Tiket Sekali Jalan

Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI

Bukan bergantung  dukungan dana dan pengaruh oligarki.

Juga bukan melulu kompromi dengan pimpinan partai politik dan para penguasa negeri.

Meski menyusuri jalan berduri dan sepi, tak gentar merasa nyeri memperjuangkan aspirasi dan hati nurani.

Tetap semangat menjaga harga diri, setia dan taat pada konstitusi.

Setiap langkah hendaknya dituntun oleh semata-mata karena pengabdian.

Membangun impian  perubahan dengan kesadaran kebangsaan.

Menghantarkan rakyat pada cita-cita kemakmuran.

Mewujudkan harapan  semua warga negara, agar bisa merasakan keadilan. 

Anies Baswedan kini menghadapi   dilema demokrasi, beradaptasi atau teguh pada yang hakiki.

Mengikuti suara hati atau terjebak pada konspirasi berujung korupsi dan kolusi.

Mengambil pilihan sikap konsisten menjadi pemimpin dan negarawan sejati.

Mengembalikan situasi dan kondisi sesuai cita-cita proklamasi, demi keselamatan dan kedaulatan NKRI.

Anies Baswedan mampukah menghidupkan keharmonisan dan keselarasan, mengandalkan pencitraan atau berkeringat membangun kesadaran dan pencerahan.

Dapat menjangkau semua kalangan, membuka pintu-pintu  elit kekuasaan namun tak abai menyelami suasana kerakyatan.

Bersabar  menerima dan merawat  mandat,  juga resiko  kekuasaan.

Satu tiket sekali jalan, didapat cuma-cuma  dari kepercayaan rakyat dan  menjadi kehendak Tuhan. (*)

251

Related Post