Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Melonjak

Jakarta, FNN - Sejumlah pihak telah memperkirakan bahwa 2-3 pekan setelah libur panjang Lebaran bakal terjadi lonjakan kasus baru infeksi virus corona (COVID-19).

Prediksi atau perkiraan itu mengindikasikan tanda-tanda terjadi dalam beberapa hari terakhir. Laporan dan data dari berbagai daerah menunjukkan peningkatan kasus positif.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebutkan kasus terkonfirmasi positif di Indonesia bertambah 6.993 orang. Sedangkan pasien yang sembuh bertambah 5.594 orang hingga Senin (7/6) pukul 12.00 WIB.

Begitu juga kasus kematian bertambah sebanyak 191 orang. Dengan adanya tambahan pasien terkonfirmasi positif, maka jumlah akumulasi kasus di Indonesia mencapai 1.863.031 orang.

Kemudian 1.711.565 orang telah dinyatakan sembuh dan 51.803 jiwa meninggal dunia sejak kasus pertama COVID-19 terkonfirmasi di Indonesia pada 2 Maret 2020. Sementara suspek dilaporkan sebanyak 91.269 jiwa dan spesimen yang diuji sebanyak 64.056 spesimen.

Sedangkan kasus aktif dilaporkan bertambah sebanyak 1.208 kasus sehingga total menjadi 99.663 kasus aktif.

Penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 berdasarkan laporan harian paling banyak terjadi di Jawa Barat sebanyak 1.790 kasus, Jawa Tengah (1.451), menyusul DKI Jakarta (1.197).

Riau mencatatkan angka kasus kesembuhan tertinggi mencapai 561 pasien sembuh. Bangka Belitung mencatatkan sebanyak 236 pasien sembuh serta Aceh sebanyak 189 pasien sembuh.

Kasus kematian terbanyak dilaporkan berada di Jawa Tengah sebanyak 28 jiwa, kemudian Jawa Timur (27) dan Riau serta Jawa Barat masing-masing 22 jiwa.

Kasus COVID-19 secara kumulatif paling tinggi di DKI Jakarta total 436.332 kasus, Jawa Barat (321.551) dan Jawa Tengah (206.683). Jumlah pasien sembuh kumulatif terbanyak di DKI Jakarta 416.971 orang, Jawa Barat (296.198), dan Jawa Timur (143.099).

Adapun kasus kematian paling banyak terjadi di Jawa Timur 11.505 jiwa, Jawa Tengah (9.416), dan DKI Jakarta (7.313).

Vaksinasi

Dalam dunia medis, vaksinasi merupakan upaya untuk meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh menghadapi potensi serangan penyakit. Kini vaksinasi digencarkan pemerintah untuk menciptakan kekebalan kelompok (herd imunity).

Jumlah warga Indonesia yang telah mendapatkan vaksin COVID-19 terus bertambah setiap hari. Hal itu seiring dengan ketersediaan vaksin yang berhasil dicapai pemerintah di tengah tingginya permintaan vaksin di seluruh dunia.

Hingga Senin, jumlah warga yang sudah mendapat dua suntikan vaksin COVID-19 atau sudah selesai menjalani vaksinasi mencapai 11 juta lebih. Data Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan, jumlah warga yang sudah selesai menjalani vaksinasi COVID-19 bertambah 70.312 menjadi total 11.197.069 orang.

Sedangkan warga yang sudah mendapat suntikan dosis pertama vaksin COVID-19 tercatat 17.775.918 orang, bertambah 132.315 orang dari hari sebelumnya.

Program Vaksinasi Gotong-Royong juga sudah berjalan. Bahkan sampai 30 Mei 2021 telah menjangkau 49 ribu pekerja dari 36 badan usaha atau badan hukum.

Sasaran program vaksinasi COVID-19 tahap I dan II sebanyak 40.349.049 orang, meliputi sumber daya manusia bidang kesehatan, pekerja sektor pelayanan publik dan warga lanjut usia (lansia). Vaksinasi pada pekerja sektor pelayanan publik termasuk guru dan warga lansia masih berlangsung di berbagai daerah.

Pemerintah berencana memvaksinasi 181,5 juta warga atau sekitar 70 persen dari penduduk Indonesia guna mewujudkan kekebalan kelompok terhadap COVID-19. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan secara bertahap.

Ketersediaan vaksin sangat krusial dalam upaya akselerasi pelaksanaan program vaksinasi nasional. Pemerintah Indonesia telah mendapat tambahan 313.100 dosis vaksin COVID-19 dari AstraZeneca.

Kerja keras

Menurut Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi tambahan pasokan vaksin dari AstraZeneca tiba di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Banten, pada Sabtu (5/6) pukul 18.00 WIB.

Dengan kedatangan tambahan pasokan vaksin tersebut, Indonesia telah menerima total 92,2 juta dosis vaksin COVID-19 berupa vaksin jadi maupun bahan baku vaksin.

