Seharusnya Bu Mega Tampar Jokowi, Bukan Salahkan Rakyat Pakai Migor
Oleh Asyari Uaman, Jurnalis Senior FNN
KETUM PDIP Bu Megawati bilang, kenapalah emak-emak itu antre segitunya untuk dapatkan minyak goreng? Apakah mereka itu menggoreng tiap hari ya? Kan bisa merebus atau mengukus saja?
Nah, kelihatan lagi cara seenaknya para elit merespon situasi yang sedang menyulitkan rakyat. Reaksi yang lagi-lagi menyalahkan rakyat ketika para penguasa bandit bertindak sesuka hati.
Haruskah kita katakan lagi: “Yah, Bu Mega memang begitu”.
Reaksi “rebus saja”, “apakah tiap hari menggoreng”, dlsb, memang ada benarnya di satu pojok kecil dari gambar besar persoalan kelangkaan migor. Tapi, Bu Mega menepikan subatansi kelangkaan komoditas penting ini.
Pertama, Bu Mega perlu lebih sering keliling sendirian ke lorong-lorong negeri. Tutup wajah Bu Mega supaya tidak dikenal orang. Jangan pakai pengawal berseragam. Kalau bisa, pakai angkot saja.
Lihat bagaimana emak-emak itu cari makan. Banyak yang jualan gorengan seadanya. Minyak goreng adalah bahan pokok yang teramat penting bagi para pedagang asongan itu.
Menu makanan? Iya, memang bisa diresbus. Tapi, wahai Bu Mega yang selalu mengaku berjuang untuk ‘wong cilik’, Anda itu tidak paham atau terbiasa menyalahkan rakyat terus?
Anda tidak mengerti bahwa bagi keluarga muda, yang baru berusia 25-45 tahun, dengan anak yang masih remaja, menu bergoreng itu tak terelakkan. Kalau usia lanjut memanglah cenderung menghindari makanan yang digoreng.
Kedua, mengapa cara Anda melihat kelangkaan migor itu dari sudut penggunaannya? Bukan dari sudut manajemen bobrok petugas partai Anda?
Seharuanya Anda sorot kebusukan pemerintah di balik penghilangan migor itu. Kenapa bisa langka? Ada permain atau tidak? Ada mafia atau tidak? Siapa saja yang meraup keuntungan dari bisnis migor dan CPO? Siapa yang melakukan perbuatan licik dengan menghilangkan migor dari pasar?
Seharuanya Anda tampar Presiden Jokowi karena kelangkaan migor merenggut nyawa manusia. Bukan mengkritik cara ibu-ibu memasak meskipun ada benarnya. Sebab, kelangkaan migor patut diduga sebagai rekayasa para penguasa untuk mencari uang besar karena kas pemerintah terancam.
Anda kan punya banyak tangan untuk mengorek informasi. Mudah bagi Anda untuk mengetahui kejahatan dalam penghilangan migor itu, Bu. Anda kan punya akses ke semua lini pemerintahan. Mengapa bukan pengusutan yang Anda lakukan?
Apakah Bu Mega tak tahu berapa ratus triliun rakyat dipalak dari drama kelangkaan migor?
Rakyat dipalak? Yes, Bu! Dirampok dari kantong rakyat yang hari ini harus beli migor curah 20,000 perak seliter meskipun HET-nya 14,000.
Rampok-merampok ini yang seharusnya Anda soroti. Kenapa cara memasak digoreng atau direbus yang diangkat? Bukan itu isu sentralnya, Bu.
Di seluruh dunia orang lebih banyak mengkonsumsi menu bergoreng kok. Kenapa ini yang Anda risaukan?
Itu, suruh Puan panggil menteri-menteri yang urus sawit, CPO, migor, biodisel, dll. Panggil juga para raja sawit yang rakus-rakus itu. Giling mereka di DPR. Perintahkan fraksi PDIP untuk mencacar mereka sampai keringat dingin.
Begitu dulu ya Bu Mega. Mudah-mudahan besok-lusa tidak asal omong lagi.[]