Rocky Gerung: Begitu Musyawarah Rakyat Meledak, Orang Langsung Paham Jokowi Tidak Ingin Tinggal Gelanggang
Jakarta, FNN – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu penolakan masif dari masyarakat. Penolakan ini didasarkan pada kebijakan pemerintah yang menyengsarakan masyarakat.
Dalam perbincangannya dengan wartawan senior FNN Hersubeno Arief, Rocky Gerung menjelaskan adanya dampak dari kaitan antara faktor-faktor sosiologis yang bertemu dan menciptakan crossfire antara legitimasi yang turun dan ambisi yang naik.
“Ketika faktor-faktor sosiologis bertemu maka terjadi crossfire antara legitimasi yang turun tetapi ambisi yang naik; antara ekonomi yang berantakan tetapi pameran infrastruktur jalan terus, terutama proyek-proyek mercusuar,” ujar Rocky melalui kanal Youtube Rocky Gerung Official pada Senin (12/09/22).
Pengamat politik tersebut menghubungkan berbagai faktor yang menyebabkan negara atau pemerintahan berantakan. Menurutnya, faktor tersebut tertutupi oleh ambisi kabinet dalam menentukan penerus Joko Widodo. Hal ini yang kemudian memunculkan tindakan mengasuh dalam politik, seperti yang dilakukan Jokowi dalam musyawarah rakyat (Musra).
Rocky menyatakan sejak musyawarah rakyat menjadi isu nasional, masyarakat langsung paham tujuan Jokowi yang tidak ingin tinggal gelanggang dan menitipkan proyeknya pada penerus selanjutnya.
"Kan pemilu itu nggak boleh ada asuh mengasuh. Biarin saja publik menentukan. Tetapi, begitu musyawarah rakyat meledak menjadi isu nasional, orang langsung paham bahwa Pak Jokowi tidak ingin tinggal gelanggang. Paling nggak dia mau titipkan seluruh proyek itu pada seseorang," ucap Rocky dalam video yang berjudul "Pekan Ini Demo Besar Tolak BBM Naik. Jutaan Orang Turun ke Jalan".
Menurut Rocky, Jokowi menghimpun kekuatannya sendiri dengan mengatasnamakan rakyat, sehingga diselenggarakan musyawarah rakyat tersebut. Hal ini membuat masyarakat berpikir Jokowi terkesan ambisius dan arogan terhadap kekuasaan yang dipegangnya.
Naiknya harga BBM dibarengi dengan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan mendatangkan spekulasi masyarakat terhadap sistem pemerintahan di Indonesia. Di tengah konomi global yang sedang terjadi dan berbagai persoalan dalam negeri, masyarakat menilai pemerintah tidak becus dalam memberi harapan pada publik.
"Ini soalnya karena situasi sudah mengubah keadaan. Jadi orang sekarang melihat bahwa ini pemerintah memang nggak becus dan nggak mampu untuk memberi harapan pada publik," ungkap Rocky Gerung. (Ida, oct)