Kemenkes Diminta Mitigasi Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
Jakarta, FNN - DPP Partai NasDem meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mitigasi secara komprehensif kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak.
Ini kasus sudah luar biasa. Mitigasi mutlak perlu agar mendapatkan solusi yang tepat," kata Ketua DPP Partai NasDem Bidang Perempuan dan Anak Amelia Anggraini dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Sampai saat ini, kata dia, data Kemenkes menyebutkan 241 anak terkena gagal ginjal akut misterius, sebanyak 133 di antaranya meninggal dunia dan ada kemungkinan potensinya bertambah.
Oleh karena itu, perlu mitigasi dengan menyisir seluruh fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia untuk mendapatkan data anak penderita gagal ginjal akut yang akurat, mendeteksi sumber masalah penyebab gagal ginjal selain dari obat sirop, penanganan anak-anak yang sedang berjuang sembuh, hingga pembenahan tata kelola farmakologi dalam negeri.
Anggota DPR periode 2014—2019 ini menyebutkan hingga saat ini sebanyak 22 provinsi yang positif dengan kasus anak gagal ginjal akut. "Ini berarti bukan hanya di wilayah yang sudah terlapor, melainkan juga penambahan berpotensi terjadi di daerah lain yang kini masih nol kasus. Kita harus waspada pada semua kondisi. Angka yang sekarang belum final," papar Amelia.
Oleh sebab itu, kata dia, Kemenkes harus menyisir setiap fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia, mulai dari puskesmas, klinik, hingga RSUD, bahkan kalau perlu melibatkan kader posyandu karena erat kaitannya dengan anak. "Hal ini perlu dilakukan agar datanya valid dan cepat tertangani," kata wanita yang biasa disapa Amel ini.
Tidak hanya itu, lanjut dia, Pemerintah harus memastikan pasien gagal ginjal akut yang masih berjuang untuk sembuh mendapatkan fasilitas memadai. Hal itu merujuk pada fakta di lapangan bahwa tidak semua wilayah, apalagi yang terpencil, siap menangani pasien gagal ginjal karena terbatasnya jumlah dokter spesialis dan peralatan.
Dalam kurun waktu beberapa bulan, kata Amel, anak dengan gagal ginjal ini meningkat. Kemenkes harus memastikan pasien dapat ditangani dengan baik, terutama kasusnya pada anak yang butuh perawatan ekstra.
Amel berharap Pemerintah bekerja cepat dari hulu dan hilirnya. Dari sisi hulunya, perlu adanya riset yang mendalam lagi penyebab gagal ginjal ini selain dari kandungan pada paracetamol sirop.
Menurut dia, risetnya harus komprehensif sampai ke akar-akar apakah kandungan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol sebagai variabel utama penyebab gagal ginjal atau ada faktor lainnya.
"Dengan kasus ini juga saya ingin bersuara bahwa penataan pharmacology obat dan makanan harus dibenahi. Obat dan makanan yang aman perlu dijamin oleh lembaga yang kapabel karena taruhannya nyawa," demikian Amel.(Sof/ANTARA)