Perang Sultan Agung Paling Terencana
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
NARASI sejarah perang Sultan Agung 1628-1629 selama ini tanpa penjelasan casus belli, alasan perang, tanpa score siapa menang siapa kalah, tanpa durasi bulan, cuma time frame 1628-1629.
Titik berat narasi pada perjalanan pasukan Sultan Agung ke Batavia yang mampir dulu di Karawang bertani demi persiapan ligistik, tanpa pula penjelasan lumbung padi diletak di mana, atau mobil.
Casus belli menurut de Haan dalam Oud Batavia, VOC mengusir tentara Mataram pada tahun 1623, padahal kehadiran tentara Mataram sudah sejak 1550 atas permintaan Syahbandar Wa Item untuk membantu keamanan labuhan Kalapa.
Sultan Agung mempersiapkan perang lima tahun terutama logistik.
Dipastikan bantuan dari zona economi Semarang karena Mataram juga berjaga di situ sejak tahun 1550.
Mataram ke Batavia dengan kapal karena mereka membawa pasukan gajah.
Menurut VOC pasukan Sultan Agung tiba di Batavia Agustus 1628. Ini untuk koordinasi dengan pasukan Betawi yang sejak tahun 1610 sudah nenggunakan senapan, re: van der Zee.
Basecamp tentara Mataram yang dipimpin Sura Agul Agul di Kampung Jawa, seberang Harco sekarang, yang terlindung bukit Tambora di utaranya.
Posisi VOC tak menguntungkan. Markas mereka sejak 1619 di pulo Kapal (Onrust). Pasukan VOC nge-kost di loji Gedong Adem (meseum Bahari) dan loji Jl Pakin. Orang Belanda tinggal di binnenstad Jalan Kunir.
Jalannya Perang, lihat lithografi di atas.
1 Januari 1629 Masyarakat VOC dan pasukan rayakan tahun baru di Beos (SKA Kota) diserang tentara Mataram dengan pasukan gajah. Belanda ancur.
Diduga pada bulan Januari 1629 juga Markas tentara VOC di Jl Pakin dibakar. Ratusan Belanda mati. Bekas2 masih ada.
Paling lambat Februari 1629 tentara Mataram tinggalkan Batavia. Sekitar enam bulan saja. Logistik terjangkau karena bantuan orang Betawi yang berhuni di sekitar Kampung Jawa.
Ini perang untuk kasih pelajaran pada Belanda agar mereka tidak onbeschof, kurang ajar.(*)