Warning Soal TKA Cina, Sutiyoso Dicap Rasialis, Lieus Sungkharisma,”Kualat Lu”
Jakarta, FNN – Aktivis Tionghoa Lieus Sungkharisma menyesalkan pernyataan anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan (PDI-P) Charles Honoris dan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Nathalie yang menuduh mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Sutiyoso sebagai seorang rasialis karena memberikan warning kepada pemerintah bahwa tenaga kerja asing (TKA) asal China di Indonesia tidak akan kembali ke negaranya.
Lieus meminta Charles Honoris dan Grace Natalie segera meminta maaf terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta,yang akrab disapa Bang Yos tersebut.
Lieus Sungkharisma mengaku sakit hati dan tidak terima Bang Yos dituduh sebagai rasialis oleh anak muda yang tak tahu sejarah.
"Maksud saya jangan gitu, tidak boleh. Jangan kata Charles Honoris yang anak muda ya, saya aja yang sebegini, respek sama Bang Yos. Dulu kita mana mikirin negeri, kita cuan terus, dagang, cari untung, Bang Yos sudah perang, udah ke Tim-tim, udah ke daerah-daerah yang gawatlah," kata Lieus kepada wartwan senior FNN Hersubeno Arief dalam kanal Youtube Hersubeno Point, Ahad, 29 Mei 2022.
Lieus mengingatkan agar Charles yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, untuk tidak merasa lebih hebat, lebih kaya dan berkuasa karena dekat dengan presiden dan berada di partai besar.
"Tapi jangan ngatain Bang Yos. Itu kualat loh, gak boleh. Nyatanya gak gitu. Saya perhatiin Bang Yos punya pidato, yang Bang Yos maksud itu kan TKA Asing dari Tiongkok yang datang, itu bukan Bang Yos saja yang prihatin, saya juga prihatin. Di Glodok ini kok jadi banyak yang datang-datang beginian. Maksud saya yang dagang begini, pemerintah ini mesti dorong warga kita dong yang bergerak," terang Lieus.
Menurut Lieus, peringatan dari Bang Yos merupakan hal yang wajar karena Bang Yos merupakan orang intelijen, nasionalis sejati yang memiliki insting tajam.
"Jadi jangan buru-buru dibilang rasis. Saya lihat Charles Honoris juga bukan sakit hati, karena mungkin jam terbangnya masih kurang. Jangan sok deh dia dibilang pengalaman, jangan. Karena tadi saya bilang kan, Bang Yos sudah ikut bela negara, perang di lapangan karena beliau tentara ya, kita mah belum mikir, baru sekarang ini orang Tionghoa direformasi dapat kesempatan," tutur Lieus.
Karena kata Lieus, tuduhan Charles kepada Bang Yos akan berdampak buruk bagi warga Tionghoa lainnya.
"Jangan aduh sekarang baru berasa hebat punya kuasa terus ngatain Bang Yos rasis, itu saya gak suka itu, itu nanti kalau digituin terus, lama-lama orang jadi marah beneran, walah nih Tionghoa, bocengli (gak tau aturan) udah dikasih enak masih nambah-nambah lagi, ini yang saya jaga," tegas Lieus.
Selain Charles, Lieus juga menyayangkan tuduhan yang sama yang dilontarkan oleh mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie.
"Orang Tionghoa paling menghargai jasa para pendahulu senior-senior. Eh ditambah lagi sis Grace Natalie bikin podcast minta Bang Yos minta maaf. Waduh, terbalik loh. Saya lihat ini yang mudah-muda yang ngatain Bang Yos rasis, harus cepat-cepat minta maaf. Saya yakin Bang Yos akan terima dengan lapang dada dan tangan terbuka," tutur Lieus.
Menurut kesaksian Lieus, Bang Yos itu orang luar biasa. Ia lantas berkisah ketika pertama kali bertemu dengan gubernur.
“Waktu beliau jadi gubernur, saya diterima bersama Pak Nyoman Nuarta. Padahal, ada berapa banyak ormas yang antri mau menghadap Bang Yos. Kita diterima, kita cerita tentang kerusuhan Mei dan mau bikin monumen peringatan kerusuhan Mei. Jadi itu bukan untuk kita ingat-ingat, tapi untuk kita kenang supaya jangan terjadi lagi,” paparnya.
Lieus harus datang ke Bang Yos, sebab ia tahu Bang Yos termasuk yang super aktif keliling Jakarta ke kantong-kantong orang Tionghoa.
“Mereka disemangati dan dibangkitkan kepercayaan dirinya agar tidak takut. Menyakiti rakyat, berarti menyakiti Gubernur DKI, begitu kata Bang Yos,” paparnya.
Jadi, kata Lieus ia melihat dalam waktu singkat, Bang Yos mampu mengembalikan kepercayaan diri orang-orang Tionghoa yang saat itu terpukul, benar-benar terpukul karena kita juga gak nyangka.
“Saya waktu itu bendahara umum KNPI lho, kaget setengah hidup, kok bisa di Republik ini Ibu Kota bisa kejadian kerusuhan seperti ini. Jadi, Bang Yos banyak tahu, tapi juga banyak yang beliau belum cerita,” paparnya.
Tentang tuduhan-tuduhan ini, kata Lieus, ia kembali menyatakan rasa sakit hatinya.
“Kalau orang gak salah dituduh rasis apalagi orang ini gak ada ciri-ciri rasisnya, saya sakit hati. Saya kenal Bang Yos sejak dia jadi gubernur, tetapi setelah itu banyak temen yang bilang Bang Yos itu tenglang ya, tenglang itu artinya Tionghoa. Teman-teman bilang, dia mah hebat dia setia kawan. Ada teman itu digebukin babak belur sama preman suruhan orang kuat di Indonesia. Waktu Bang Yos Pangdam, dibela itu teman saya, premannya dihabisi sampai minta ampun. Bosnya minta dilepas, tapi tidak dilepas. Orang Tionghoanya itu sampai heran, begitu konsistennya Bang Yos,” kenangnya.
Jadi kalau beliau dituduh rasis, teman beliau kebanyakan orang Tionghoa bendaharanya Bang Yos juga orang Tionghoa. Saya Bang Yos dibillang rasialis. Ya ilah saya bilang, lu jangan gitu kali, gak boleh, kualat lu” tegasnya.
Menurut Lieus pidato peringatan Sutiyoso soal TKA Cina adalah sesuatu yang bagus dan wajib direspons pemerintah.
“Saya perhatiin Bang Yos punya pidato yang bagus. Yang dimaksud itu adalah TKA asing dari Tiongkok yang datang. Itu bukan Bang Yos aja yang prihatin, saya juga prihatin. Di Glodok ini kok jadi banyak yang dagang-dagang di apartemen-apartemen itu, ya maksud saya yang begini-begini dagang gini, pemerintah itu mesti dorong warga kita dong yang bergerak. Aduh nanti kita dibilang gak suka sama Jokowi lagi. Ini bukan gak suka ini kasih saran ojo ngono. Atur!,” paparnya
“Peringatan Bang Yos, itu karena dia orang intelejen, beliau itu nasionalis sejati. Instingnya tajam. Jadi, jangan buru-buru dibilang rasis,” pungkasnya. (sof, sws)