internasional
Amerika Serikat Tolak Izin Penggunaan Darurat Obat Covid-19 Humanigen
Washington, FNN - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menolak permintaan izin penggunaan darurat (EUA) obat lenzilumab buatan Humanigen untuk mengobati pasien baru Covid-19 rawat inap. "Dalam suratnya, FDA menyatakan, pihaknya tidak dapat menyimpulkan apakah manfaat yang diketahui dan potensial dari obat lenzilumab lebih besar ketimbang risiko yang diketahui dan potensial dalam penggunaannya sebagai pengobatan Covid-19," kata perusahaan tersebut dalam pernyataannyan, Kamis, 9 September 2021. Humanigen berharap, studi yang sedang berlangsung dapat memberikan data tambahan tentang keamanan dan efikasi untuk mendukung pengajuan EUA berikutnya. Perusahaan itu telah mengajukan permohonan EUA untuk obat lenzilumab kepada FDA pada Mei 2021 dengan mencantumkan data uji coba tahap akhir. Humanigen juga telah memulai proses otorisasi obat lenzilumab di Inggris pada Juni melalui pengajuan tinjauan bergulir. (MD).
Jutaan Warga Afghanistan Butuh Bantuan Makanan
Jenewa, FNN - Afghanistan menghadapi runtuhnya layanan dasar dan makanan, serta persediaan bantuan lainnya yang akan segera habis. Jutaan warga negara yang kini di bawah kendali Taliban itu membutuhkan bantuan makanan dan kesehatan. Demikian diungkapkan Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA),, Selasa, 7 September 2021. Juru bicara OCHA Jens Laerke pada pengarahan PBB di Jenewa mengatkan, layanan dasar di Afghanistan runtuh dan makanan serta bantuan penyelamat lainnya akan segera habis. Menjelang konferensi bantuan internasional untuk Afghanistan pada 13 September mendatang, ia mendesak para donor untuk memberi lebih banyak bantuan. "Kami mendesak para donor internasional untuk mendukung seruan ini dengan cepat dan murah hati," tutur dia. Badan tersebut telah merilis seruan penggalangan dana sekitar 600 juta dolar AS (sekitar Rp 8,6 triliun) untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaan bagi 11 juta orang untuk sisa tahun ini, di tengah peringatan soal kekeringan dan kelaparan. Lebih dari setengah juta orang telah mengungsi di Afghanistan tahun 2021. Hal itu terjadi ketika Taliban menyapu kemenangan di seluruh negeri, yang puncaknya diwarnai dengan jatuhnya kendali Ibu Kota Kabul pada 15 Agustus 2021 ke tangan Taliban. (MD).
Lembah Panjshir Direbut Taliban, Oposisi Terus Melawan
Jakarta, FNN - Taliban mengklaim kemenangan mereka di lembah Panjshir, Afghanistan. Akan tetapi, pasukan oposisi mengatakan mereka akan terus melawan. Dengan jatuhnya Panjshir, Taliban berhasil menyelesaikan perjuangan merebut Afghanistan. Mereka berjanji akan segera mengumumkan pemerintah baru. Gambar-gambar di media sosial memperlihatkan anggota Taliban berdiri di depan gerbang kompleks gubernur Panjshir usai bertempur sepanjang akhir pekan dengan Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) yang dipimpin Ahmad Massoud. "Panjshir, tempat persembunyian terakhir musuh yang melarikan diri, telah direbut," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dalam sebuah konferensi pers. Taliban meyakinkan masyarakat Panjshir bahwa tak akan ada "tindakan diskriminatif terhadap mereka". Secara etnik, orang-orang Panjshir berbeda dengan kelompok Taliban yang didominasi suku Pashtun. Kedua kelompok saling berperang saat Taliban memerintah Afghanistan pada 1996-2001. "Mereka adalah saudara-saudara kami dan (kami) akan bekerja sama demi tujuan bersama dan kesejahteraan negara ini," kata Mujahid, sebagaimana dikutip dari Antara. Massoud - pemimpin pasukan dari sisa-sisa tentara Afghanistan dan pejuang militan lokal - tetap menentang dan tidak mengakui kekalahan. "Kami ada di Panjshir dan perlawanan kami akan berlanjut," katanya lewat Twitter. Tidak jelas di mana Massoud berada. Dia mengatakan dirinya aman, namun tidak menjelaskan lebih lanjut. Mujahid mengatakan, dia telah diberitahu bahwa Massoud dan mantan wakil presiden Amrullah Saleh telah melarikan diri ke negara tetangga, Tajikistan. Ali Maisam Nazary, kepala hubungan luar negeri NRFA, mengatakan klaim kemenangan Taliban itu palsu. Pasukan oposisi akan terus melawan mereka. "Pasukan NRF saat ini berada di semua posisi strategis di seluruh lembah untuk melanjutkan perlawanan," kata dia lewat Facebook. Taliban merebut kendali atas sebagian besar wilayah Afghanistan saat menduduki ibu kota Kabul pada 15 Agustus, setelah pemerintah dukungan Barat runtuh dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu. Panjshir, kantong terakhir perlawanan bersenjata terhadap Taliban, memiliki riwayat sebagai tempat yang sulit ditaklukkan. Lembah pegunungan yang terjal itu masih dipenuhi bangkai tank-tank yang hancur selama perang yang panjang melawan Uni Soviet pada tahun 1980-an. Pertempuran Panjshir telah menjadi contoh paling mencolok dari perlawanan terhadap Taliban. (MD).
