Jenderal Andika Menjamin Demonstrasi Aman, Ada Kejutan Minggu Depan
Jakarta, FNN - Rencana aksi massa mahasiswa dan elemen terkait menolak isu perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode dan isu stabilitas harga pada Senin (11/4/2022) besok, menjadi sorotan. Rencananya demonstrasi akan digelar di Kawasan Istana Negara, Jakarta.
Pengamat politik dan akademisi Rocky Gerung berharap mahasiswa jangan khawatir karena dijamin aman. Ada sosok yang berjasa menjamin rasa aman bagi mahasiswa, dia adalah Jenderal Andika Perkasa.
"Mahasiswa aman, karena ada jaminan dari Panglima Militer dan Panglima Rakyat Daerah sebut saja begitu," kata pengamat politik Rocky Gerung dalam perbincangan dengan wartawan FNN Hersubeno Arief di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu 10 April 2022.
Panglima Rakyat Daerah yang dimaksud Rocky adalah Ketua DPD La Nyalla Mattalitti. Belakangan La Nyalla keras bersuara menolak presiden 3 periode. Bagi Rocky, Jenderal Andika Perkasa dan La Nyalla tahu dan paham momentum, maka mereka beraksi.
"Andika dapat momentum masuk kontroversi, setelah soal anak PKI boleh masuk TNI, terlihat Andika itu paham pemisahan politik sipil militer. Andika sekarang ini naik lagi, politik sipil dengan kunjungi La Nyalla, Andika masuk dalam percakapan politik," katanya.
Menurut Rocky, efek pembelaan Jenderal Andika Perkasa kepada aksi demonstrasi mahasiswa itu, kata Rocky akan terlihat lebih jelas efeknya pada angka elektabilitas Jenderal Andika Perkasa.
"Elektabilitas Andika saya lihat survei kemarin, itu 5 persen, nah ini nanti mungkin naik jadi 7 persen, kita lihat minggu depan, karena bisa mencairkan keraguan besok ada kekerasan segala macam," katanya.
Menurutnya, sinyal Andika kepada anak buahnya untuk tidak represif kepada mahasiswa ini memastikan mahasiswa akan aman saja besok saat aksi.
Apalagi ucapan Jenderal Andika Perkasa itu disebarkan ke publik, artinya merupakan komando yang jelas kepada anak buahnya.
"Sinyal Andika dikoordinasikan dengan polisi, oke aman-aman saja, tentara ada di belakang mahasiswa, gampangnya baca lihatnya begitu," jelas Rocky.
Nah, mendalami sikap Andika ini, membuktikan TNI memang lebih peka pada arah bangsa dan arah rakyat.
Apalagi dalam berbagai bukti sejarah, TNI selalu menjadi perlindungan bagi rakyat dibanding aparat penegak hukum lainnya.
Rocky melihat respons istana berbeda dengan Jenderal Andika Perkasa. Istana justru khawatir. Bukan mahasiswa yang khawatir disusupi. Mahasiswa punya sistem sendiri untuk mencegah penyusupan. Akan tetapi justru istana malah khawatir tidak mampu mencegah bila terjadi keadaan yang membahayakan.
Jadi sinyal Andhika tentu dikoordinasikan dengan kepolisian bahwa aman-aman saja. Itu artinya, tentara bakal ada di belakang mahasiswa. Dan kita mulai ingat pola itu, juga pada ’98 pola itu yang terjadi.
Sedangkan menurut Rocky, manuver La Nyalla yang galak menolak presiden 3 periode ini karena ingin memanfaatkan momentum saja.
Manuver Ketua DPD itu, menurut Rocky, ingin melawan narasi Istana soal perpanjangan jabatan periode presiden.
La Nyalla ingin menegaskan DPD ini adalah kunci dalam hal terjadi situasi yang menegangkan.
"Jadi La Nyala memanfaatkan momentum itu untuk mengatakan bahwa DPD punya suara. Bahkan, dalam keadaan ketegangan politik, DPD bisa muncul sebagai perangkul semua insan politik karena DPD ada di semua wilayah Indonesia dan betul-betul represtasinya adalah orangnya langsung,” katanya. (ida, sws)