Kedatangan vaksin AstraZeneca dari Covax Facility ini tak lepas dari kerja keras Pemerintah Indonesia yang sejak Oktober 2020 telah menjajaki kerja sama multilateral COVID-19 Covax, sebuah inisiatif global yang ditujukan untuk akses setara mendapatkan vaksin COVID-19

Melalui mekanisme GAVI Covax Advance Market Commitment, Indonesia memperoleh jatah vaksin COVID-19 sebesar tiga hingga 20 persen dari jumlah penduduk.

Indonesia total telah menerima tiga juta dosis vaksin jadi dari Sinovac, sebanyak 6,7 juta dosis vaksin jadi dari AstraZeneca dan satu juta dosis vaksin jadi Sinopharm. Selain itu bahan baku 81,5 juta dosis vaksin dari Sinovac.

Pemerintah berupaya meningkatkan pelayanan vaksinasi agar bisa menjangkau rata-rata satu juta warga per hari mulai Juni 2021 guna mempercepat terwujudnya kekebalan kelompok terhadap COVID-19.

Pemerintah sudah melaksanakan vaksinasi pada sumber daya manusia bidang kesehatan, pekerja sektor pelayanan publik dan warga lanjut usia. Selain itu mulai memvaksinasi penduduk berusia 50 tahun ke atas.

Isolasi

Gencarnya vaksinasi COVID-19 juga berlangsung Di DKI Jakarta. Vaksinasi dilakukan di tengah masih tingginya angka kasus baru di ibu kota.

Selain vaksinasi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan tempat-tempat untuk isolasi. Hal itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus positif hari-hari setelah mudik Lebaran.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 675 Tahun 2021 tentang Lokasi Isolasi Terkendali. Lokasi isolasi untuk penanganan pasien COVID-19 itu berkapasitas 8.249 orang.

Kepgub Nomor 675 Tahun 2021 ditandatangani Anies selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta pada 31 Mei 2021. Keputusan Gubernur DKI Jakarta itu mengubah atas Kepgub Nomor 979 Tahun 2020 tentang Lokasi Isolasi terkendali milik Provinsi DKI Jakarta dalam rangka penanganan COVID-19.

Kepgub DKI Jakarta Nomor 675 Tahun 2021 itu menimbang adanya kebijakan Satgas COVID-19 Nasional mengenai pemberhentian pembiayaan hotel, penginapan dan wisma bagi orang terkonfirmasi COVID-19.

Kemudian pemberhentian pembiayaan penginapan bagi tenaga kesehatan penanganan COVID-19 dan menjamin kepastian hukum dalam pemenuhan fasilitas isolasi terkendali serta penginapan bagi tenaga kesehatan sesuai Kepgub Nomor 979 Tahun 2020.

Berdasarkan Lampiran Kepgub Nomor 675 Tahun 2021 tercantum daftar lokasi isolasi terkendali dan penginapan bagi tenaga kesehatan milik Pemprov DKI dengan total kapasitas mencapai 8.249 orang.

Daftar lokasi isolasi terkendali pasien COVID-19 tahap pertama berkapasitas sebanyak 607 orang, terdiri atas Graha Wisata TMII mencapai 100 orang dan Graha Wisata Ragunan (200 orang). Hotel Grand Mansion Menteng (77), Pusdiklat Gulkarmat Ciracas (30) serta Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari (200).

Kemudian daftar lokasi tahap kedua sebanyak 6.648 orang terdiri atas Rusun Nagrak Cilincing (2.550), Rusun Pasar Rumput Manggarai (3.968) dan SMPN 285 Pulau Untung Jawa (20). SMKN 61 Pulau Tidung (40), SMPN 28 Pulau Panggang (20), SDN 01 Pulau Kelapa (30) serta PKBM Pulau Harapan (20 orang).

Daftra lokasi tahap ketiga berkapasitas 994 orang terdiri atas Balai Kesenian Kebon Melati (85 orang), GOR Rawamangun (100), GOR Senen (100) serta GOR Johar Baru (50). GOR Kemakmuran Petojo Utara Gambir (30 orang), GOR Kecamatan Tanah Abang (60) dan GOR Kecamatan Kemayoran (40 orang).

Selanjutnya, GOR Kecamatan Grogol Petamburan (50 orang), GOR Kecamatan Tambora (50), GOR Kecamatan Kebon Jeruk (50) dan GOR Kecamatan Cilandak (75). GOR Mampang Prapatan (40), GOR Tebet (40) serta GOR Pancoran (40 orang).

Lokasi lainnya, yakni GOR Pasar Minggu (25 orang), Wisma Atlet Raden Intan (32), GOR Ciracas (50), GOR Cengkareng (47) dan GOR Setu (30 orang)

Pemprov DKI juga menyiapkan lokasi penginapan bagi tenaga kesehatan berkapasitas 835 orang terdiri atas SMK 27 Sawah Besar (32 orang) dan SMK 57 Pasar Minggu (36). SMK 24 Cipayung (28), LPMP Provinsi DKI (480), Gedung PKK Melati Jaya (72) dan Jakarta Islamic Center (185 orang).

Sesuai maksud dan tujuannya, tempat-tempat itu untuk mengantisipasi lonjakan kasus baru COVID-19. Tidak ada lonjakan yang signifikan adalah dambaan banyak pihak. (sws)

306

Related Post