Semakin Terpojok, Ahmad Massoud Siap Bernegosiasi Dengan Taliban
Kabul, FNN - Kepala Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) Ahmad Massoud siap melakukan negosiasi dengan Taliban sebagai upaya untuk mengakhiri pertempuran. Ia membuat pengumuman di halaman Facebook kelompok Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) pada Ahad, 5 September 2021. Sebelumnya, pasukan Taliban mengatakan mereka telah berjuang memasuki ibu kota provinsi Panjshir setelah mengamankan distrik-distrik di sekitarnya. Taliban menguasai seluruh Afghanistan tiga minggu lalu, mengambil alih kekuasaan di Kabul pada 15 Agustus setelah pemerintah yang didukung Barat runtuh dan Presiden Ashraf Ghani meninggalkan negara itu. "NRFA pada prinsipnya setuju untuk menyelesaikan masalah saat ini dan segera mengakhiri pertempuran dan melanjutkan negosiasi," kata Massoud, sebagaimana dikutip dari Antara, Senin, 6 September 2021. "Untuk mencapai perdamaian abadi, NRFA siap menghentikan pertempuran dengan syarat Taliban juga menghentikan serangan dan gerakan militer mereka di Panjshir dan Andarab," katanya, merujuk pada sebuah distrik di provinsi tetangga Baghlan. "Sebuah pertemuan besar dari semua pihak dengan majelis ulama kemudian bisa diadakan," katanya. Sebelumnya, media Afghanistan melaporkan, para ulama telah meminta Taliban untuk menerima penyelesaian yang dinegosiasikan guna mengakhiri pertempuran di Panjshir. Akan tetai, tidak ada tanggapan segera dari Taliban atas permintaan tersebut. Pada Ahad, NRFA juga mengonfirmasi bahwa juru bicara utamanya, Fahim Dashti, telah tewas pada siang hari. Sebelumnya, Dashti selamat dari serangan bunuh diri yang menewaskan ayah Massoud, Ahmad Shah Massoud, pada 9 September 2001, hanya beberapa hari sebelum serangan 11 September di Amerika Serikat. Dia telah menjadi salah satu sumber utama informasi terkini dari Panjshir ketika Taliban menekan pasukan oposisi. Ia mengeluarkan serangkaian pernyataan menantang di Twitter, bersumpah bahwa perlawanan akan terus berlanjut. Massoud, yang memimpin pasukan yang terdiri dari sisa-sisa tentara reguler Afghanistan dan unit pasukan khusus serta pejuang milisi lokal, menyerukan penyelesaian yang dinegosiasikan dengan Taliban sebelum pertempuran pecah sekitar seminggu yang lalu. Beberapa upaya pembicaraan diadakan tetapi akhirnya gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan mereka. Juru bicara Taliban, Bilal Karimi mengatakan sebelumnya, pasukan mereka telah berhasil masuk ke ibukota provinsi, Bazarak, dan telah menyita sejumlah senjata dan amunisi. Panjshir, sebuah lembah pegunungan terjal yang masih dipenuhi puing-puing tank Soviet yang dihancurkan selama perang panjang pada 1980-an untuk menggulingkan kehadiran Soviet, terbukti sangat sulit diatasi di masa lalu. Di bawah Ahmad Shah Massoud, wilayah tersebut telah lama menolak kendali oleh tentara Soviet dan pemerintah Taliban yang sebelumnya memerintah dari tahun 1996 hingga 2001. Pertempuran Panjshir telah menjadi contoh paling menonjol dari perlawanan terhadap Taliban. (MD).
