Perubahan Akan Terjadi dalam Waktu Dekat, Inilah 8 Rekomendasi Kongres Umat Islam Jabar
Jakarta, FNN - Kongres Umat Islam Jawa Barat (Jabar) berakhir sesuai jadwal. Kongres yang berlangsung selama dua hari pada Jumat-Sabtu (18-19 November 2022) telah sampai pada puncaknya dan ditutup dengan pidato kebangsaan yang disampaikan oleh Jend. TNI (Purn) Gatot Nurmantyo.
Selain Gatot, juga dihadirkan pembicara lain yang memberikan sambutan dan menyampaikan materi singkatnya. Salah satunya adalah KH Deden Abdul Hakim, tuan rumah yang menyampaikan bahwa Islam adalah rahmatan lil alamin (rahmat bagi alam semesta).
Sambutan Deden disambung oleh Bachtiar Chamsyah yang menyampaikan bahwa keinginan bersama yang hendak dicapai adalah patuhnya umat pada ulama, bersatunya umat denga ulama untuk membawa perubahan.
"Bukan tak mungkin perubahan akan berlangsung dalam waktu cepat," ucap Menteri sosial era Presiden SBY itu.
Masuk pada acara inti, yaitu pembacaan rekomendasi hasil Kongres Umat Islam Jawa Barat yang bertema "Ulama dan Umaro Menatap Masa Depan Indonesia dengan Satu Misi, Satu Kata, dan Satu Tindakan" disampaikan oleh KH Cecep Abdul Halim, sebagai berikut:
1. Ulama dan umat Islam bersepakat untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman yang merongrong dan menghancurkan persatuan dan kesatuan negara dan bangsa Indonesia sampai titik darah penghabisan;
2. Kepada seluruh komponen bangsa untuk tetap memelihara sikap dan tindakan mulia para alim ulama demi masa depan Indonesia;
3. Umat Islam bersama komponen bangsa untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa, serta menyelamatkan dari keterpurukan dan kehancuran;
4. Kepada para pimpinan ormas-ormas Islam mengajak untuk bersama-sama mempersiapkan agenda strategis dalam mobilitas sosial, budaya, pendidikan, ekonomi, maupun politik alternatif dan konstruktif dalam menyongsong peradaban baru NKRI secara proaktif sehingga mampu menentukan arah pembangunan, menghadirkan keadilan sosial, mengelola sumber daya alam demi kemakmuran dan kelestarian alam, dan mewujudkan kedaulatan serta kesejahteraan bangsa;
5. Semakin merekatkan sendi-sendi kehidupan sosial dan politik keumatan dan kebangsaan melalui penguatan daya tahan diri dari pengaruh potensi konflik yang semakin meningkat intensitasnya;
6. Berikhtiar dengan sungguh-sungguh dalam menyiapkan generasi terbaik untuk merancang masa depan strategis demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia;
7. Mengajak seluruh komponen anak bangsa untuk turut serta aktif dalam menyosialisasikan pentingnya kesatuan dan persatuan antara ulama dan umat;
8. Mengimbau seluruh umat agar senantiasa berkhidmat dan bertindak sesuai dengan arahan, bimbingan, maupun contoh ulama dalam menyikapi dan menghadapi situasi kondisi yang penuh ketidakpastian.
Kongres Umat Islam Jabar dikejutkan dengan kehadiran tokoh Papua, Natalius Pigai. Ia mengaku bersyukur atas kesempatan yang diberikan padanya dalam upaya persatuan umat untuk membawa perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
Pigai menjelaskan kondisi Indonesia yang tengah terpuruk yang disebabkan oleh bobroknya pemerintahan. Dia mengatakan bahwa Republik Indonesia saat ini seperti penjara besar. Dan mengumpamakan kondisi Indonesia saat ini seperti ikan dalam akuarium. Yang mana masyarakat menjadi ikan yang dapat dilihat dan terkurung, sekaligus juga melihat kebobrokan pemerintah.
Sebagai pembicara terakhir, Gatot mengingatkan perjuangan ulama dalam peran kemerdekaan dan persatuan.
"Saya minta pada ulama, untuk mempersatukan umat karena menyatukan umat adalah perintah Allah seperti perintah salat," ujar Gatot.
Gatot pun menjadikan ulama sebagai bengkel jiwa, yang mana ulama menjadi tempat untuk belajar dan meminta nasehat untuk kebaikan.
Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh abuya KH Muhammad Muhyiddin Abdul Qodir Al Manafi. (rac)