Presiden Jokowi Tinjau Formula-E di Ancol, Rocky Gerung: Sinyal Anies Sedang Bikin Aliansi Baru
Jakarta, FNN - Presiden Joko Widodo bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau Sirkuit Formula-E, di Ancol.
Pertemuan kedua tokoh tersebut langsung menjadi sorotan.
Pasalnya, selama ini rencana pelaksanaan Formula-E di Jakarta menuai kritikan dari partai oposisi pemerintah, PDIP dan PSI.
Akan tetapi, Jokowi selaku Presiden yang diusung PDIP justru datang ke Ancol untuk meninjau persiapan sirkuit Formula-E, Selasa (26/4/2022).
Apalagi, kedatangan Jokowi ke Ancol didampingi Anies Baswedan, foto-foto keduanya pun beredar di media sosial dengan keterangan 'jangan ada buzzer di antara kita'.
Menurut pengamat politik Rocky Gerung, dengan kunjungan tersebut, Jokowi sendiri bisa memberikan sinyal kepada PDIP yang sebenarnya dicurigai ada di balik kasus minyak goreng ini.
"Jadi Jokowi memberi sinyal sangat mungkin dia membuat aliansi baru bersama Anies dan para pendukungnya," kata Rocky kepada wartawan senior FNN, Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 26 April 2022.
Tak hanya itu, dari segi internasional ini juga sangat menguntungkan Jokowi terutama menjelang pertemuan G20 yang akan berlangsung di Bali November 2022 mendatang.
Berbeda dengan balapan sirkuit Mandalika, Formula-E yang disorot masalah ramah lingkungan.
Indonesia selama ini banyak disoroti karena banyak diforestasi dan kerusakan lingkungan.
Menurut Rocky Gerung, sebenarnya kalau mau diteruskan ada satu momen lagi yang bisa dimanfaatkan oleh Jokowi dan itu dipastikan akan jadi sorotan dunia internasional.
“Ini sebuah sirkuit milik Persija yang dulu pernah dijanjikan oleh Jokowi maupun Ahok akan dibangun saat mereka menjadi gubernur DKI,” katanya.
"Mungkin waktu gambar itu muncul, 7 dari 10 buzzer itu bunuh diri tuh karena menganggap 'kurang ajar pak Jokowi, kita lagi hajar Anies kok tiba-tiba beliau datang'," kata Rocky.
Rocky menyebut bahwa foto-foto kebersamaan Jokowi dan Anies Baswedan itu membuktikan bahwa sebenarnya Presiden-lah yang membutuhkan Gubernur Jakarta tersebut, bukan sebaliknya.
"Kan yang kemarin itu fotonya harus dibaca bahwa yang perlu Anies itu akhirnya pak Jokowi, bukan Anies yang perlu pak Jokowi," kata ahli filsafat dari UI tersebut.
Selain itu, dia juga menghubungkan pertemuan dua orang tersebut dengan kondisi psikopolitik Jokowi.
"Dan kalau kita hubungkan dengan kondisi psikopolitik Pak Jokowi, tentu pak Jokowi mulai paham bahwa dia nggak mungkin lagi diasuh oleh PDIP, dia tidak bakal diterima oleh kekuatan politik Islam, maka dia cari semacam tempat persembunyian sementara," ujar Rocky Gerung.
Menurutnya, Anies Baswedan merupakan sosok yang tepat yang dibutuhkan oleh Jokowi, karena memiliki kriteria-kriteria yang dicari Presiden.
"Anies adalah kombinasi pikiran konseptual, kalangan kelas menengah, dan politik Islam," ucap Rocky Gerung.
"Di dalam diri Anies ada identitas Islam, tentu pak Jokowi menghitung itu. Di dalam diri Anies ada identitas politik luar negeri karena Anies dianggap proxy sementara politik Amerika tuh," tuturnya menambahkan.
Oleh karena itu, Rocky Gerung mengatakan bahwa sebenarnya yang mencari perlindungan adalah Jokowi terhadap Anies Baswedan, bukan sebaliknya.
"Jadi Pak Jokowi sebetulnya yang cari perlindungan pada Anies, bukan Anies cari perlindungan pak Jokowi. Saya bacanya begitu," katanya.
"Karena keadaan itu, maka orang tafsirkan 'Wah pak Jokowi artinya butuh pendamping untuk menyelamatkan dia kalau terjadi krisis politik'," ujar Rocky. (sof, sws)