Ketua DPD Serukan Borong Tiket Formula E untuk Melawan Aksi Boikot Sponsor BUMN

Jakarta, FNN – Ada upaya sistematis untuk mengacaukan penyelenggaraan Formula E Jakarta 2022. Dari boikot sponsor, pelarangan staf BUMN, dan mengacaukan sistem tiketing online.

Anggota DPD dan sekaligus Ketua Kelompok DPD di MPR, Tamsil Linrung merasa prihatin BUMN memboikot sponsor penyelenggaraan Formula E Jakarta 2022. Ia bahkan miris melihat Ketua Panitia hingga mengemis ke Menteri BUMN Erick Thohir, namun tak ada hasilnya.

“Ya memang itu menyedihkan karena Ketua Panitianya, Ahmad Sahroni sepertinya sangat mengemis untuk mendapatkan itu. Tidak hanya surat tapi juga menjumpai menteri BUMN, namun tetap nihil. Ini sangat berbeda dengan MotoGP di Mandalika yang mendapatkan sponsor  hingga Rp 3.8 Trilliun,” katanya kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal Hersubeno Point, Rabu, 01 Juni 2022.

Menurut Tamsil, Menteri BUMN sangat keterlaluan, sebab untuk sekadar memberi kesempatan kepada orang-orang BUMN supaya ikut membeli tiket menonton itu juga sama sekali tidak diizinkan.

Tak hanya itu, Tamsil juga mendengar ada upaya-upaya lain yang terjadi untuk dengan mengacaukan sistem IT tiketing, sehingga sulit dipesan.

“Sistemnya dikacaukan agar dalam penjualan tiket sepertinya habis terjual, sudah sold out, padahal ternyata sampai sekarang kita mendapat informasi panitianya belum sama sekali belum memperoleh pembayaran. Jadi, sistem online-nya diganggu. Kalau ada orang mau beli sudah tidak bisa lagi karena sudah sold out, padahal tiket masih tersedia. Ini saya kira ini bentuk yang sangat distriminatif dan kekanak-kanakan, tidak menunjukkan satu sikap kenegarawanan,” katanya.

Tamsil meyakini bahwa tindakan kekanak-kanakan ini bukan an sich Erick Thohir, tetapi memang Erick hanya menjalankan tugas, persis sama dengan Sandi yang sebenarnya bisa memberi fasilitas tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ada perlakuan sikap yang berlainan dengan apa yang terjadi di MotoGP.

Menurut Tamsil, gangguan terhadap penyelenggaraan Formula E diduga merupakan bagian dari upaya menjegal Anies yang terus dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak suka terhadap calon presiden terpopuler tersebut.

“Ini menunjukkan bahwa Anies, di mana-mana sepertinya menjadi harapan untuk Indonesia baru ke depan. Ini yang coba diganjal dengan berbagai cara,” paparnya.

Tamsil menunjukkan dukungan melimpah untuk Anies bisa terlihat saat acara Milad PKS  ke-20. Setiap kali ada yang menyampaikan sambutan, mereka menyebut nama Anies calon presiden dan gemuruh luar biasa dari yang hadir.

“Ini menunjukkan bahwa Anies ada penerimaan yang luar biasa dari masyarakat,” tegasnya.

Hal yang patut dicontoh adalah sikap Ketua DPD RI yang membantu total rintangan yang dihadapi Anies dalam penyelenggaraan Formula E.

“Di sinilah saya melihat kedewasaan La Nyalla yang luar biasa, Ketua DPD meskipun dia juga mau jadi presiden, tapi dia tetap mensuppor kegiatan yang dibuat oleh Pemda DKI, dengan menyerukan seluruh anggota DPD untuk ikut membantu mensukseskan acara ini, termasuk menonton, membeli karcis, bukan hanya anggotanya tetapi konsituen-konsituen dari setiap anggota diajak untuk menonton,” tegasnya.

Tamsil mencatat gangguan untuk acara Formula E Jakarta, nyatanya terbaca dengan fakta bahwa pembeli tiket sebagian besardari luar Jakarta.

“Kita mendengar sekarang peminat untuk menonton dan mensukseskan acara ini justru kebanyakan orang dari luar. Saya dengar karcisnya itu 60 persen pembelinya dari luar dan itu mungkin yang sudah diandalkan oleh panitia, betul-betul kebayar. Tetapi yang lain, yang sudah disebut sold out dan tidak ada tindak lanjutnya itu yang kita khawatirkan. Makannya kita dari DPD akan ikut mensuppor dan ikut menjadi penonton dan membeli karcis,” paparnya.

Pemboikotan acara ini menurut Tamsil sangat melelahkan karena sifatnya kekanak-kanakan. “Seharusnya semua menunjukkan diri dengan sikap kenegarawanan. Melalui even-even seperti ini tidak selayaknya kita pertontonkan sebuah sikap yang tidak produktif,” katanya.

Tamsil meyakini, jika acara ini sukses, yang mendapat apresiasi dari masyarakat juga presiden, akan tetapi mengapa dia tidak berpikir sejauh itu.

“Di luar orang mengertinya Presiden Indonesia siapa? Ini kesuksesan dia, tapi kok orang sepertinya terkesan tidak ingin ini sukses karena membawa nama yang lain. Padahal mestinya ini terutama sahabat saya ini Sandiaga saya akan bicara juga nanti, ini momentum bagi dia ini untuk meningkatkan parawisata. Dia seharusnya ada di garda terdepan memberikan dukungan, bukan saja karena dia pernah menjadi Wakil Gubernurnya Anies tetapi dia sekarang ini memegang suatu posisi yang bisa memanfaatkan momentum ini sehingga ini terbawa nama kementerian dia. Dan orang membaca, itu tidak mungkin Wapres yang lakukan. Lalu siapa? Semua orang tahu lah,” tegasnya.

Tamsil menyarankan, even-even seperti inilah yang seharusnya digunakan oleh pimpinan kita untuk menunjukkan kebersamaan kita.

“Saya kira ke depan kita memang perlu pemimpin yang bisa membuat bangsa ini segera melakukan reunifikasi sehingga tidak ada lagi pembelahan-pembelahan seperti ini,” paparnya.

Tamsil sepakat dengan sentilan Menkoplhukam Mahfud MD yang menyatakan bahwa saat ini perlu pemimpin yang kuat, strong leadership.  

“Kita perlu strong leadership dan yang bisa memberikan keteladanan karena salah satu yang lemah dari kita ini adalah keteladanan-keteladanan. Kita berharap tidak ada lagi pembelahan. Kita harus bisa membangun narasi-narasi positif dalam kehidupan berbangsa ini,” paparnya.

Yang paling ideal menurut Tamsil, pimpinan harus kuat dan bisa memberikan keteladanan, bisa tampil ke depan untuk mengakhiri langkah-langkah seperti ini.

“Tidak hanya berbicara tetapi langsung memberi contoh serta kebijakan-kebijakan yang riil, yang tidak hanya lips service belaka,” pungkasnya. (ida, sws)

410

Related Post