Langgar Kampung Jawa
Oleh Ridwan Saidi - Budayawan
SETELAH serangan terhadap Kalapa dari gerombolan tak dikenal pada tahun 1540, walau kerusuhan dengan pembakaran Pasar Pisang di Jalan Kunir dapat diatasi, Syahbandar Kalapa ke Sumedang menemui Prabu Geusan Ulun.
Syahbandar Wa Item bermaksud minta bantuan Prabu agar dapat kontak dengan Sultan Mataram agar sudi pasukan Mataram memperkuat pertahanan Kalapa.
Ternyata Mataram bersedia.
Pasukan Mataram ditempatkan di sebuah areal di balik bukit Tambora. Nama tempat satu-satunya yang ada di situ Pekancilan, kemudian Gg Kancil, jalan tembus di celah2 bukit menuju Pasar Pagi.
Tempat ini kemudian dikenal sebagai Kampung Jawa. Ini tempat sekitar pelabuhan Kalapa yang merujuk etnik lokal Jawa. Etnik lokal lain yang menjadi toponim di sekitar labuhan Kalapa: Banda, Maluku, di samping tentu native Betawi.
Kampung-kampung merujuk nama asal migran dan etnik:
1. Yapat Embrat: Moro dan Amrat Oman
2. Beos, hunian orang Bey, Turki
3. Tana Mera, orang Maya
4. Brok, atau Berok, hunian orang Bir, Turki.
5. Kampung Asem, hunian orang Achem, Aljazair.
6. Pekojan, hunian orang Koja, Malabar, India.
7. Majakatera, Daleman di Kota Inten, dan Kapuk Muara hunian native Betawi
8. Roa Malaka, hunian Melayu Malaka.
9. Sionka, dibaca Siongka, hunian orang Arya penganut Zion.
10. Macao Po, hunian orang Portugis dari Macao.
11. Kampung Bandan, hunian orang Banda. Bandan dan Banda soal logat.
12. Kampung Jawa hunian tentara Mataram dan keluarga.
Pemukiman etnik lokal hanya Jawa dan Banda sampai dengan abad XVII M, selain native Betawi, tentunya. (*)