Gegap Gempita Perlawanan
Oleh Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI
Mereka dirampas haknya.
Tergusur dan lapar.
Bunda relakan darah juang kami.
Tuk membebaskan rakyat.
Tanggal 11 April 2022, untuk kesekian kalinya mahasiswa berbondong-bondong menyampaikan kegelisahan dan kecemasan.
Kekuasaan dirasa telah melampaui batas-batas kewajaran.
KKN bertebaran, utang berdampingan pajak tinggi berkeliaran, BBM, listrik dan gas diterpa tarif lonjakan, serta harga-harga kebutuhan pokok berlomba balapan di tanjakan.
Suasana krisis multidimensi itu, bahkan tidak mampu membuat rezim pemerintahan memiliki kepekaan.
Abai pada penderitaan rakyat, hanya gigih bersiasat mempertahankan kekuasaan.
Pemangku kepentingan publik Kasak-kusuk, niat dan giat permufakatan jahat memperpanjang jabatan.
Tak peduli negara dalam kebangkrutan, rakyat terancam kemiskinan dan kelaparan.
Kini mahasiswa tiada pilihan lain, kecuali melakukan pembangkangan.
Menghadapi sistem yang menyebabkan kesengsaraan hidup dan semua bentuk penindasan.
Darah juang tetap semangat menghalau tekanan dan rasa ketakutan.
Meskipun tubuh dilumuri luka dan berkorban jiwa dengan darah yang berceceran.
Mahasiswa menuai ekspektasi rakyat akan perubahan.
Rakyat menabur perhatian dan dukungan sekaligus tumpuan pada anak-anak kampus kaum pergerakan.
Membersamai aspirasi dan tuntutan hingga ke pelosok-pelosok negeri, meski hanya bisa ditumpahkan di jalanan.
Memeriahkan ibu pertiwi dengan gegap gempita perlawanan.