Kayin Bapa Kayah, Pemberontak Tangeramg 1924
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
Bapa artimya bin. Ia kelahiran desa Pangkalan, Teluk Naga, Tangerang. Pangkalan istilah native untuk market sebelum digunakan kata pasar yang dibawa orang Persia.
Sartono Kartodirdjo menyebut pemberontakan Kayin sebagai pemberontakan Tana Tinggi, Tangerang. Tana Tinggi bukan kancah tapi tempat Kayin mengawali berontak dengan pawai show of force di Tana Tinggi.
Kayin seorang dalang wayang Betawi yang perasaannya terganggu oleh penderitaan petani yang diperas kaki tangan Belanda. Belum lagi beban pajeg, pajak.
Kayin pergi berguru ke Cing Sairin di Jembatan Lima, Jakarta. Cing Sairin dalang pemberontakan Condet 1916.
Begitu kembali ke Tangerang Kaiyin kerah kekuatan. Ia gunakan man to man tackle system, bukan serangan frontal. Ber-puluh2 jenasah kaki tangan Belanda tiap pagi ditemukan di jalan2 dan di pinggir sawah.
Belanda hentikan Kayin dengan jalan menjebaknya.
Mandor kampung Mauk teman lama Kayin mengundang ke rumahnya untuk makan siang. Rumah ini masih ada dan terpelihara, tapi kosong. Saya pernah singgahi.
Kayin datang bersama empat kawannya. Begitu hidangan terhidang di ruang dalam, tuan dan nyonya rumah permisi keluar sebentar. Tak lama masuk pasukan Belanda memberondong Kayin dan kawan2. Mereka tewas seketika.
Kemudian anak buah Kayin di sejumlah tempat seperti di Bambu Larangan ditangkapi (photo atas).
Tidak ada lagi yang kenal Kayin. Ia tidak melegenda. Malah yang pop Ayub Teluk Naga. Padahal fiksi. Ia tokoh komik. Adalagi Jampang tokoh crime 1918. Lalu Mat Item pemberontak yang ditembak mati Letnan Suhanda dari pasukan Kala Hitam pada tahun 1949. (*)