Qatar Terbangkan Bantuan Kemanusiaan ke Afghaninstan
Dubai, FNN - Qatar telah menerbangkan bantuan kemanusiaan ke Kabul. Negara tersebut akan mengoperasikan penerbangan harian mengangkut bantuan ke Afghanistan selama beberapa hari ke depan. Negara itu akan menyediakan pasokan yang sangat dibutuhkan saat bantuan dari negara-negara Barat sedang terhenti setelah Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus. Sebuah penerbangan bantuan Qatar dengan membawa pasokan medis dan produk makanan tiba di Kabul pada Sabtu (4/9). "Duta Besar Qatar untuk Afghanistan Saeed bin Mubarak Al Khayareen hadir di bandara menyambut kedatangan penerbangan tersebut," demikian isi pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar. Qatar muncul sebagai penghubung utama antara negara-negara Barat dan Taliban. Hal itu terjadi, setelah negara tersebut mengembangkan hubungan dekat dengan Taliban, dan mengizinkan kelompok itu menjalankan kantor politik di Qatar sejak 2013. Negara Teluk itu telah membantu membuka kembali bandara di Kabul, yang ditutup selama beberapa hari setelah evakuasi udara yang dipimpin Amerika Serikat terhadap warganya, warga Afghanistan, dan warga negara lainnya berakhir bulan lalu. Setengah dari 40 juta orang Afghanistan, termasuk 10 juta anak-anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan pada awal tahun ini. Demikian data yang dikeluarkan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) akhir Agustus. IOM menambahkan, kebutuhan diperkirakan akan meningkat. (MD).
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga Akan Mundur
Tokyo, FNN - Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga akan mundur dari jabatannya. Ia juga tidak akan mencalonkan diri dalam pemilihan pemimpin partai yang sedang berkuasa. Menurut laporan kantor berita Jepang, Kyodo, Jumat (3/9/2021), pemilihan pemimpin partai dijadwalkan September 2021. Suga tidak mencalonkan diri lagi, guna menyiapkan panggung kepada penggantinya, setelah hanya setahun ia menjabat sebagai pemimpin di negeri sakura itu. Suga yang mengambil-alih kepemimpinan setelah Shinzo Abe mengundurkan diri pada September tahun lalu karena alasan kesehatan, melihat peringkat dukungannya anjlok di bawah 30 persen saat Jepang berjuang melawan gelombang infeksi Covid-19 terburuk menjelang pemilihan umum tahun 2021. Pemilihan ketua partai dijadwalkan 29 September 2021. Pemenangnya dipastikan menjadi perdana menteri karena mayoritas LDP (Partai Demokrat Liberal) di majelis rendah. Pemerintah Jepang telah mempertimbangkan menggelar pemilu 17 Oktober mendatang. Suga berencana merombak kabinetnya dan sejumlah petinggi partai Akan tetapi, rencana tersebut tidak lagi valid. Dua sumber partai mengatakan kepada Reuters secara anonim karena sensitivitas situasi tersebut. Fumio Kishida, mantan Menteri Luar Negeri Jepang, berlomba memenangkan posisi ketua partai. Kishida, Kamis lalu mengkritisi respon Suga terhadap virus corona dan mendesak paket stimulus melawan pandemi. Tidak seperti tahun lalu, anggota akar rumput LDP akan memberikan suaranya bersama dengan anggota parlemen yang membuat pemilihan ketua partai lebih sulit diprediksi. Anggota parlemen pemula yang takut kehilangan kursi mereka, mungkin berhati-hati mengikuti perintah seniornya. (MD).
