlawanan rakyat dan TKR yang menyebabkan rencana Belanda tidak mulus, re: Pour. Tapi Belanda tidak kendurkan niatnya. Semboyan yang dinyanyikan di jalan-jalan saat itu tak sepenuhnya benar: Inggris kita linggis, Amerika kita seterika.

Karena Amerika yang menekan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan RI, Amerika mengancan stop bantuan Marshal Plan kepada Belanda. Marshal Plan bantuan pada negara-negara Eropa yang terkena bencana PD II.

Dibentuk Komisi Tiga Negara (KTN) beranggota USA, Australia, dan Belgia mewakili PBB, KTN bersifat menengahi. Jenderal Sudirman dan pimpinan tentara lainnya menolak Indonesia berunding dengan Belanda. 

KTN berhasil menghadirkan utusan PBB dalam Konferensi Meja Bundar. Indonesia tanpa Irian Barat, itu a.l hasil KMB 1949.

Dalam sengketa Irian Barat baik Belanda atau Indonesia memilih jalan konfrontasi. Lagi-lagi USA melibatkan diri. Presiden John Kennedy mengutus Jaksa Agung Robert Kennedy menemui Presiden Sukarno. Waktu itu Bob Kennedy sempat berkunjung ke UI di Salemba.

Perundingan Indonesia-Belanda terjadi dengan kesaksian Sekjen PBB. Kini Indonesia, mau tidak mau, bergesek dengan China karena klaim China atas Natuna Utara.

Menlu USA Anthony Blinkrn mengunjungi tiga negara Asean yaitu Thailand, Malaysia, dan Indonesia dalam minggu kedua Desember 2021. Maksud kunjungan untuk mempererat poros Indo Pacific. Ini menarik, lebih-lebih Blinken, seperti juga Bob Kennedy, sempat mengunjungi UI. 

*) Budayawan

299

Related Post