Rektor ITK Lecehkan Mahasiswi, Rocky Gerung: Kalau Guru Besar Otaknya Kecil, Ya Begini Jadinya

Jakarta, FNN – Postingan rasis Rektor Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Prof Budi Santoso Purwokartiko di media sosial terus mendapat kecaman dari berbagai pihak. Budi menjustifikasi mahasiswi berhijab sebagai manusia gurun. Rektor ITK dalam opininya, tak suka mahasiswa yang mengucap Insya Allah, Barakallah.

Menanggapi hal itu pengamat politik Rocky Gerung melontarkan kritik tajam dan menohok. “Jadi kalau guru besar otaknya kecil ,ya begini jadinya,” katanya kepada wartawan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Ahad, 01 Mei 2022.

Hal-hal seperti ini, kata Rocky akhirnya mengukur orang pada kematangan etiknya, bukan kematangan intelektual. Kematangan intelektual itu bisa diolah dengan fasilitas yang tersedia di kampus. Tetapi, seseorang yang ada pada kedudukan guru besar, itu artinya master dalam semua hal.  Kalau kita bisa mastering etiknya dia itu, itu dasar pertama lolos menyandang guru besar.

 Rocky menilai Budi Santoso sebagai orang yang tidak mengerti sejarah. Ia mengingatkan bahwa seluruh pendiri bangsa ini adalah  pernah mendemo, bahkan tokoh-tokoh bangsa yang belajar di Belanda mendemo ke pemuda parlemen Belanda supaya Indonesia jangan dijadikan daerah penguasaan, daerah kolonial.

“Jadi demonstrasi itu bahkan adalah hak seorang intelektual. Demonstrasi itu dijamin oleh konstitusi. Jadi kalau dia melecehkan mahasiswa, ini profesor atau kompresor?,” tanyanya. 

Rocky menegaskan, akhirnya publik ingin tahu sebetulnya orang ini apa? ‘Kalau dibilang ya, tapi keluarga saya begini.’ Hal itu menurut Rocky sama seperti kalau ada orang kepergok oleh tetangganya memanjat pohon duren, lalu orang itu bilang enggak kok, saya nggak ambil duren. Saya cuma mau ambil daunnya doang untuk direbus. “Alibinya terlalu dangkal,” katanya.

Rocky lantas mencoba menterjemahkan makna dari nama Budi dan Santoso. Menurutnya Budi Santoso Purwokartiko, itu gabungan antara dua nama yang sebetulnya impact-nya buruk, tidak mampu mengakibatkan sentosa.

“Budi Santosa, dua nama yang seharusnya mulia, berbudi dan santosa.  Budi itu adalah bagian dari kesadaran etis, santoso adalah keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang mulia. Jadi ini dua hal yang sebetulnya melekat pada beliau. Tetapi, saya selalu menganggap bahwa kecerdasan itu tidak datang dari ijazah seseorang,” paparnya.

Menurtu Rocky seseorang bisa saja namanya Profesor tetapi pengetahuan tentang kesadaran diri, tidak dicerminkan oleh gelar-gelar yang sepanjang itu. Apalagi ini menyangkut masa depan orang lain yang seharusnya enggak boleh dibocorkan.

Jika hal semacam ini dibiarkan, Rocky khawatir akan terjadi penipuan bahasa tubuh saat mereka akan berhadapan dengan Sang Profesor. Untuk wawancara sebelum masuk ruangannya, dia buka jilbabnya supaya dapet point  lebih tinggi.

“Itu namnya menyogok. Jadi karena sudah past even, ada semacam yurisprudensi bahwa supaya dapat angka tinggi, jangan pakai jilbab. Jadi hukumnya terbentuk semacam itu. Itu pentingnya beliau itu mempertanggungjawabkan dan paling bagus dia mengundurkan diri ini juga soal yang paling paling standar dalam moral,” pesannya.

Kalau dipandang dalam melakukan hal yang lebih buruk itu, secara etis sudah pasti buruk karena membocorkan orang yang dia favoritiskan karena favoritisme itu.

“Jadi hal-hal begitu jadi panduan juga buat para guru besar atau pejabat-pejabat utama untuk jangan memanfaatkan kedudukannya untuk separuh menjilat pada kekuasaan karena masih ada Kadrun maka Kadrunnya dilecehkan,” paparnya.

Sebetulnya dari awal Rocky Rerung sudah tahu bahwa lembaga yang didesain untuk menguji otak orang itu, bukan untuk menguji busana orang.

“Kan lain lagi itu.  LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) itu kan dibikin dari zaman SBY, itu dimaksudkan untuk meneliti siapa yang mampu berpikir dia dikasih beasiswa. Siapa yang tidak mampu secara ekonomi tetapi punya moral yang baik untuk menghasilkan ilmu pengetahuan maka dikasih beasiswa. Ini ukurannya adalah soal-soal intelek dan soal-soal keadaan sosial, bukan soal-soal busana yang kemudian dikaitkan dengan agama itu,” papar Rocky.

Itu bahayanya kalau pengetahuan tidak didasarkan pada kematangan batin, hanya didasarkan pada capaian-capaian teknis. “Ijazah itu hanya menunjukkan Anda pernah sekolah, bukan Anda pernah berpikir. Itu intinya,” katanya.

Apa yang dilakukan Budi Santoso, kata Rocky adalah sebuah arogansi yang nyata. Seorang Profesor, seharusnya betul-betul paham tentang etis di dalam Ilmu pengetahuan.  

“Itu namanya kompresor. Kalau kompresor itu berisiknya doang. Isinya cuma angin. Kalau kepala kan isinya pikiran. Ini aliran angin kalau kompresor,” pungkasnya. (ida, sws)

438

Related Post