Pasca-Larangan Ekspor CPO, Jokowi Kesepian
Jakarta, FNN – Buntut kebijakan baru Presiden Joko Widodo dalam mengatasi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, berbagai pendapat, pro dan kontra terus berlanjut. Dari ribuan petani sawit yang menjerit, harga minyak goreng yang masih mencekik, hingga baku sindir di internal kabinet.
Pengamat politik Rocky Gerung menilai kebijakan larangan CPO ini malah menunjukkan adanya gesekan di lingkup kabinet Jokowi yang tak bisa ditutup-tutupi lagi.
"Saya kira ini adalah faktor kemarahan Presiden terhadap kelakuan menteri-menterinya yang mbalelo," kata Rocky.
Namun menurutnya, ketimbang memutuskan larangan ekspor CPO, seharusnya Jokowi bisa menegur para menterinya yang publik bisa membacanya sebagai adu kekuatan dengan anak buahnya.
Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menyoroti soal ekspresi Jokowi saat mengumumkan kebijakan larangan ekspor CPO. Rocky menyebut Jokowi sedang di fase kesepian lantaran tidak ada lagi pendamping di Istana.
"Kelihatan dia kesepian aja di Istana. Dia nggak tahu mau ngapain tuh. Bagian yang kemudian keluar adalah semacam kemarahan. Jadi orang marah karena dia putus asa. Jadi yang terlihat sebetulnya keputusasaan, bukan kemarahan," kata Rocky kepada wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (29/4/2022).
Keputusasaan itu kata Rocky berkaitan dengan komunikasi di Istana yang sedang terguncang, seperti misalnya hubungan Jokowi dengan Menko Marives Luhut Binsar Pandjaitan dan Menko Polhukam Mahfud MD.
"Dia tahu Pak Luhut nggak bisa lagi jadi andalan dia, karena jadi sasaran tembak semua orang yang nggak menginginkan politik itu diintervensi oleh LBP. Jadi Pak Luhut sendiri udah kehilangan kemampuan untuk meyakinkan Pak Jokowi bahwa dia masih bisa beri nasehat terhadap keadaan politik.," tutur Rocky.
"Demikian juga Pak Mahfud yang akhirnya kemarin menyerah juga tuh, dan membocorkan sedikit kekacauan di Istana. Sehingga ya Pak Jokowi kehabisan pendamping," pungkas Rocky. (ida, sws)