Gubernur Sulawesi Tenggara Apresiasi KNPI Gagas Pembuatan Minyak Goreng
Kendari, FNN - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengapresiasi Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sultra karena telah menggagas pembuatan minyak goreng massal yang melibatkan siswa SMA/SMK di 17 kabupaten/kota.
"Ini merupakan kegiatan sangat luar biasa, seharusnya kalau ada (rekor) MURI bisa masuk MURI karena apa? karena kita menggerakkan anak-anak siswa SMA/SMK di 17 kabupaten/kota se-Sultra," kata Ali Mazi usai mengunjungi pembuatan minyak goreng kelapa oleh siswa SMA/SMK di Kendari, Sabtu.
Menurut Ali Mazi, gerakan yang digagas KNPI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat harus didukung karena mengatasi kelangkaan dan harga minyak yang saat ini terbilang tinggi.
Gubernur menyebut sebanyak 3.000 tungku digunakan untuk gerakan massal pembuatan minyak goreng tradisional yang digagas KNPI Sultra bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang melibatkan siswa SMA/SMK.
Dia meyakini jika masyarakat, pemerintah, dan organisasi bisa bergerak bersama dalam mengatasi situasi saat ini, khususnya di Sulawesi Tenggara, bangsa, dan negara maka tidak akan terjadi kelangkaan minyak goreng.
"Mudah-mudahan ini bisa dijadikan contoh untuk Indonesia secara umum sehingga diharapkan tidak ada lagi berita-berita terkait kelangkaan minyak goreng," ujar Ali Mazi.
Gubernur menilai DPD KNPI Sulawesi Tenggara telah mampu bersinergi dengan pemerintah daerah dalam memberdayakan pemuda dan pelajar sebagai elemen bagian pemuda serta menunjukkan salah satu perannya menjadikan KNPI sebagai wadah pembina generasi muda dan agen pembangunan.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sultra Alvin Akawijaya Putra mengatakan aksi gerakan membuat minyak goreng tradisional serentak dilakukan dengan menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra.
"Ini gerakan darurat karena sebentar lagi mau puasa takutnya nanti minyak goreng tidak bisa menyokong kebutuhan ibu-ibu di rumah," katanya ditemui di sela aksi membuat minyak goreng yang dipusatkan di SMKN 1 Kendari.
Dia menyampaikan aksi gerakan massal membuat minyak goreng berbahan baku kelapa secara tradisional yang dilakukan pelajar SMA/SMK di 17 kabupaten/kota merupakan sebagai langkah alternatif mengatasi harga minyak yang masih tinggi apalagi menghadapi Ramadhan.
"Ini bukan solusi tetapi alternatif karena kalau solusi tentu dengan menurunkan harga minyak goreng," ujar dia.
Dia menjelaskan pihaknya menggagas pembuatan minyak goreng secara tradisional oleh siswa SMA/SMK se-Sultra sebagai bentuk pendidikan historis praktis kepada mereka. (mth/Antara)