Waspadai Komplikasi Akibat Seringnya Swab Hidung dan Nasopharing

Tanjung Pinang, FNN - Meski secara umum dianggap aman, tes usap hidung dan nasopharing (test swap) bukannya tanpa risiko. Individu yang melakukan tes swab dengan pelatihan minimal, memiliki risiko cedera yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang dilakukan oleh nakes yang terlatih.

“Beberapa kasus menunjukkan kemungkinan cedera intrakranial ketika tes tidak dilakukan dengan tehnik dan prosedur yang benar,” ungkap Dr. dr. Hisnindarsyah, dokter di sebuah rumah sakit di Tanjung Pinang.

Komplikasi yang timbul antara lain, kebocoran CSF, ensefalokel, dan meningitis. Di sisi lain, lanjutnya, meningkatnya permintaan untuk swab ini berpotensi mengakibatkan kurangnya pasokan praktisi yang berpengalaman dalam melakukan tes ini.

Tingginya test swap hidung dan nasopharing yang dilakukan saat ini, membuat komplikasi yang jarang terjadi, menjadi lebih besar resiko angka kejadiannya, sebanding dengan tingkat populasi terperiksa.

Semakin sering swap hidung dan nasopharing dilakukan, semakin besar potensi terjadinya jejas atau trauma berupa iritasi mukosa, meningkatnya resiko terjadi injury atau luka, resiko inflamasi. Dan, kerusakan jaringan.

“Terutama di basis cranii atau cibriformis. Apalagi jika dikerjakan pada kurun waktu yang berdekatan,” kata Dokter alumni Universiti Sains Malaysia, Kubang Kerian.

Karena resiko ini, tindakan untuk melakukan tes antigen dan PCR sebagai syarat perjalanan yang bertujuan untuk melakukan pembatasan mobilisasi kegiatan masyarakat, merupakan hal yang perlu dipertimbangkan matang. Baik oleh pembuat policy maupun penumpang.

“Saya cuma bisa bilang: Waspada dan hati hati,” ujar Dokter Hisnindarsyah mengingatkan. (mth)

2284

Related Post