Sejarah Salemba
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
SALEMBA hunian muslim. Raffles mencari kitab-kitab lama di sini. Termasuk kitab yang ditulis Layt Abu Nashr bin Ibrahim yang wafat 983 M di Kapuk Muara, Jakarta. Di Salemba ini
Belanda kemudian dirikan pabrik madat, kampung muslim. Salemba pun bubar.
Di jaman pendudukan Belanda tahun 1946, gedung pada photo di atas menjadi kampus Universiteit van Indonesie. Setelah pengakuan kedaulatan menjadi Universitas Indonesia.
Salemba daerah bersejarah. Salemba metatesis Selamba. Non muslim di jaman itu sebut orang Islam: selam, ba itu hunian.
Pada tahun 1813 terjadi perang Inggris vs Perancis di sepanjang Salemba- Matraman-Mester. Perang dimenangkan Perancis.
Ketika Universiteit van Indonesie oleh pemerintah pendudukan Belanda dibuka 1946, sebenarnya Salemba daerah panas. Banyak pos Republik di sekitarnya. Di Senen markas Barisan Keamanan Rakyat pimpinan Imam Syafi'i atau Bang Pi'i. Di Cikini ada Bir Ali, basis pertahanan Paseban di mesjid Paseban dipimpin mu'alim Thabrani.
Ketika pemerintah RI yang berkedudukan di Jogya mendirikan Perguruan Tinggi Gajah Mada tahun 1946, berduyun-duyun calon mahasiswa dari Jakarta dan Bandung ke Jogya.
Saya masuk UI tahun 1963 setelah menyanyikan lagu: Gaudeamus igutur juvenes dum sumus.
Tinggal ini yang tersisa dari konsep perpeloncoan Universiteit van Indonesie. Semua konsep disikat Orde Lama.
Saya mengambil FH-IPK. Suasana antar fakultas akrab. Tampilan guru-guru besar besahaja. Apalagi Prof Slamet Iman Santoso, ia berspeda. Pengajar antropologi dari Rusia namanya Ina Slamet. Prof Hazairin juga sederhana.
Tidak mudah melupakan campus life begitu saja. (*)