Sebanyak 2.748 Jemaah Haji Bergerak ke Mekah
Madinah, FNN --- Setelah menjalani ibadah di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawarah, sebanyak 2.748 jemaah haji Indonesia bergerak menggunakan bis ke Mekah untuk melaksanakan Umroh Wajib, dengan miqot di Bir Ali.
Menurut laporan Wartawan Senior FNN, M Juhri, Sabtu (11/6/2022) dari Madinah, Jemaah Haji Indonesia yang bergerak ke Mekah ini adalah calon haji yang terbang ke Tanah Suci pada Sabtu, 4 Juni 2022 dari 5 embarkasi kloter pertama. Lima embarkasi tersebut adalah embarkasi Padang, Solo, Surabaya, Jakarta-Pondok Gede dan Jakarta-Bekasi.
Sementara itu Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang bertugas di Daerah Kerja (Daker) Makkah hari ini sudah berada di pos layanan masing-masing, baik di daker maupun sektor.
Mereka bersiap untuk menyambut kedatangan jemaah haji Indonesia yang akan diberangkatkan dari Madinah.
Wakil Ketua PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam, sebagaimana ditulis dalam laman resmi Kemenag RI, mengatakan bahwa Daker Makkah akan mulai menerima kedatangan jemaah haji pada 12 Juni 2022, tepatnya jelang tengah malam. Ada dua kloter yang akan tiba perdana pada hari itu, yaitu Kloter Pertama Embarkasi Solo (SOC 1) dan Embarkasi Jakarta – Pondok Gede (JKG 1).
Menurut Nasrullah, kedua kloter ini diberangkatkan dari Madinah pada Senin sore, setelah menyelesaikan ibadah Arbain (salat berjamaah di Masjid Nabawi dalam 40 waktu) dan rangkaian ziarah beberapa tempat bersejarah di Kota Nabi.
“Kami di Makkah sudah rapat dengan Kadaker, para Kepala Bidang, Kepala Sektor, dan Kepala Seksi untuk memeprsiapkan kedatangan jemaah, terutama kesiapan layanan akomodasi, transportasi bus shalawat, dan katering,” terang Nasrullah yang juga Konsul Haji KJRI Jeddah di Makkah, Jumat (10/6/2022) malam.
Sampai sekarang, teman-teman di Daker dan Sektor masih berkoordinasi untuk melakukan pengecekan akhir terkait kesiapan, terutama pada sektor yang akan kedatangan jemaah terlebih dahulu,” sambungnya.
Persiapan hotel misalnya, kata Nasrullah, para petugas akan memastikan bahwa sebelum jemaah datang, semuanya sudah dalam keadaan siap huni. Fasilitas lift berjalan dengan baik, tempat bersih, kasur juga siap pakai, air tersedia, termasuk penerangan dan lainnya harus dipastikan sudah siap. Terkait transportasi, kita sudah cek ke perusahaan penyedia layanan Bus Shalawat untuk memastikan mereka betul-betul siap dan stand by ketika jemaah datang.
“Layanan katering sangat krusial. Sebab, jemaah tahun ini mendapatkan tiga kali makan dan persoalan ini bukan sederhana. Petugas harus memastiakan penyedia layanan dapat menyajikan katering dalam jumlah besar dan terdisribusi dalam waktu yang tepat, di waktu pagi, siang, dan malam,” tandasnya. (TG)