Wanita Medan Laga, dari Malahayati hingga Asfinawati
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
Kita memiliki tokoh-tokoh wanita petarung di medan laga seperti Malahayati dan Cut Nya' Din jaman perang Aceh, lalu Nyi Ageng Serang jaman Perang Diponegoro. Jaman perang kemerdekaan di Makassar ada Ibu Saelan dan di Jakarta Jo Masdani. Wanita Indonesia pun membentuk Laswi, Lasykar Wanita.
Saat perjuangan merebut Irian Barat mencuat nama Herlina.
Jaman Orde Baru wanita Indonesia pun terlibat dalam lomba ruang angkasa. Berhasil pula peserta Indonesia lulus test. Namanya Pratiwi Sudarmono. Entah kenapa beliau batal mengangkasa. Dan entah kenapa juga lomba ruang angkasa USA vs USSR berhenti begitu saja. Padahal sang rembulan siap didarati seraya austronot dapat menikmati senyuman sang Chandra.
Wanita Indonesia mendapat perlakuan paling buruk dan melukai perasaann kita di jaman VOC dan oleh Belanda VOC. Lithografi di atas dibuat oleh orang Inggris pada abad XVII. Setau saya ada beberapa litho yang nengabadikan kekejaman VOC terhadap perempuan. Asal ketemu perempuan dimana saja langsung mau diperkosa, kalau menolak langsung disiksa.
Kelakuan kotor Belanda VOC menyebabkan kuasa2 lokal di Indonesia menolak kerjasama dengan Belanda.
Tujuan VOC ke Indonesia mencari emas, tapi emas di bawah kontrol kuasa lokal. Kuasa lokal tak sudi berdagang mas dengan VOC, kemudian hari dengan Daendels malah OK.
Akhirnya pada tahun 1799 VOC gulung mereka punya tikar. Bangkrut.
Medan laga jaman kini berbeda. Sekarang tarung pikiran. Bukan cuma teriak2. Azan bersuara keras dilarang, ini kok orang datang ke diskusi cuma bermodal suara keras ditoleransi.
Di medan laga pikiran, sekarang ada tiga nama wanita yang patut diapresiasi. Mereka berpengetahuan cukup, lincah dalam methode denken (berpikir), genggam zakkelijkheid, dan tampilan OK, juga vocal presentation. Bandingannya cuma dengan Ilham Omar, wanita MP USA yang melawan Islamophobia. Wanita2 Indonesia yang bikin bangga ini adalah Chusnul Mariah, Najwa Shihab, dan ketua LBH Asfinawati. (*)