Malaysia Tetapkan Oktober Covid-19 Sebagai Endemi
Kuala Lumpur, FNN - Pemerintah Malaysia mengatakan rakyat dan seluruh keluarga Malaysia harus siap hidup bersama Covid-19 sebagai endemi setelah Oktober, ketika injeksi vaksin diharapkan benar-benar selesai. Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengemukakan hal itu di Putrajaya, Kamis, 2 September 2021, usai Musyawarah Khusus Penanganan Pandemi Covid-19. Ismail menginformasikan transisi fase di bawah Rencana Rehabilitasi Nasional (PPN) untuk Negara Bagian Melaka yang pindah ke tahap dua dan Negeri Sembilan pindah ke tahap tiga. "Transisi fase untuk negara bagian tersebut akan dimulai pada 4 September 2021," katanya, sebagaimana dikutip dari Antara. Ismail mengatakan, pertemuan sepakat membuka sektor pariwisata di beberapa destinasi di bawah program "gelembung perjalanan" berdasarkan kondisi yang ditentukan. "Sebagai permulaan, Pulau Langkawi dipilih sebagai proyek percontohan untuk dibuka kembali untuk wisatawan lokal, dimulai 16 September," katanya. Destinasi wisata lainnya akan diizinkan beroperasi ketika tingkat vaksinasi lokal mencapai 80 persen. Selain itu rapat juga menyepakati sidang tersebut disebut Pansus Penanggulangan Pandemi yang akan melibatkan perwakilan dari partai oposisi. Pendekatan ini, ujar dia, merupakan salah satu upaya kolektif untuk melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa pemulihan negara berjalan sesuai rencana, bersama-sama dengan semangat Keluarga Malaysia. "Alhamdulillah, hari ini untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, rata-rata penularan secara nasional di bawah 1,0, dan saya yakin kita berada di jalur yang benar menuju pemulihan nasional," katanya. Berdasarkan proyeksi data Pansus Penjaminan Akses Pasokan Vaksin Covid-19 (JKJAV), tingkat vaksinasi rata-rata di setiap negara bagian diperkirakan akan tercapai 80% untuk populasi orang dewasa pada akhir September 2021. "Saya percaya tingkat vaksinasi 100 persen akan tercapai pada akhir Oktober 2021, sekaligus memberikan perlindungan kepada Keluarga Malaysia," katanya. Oleh karena itu, katanya. Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) diminta untuk menyajikan strategi pandemi dan endemi baru yang tepat selain kepatuhan terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) saja. "Saya menerima saran tentang upaya untuk melakukan perubahan terhadap perilaku seperti yang diumumkan oleh Depkes pada 1 September 2021," katanya. Keluarga Malaysia perlu sadar, akhirnya semua orang harus hidup dengan Covid-19 seperti yang terjadi di seluruh dunia. Berdasarkan data yang dihimpun di grup Telegram Kementerian Kesehatan Malaysia, endemi adalah kejadian penyakit yang senantiasa ada dalam masyarakat atau sesuatu tempat. Penyakit tersebut diprediksi senantiasa ada dengan kasus dan kadar yang stabil serta rendah. Contoh, demam berdarah dengue adalah penyakit endemi di Malaysia. (MD).
Anis Matta: 3 Tantangan Taliban dalam Membentuk Pemerintahan Afghanistan
Jakarta, FNN - Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta menyebut tiga tantangan yang akan dihadapi Taliban dalam membentuk pemerintahan Afghanistan yang efektif. Pertama, kata Anis, tantangan yang berhubungan dengan proses pembangunan negara mulai dari konsolidasi elite politiknya. Hal itu disampaikan Anis Matta dalam diskusi bertajuk Tantangan Taliban Mampukan Membentuk Pemerintahan Yang Efektif yang disiarkan kanal YouTube Gelora Tv, Rabu (2/9/2021). "Saya kira secara sosiologis yang paling penting adalah dari politik hukum menjadi politik bangsa," kata Anis. "Kemudian penyusunan dasar negara dengan konstitusi, lalu pembentukan pemerintahan ini hal-hal yang secara natural terjadi dalam sebuah negara yang baru berdiri," tambahnya. Sedangkan, tantangan kedua tentu Taliban dalam hal ini, bagaimana mengintegrasikan kembali Afganistan ke dalam internasional. Pasalnya, kata Anis, Taliban di banyak negara disebut sebagai gerakan terorisme. Sehingga, apakah masyarakat internasional akan menerima satu gerakan yang tadinya didefinisikan sebagai teroris kemudian memenangkan pertarungan di dalam negerinya dan menguasai negara. "Kita akan melihat bagaimana respon masyarakat internasional yang sekarang ini masih berbeda-beda tapi kita juga menyaksikan bahwa pernyataan pernyataan politik Taliban setelah menguasai Afghanistan ini sekarang rasanya jauh lebih cerdas, jauh lebih sedikit dibanding pernyataan-pernyataan politik mereka beberapa waktu yang lalu," ucap Anies. Lalu, tantangan ketiga yakni tentang pembangunan ekonomi. Anis menyebut jika pembangunan ekonomi adalah masalah terbesar yang akan dihadapi oleh Taliban. Sebab, Afghanistan dengan jumlah penduduk sekitar 39,7 juta jiwa ini termasuk kategori negara miskin dengan pendapatan hanya 20 juta dollar. Lalu, angka kemiskinan l sekitar 54 persen dan penganggurannya 23 persen. Hal yang paling pokok adalah paradoks yang akan muncul dalam proses pembangunan ekonominya karena sumber utama ekonomi Afghanistan nanti adalah pada kekayaan mineralnya. Kanata Anies, kekayaan tambangnya yang diperkirakan banyak pengamat memiliki nilai antara 1 sampai 3 triliun dolar. Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: 20 Tahun AS Berada di Afghanistan Berakhir Tragedi, Hasilnya Nol "Tapi tentu saja sebagaimana yang terjadi di banyak negara, kadang-kadang sumber daya adalah sumber masalah," ujar Anis. "Sekaranglah waktunya Afghanistan membutuhkan investasi dari komunitas internasional, sekarang waktunya Afghanistan membutuhkan transfer teknologi," jelasnya. (tribunnews)
Dokter Australia Peringatkan Sistem Kesehatan Bisa "Tumbang"
Sydney, FNN - Dokter Australia pada Kamis memperingatkan bahwa rumah sakit di negara itu tidak siap untuk menghadapi pembukaan kembali yang direncanakan pemerintah bahkan dengan tingkat vaksinasi Australia yang lebih tinggi. Sejumlah negara bagian di Australia siap beralih dari strategi penekanan virus menjadi hidup berdampingan dengan COVID-19. Asosiasi Medis Australia (AMA) menyebutkan sistem kesehatan terancam terjebak dalam "siklus krisis permanen" dan menyerukan permodelan baru untuk menguji apakah staf rumah sakit mampu menahan jumlah kasus yang diprediksi akan melonjak saat aturan penguncian dilonggarkan. "Jika Anda telah membuka diri dan tidak melihat sistem keselamatan atau rakit penolong yang kita miliki, maka kemungkinan akhirnya kita berusaha mendorong lebih banyak orang ke rakit penolong dan membalikkan mereka," kata Wakil Presiden AMA Chris Moy kepada penyiar ABC. Australia pada Juli mengungkap rencana tahap empat untuk kembali menuju kehidupan yang lebih bebas ketika negara itu mencapai 70-80 persen tingkat vaksinasi dan mendesak negara bagian untuk fokus membatasi jumlah kematian dan rawat inap dari strategi nol COVID-19 saat ini. Australia Barat dan Queensland yang bebas virus mengatakan mereka mungkin tidak berpegang pada rencana pembukaan kembali pemerintah sebab kesepakatan itu dibuat ketika kasus di New South Wales (NSW) jauh lebih rendah. Infeksi baru mendekati angka rekor lebih dari 1.000 kasus sehari selama lima hari terakhir. Pada Rabu, lonjakan kasus memaksa Victoria bergabung dengan NSW untuk meninggalkan target nol kasus COVID-19. Kedua negara bagian kini melihat vaksinasi sebagai jalan menuju kebebasan setelah gagal mengatasi wabah varian Delta, bahkan setelah penguncian digelar sepekan. Kasus baru di Victoria pada Kamis naik menjadi 176 dari 120 kasus pada hari sebelumnya. Australia, yang sempat bebas virus corona selama pandemi, hanya mencatat total 1.012 kematian dan 55.000 lebih kasus. Namun pelaksanaan vaksinasi yang lambat membuat negara itu rentan terhadap lebih banyak kasus infeksi dan rawat inap. Sejauh ini baru sekitar 36 persen orang di atas usia 16 tahun di Australi yang telah menerima vaksin lengkap, jauh di bawah negara-negara maju lainnya. (sws) Sumber: Reuters
Pakistan Resah Atas Ancaman Keamanan dari Afghanistan
Islamabad, FNN - Kekhawatiran berkembang di antara para pejabat Pakistan tentang ancaman keamanan dari negara tetangga, Afghanistan, saat Taliban mencoba membentuk pemerintahan dan menstabilkan negara itu setelah kepergian pasukan Amerika Serikat dan negara-negara asing lainnya. Islamabad sangat khawatir tentang kemungkinan para milisi kelompok terpisah, Taliban Pakistan, menyeberang dari Afghanistan dan meluncurkan serangan mematikan di wilayahnya. Sudah ribuan orang Pakistan tewas dalam dua dekade terakhir akibat kekerasan yang dilancarkan kelompok garis keras. Dalam beberapa hari terakhir, sebuah serangan bom bunuh diri di luar bandara Kabul --yang diklaim dilakukan oleh cabang ISIS di Afghanistan-- di luar bandara Kabul menewaskan lebih dari 100 orang, termasuk 13 tentara Amerika Serikat. Mngutip Antara, kejadian itu menyoroti kecenderungan bahwa Afghanistan sedang menghadapi ancaman keamanan. Sebuah serangan roket terjadi di bandara Kabul, dan pada Minggu (29/8), tembakan oleh para anggota militan Taliban dari seberang perbatasan di Afghanistan menewaskan dua tentara Pakistan. "(Kondisi pada) dua hingga tiga bulan ke depan sangat penting," kata seorang pejabat tinggi Pakistan. Pejabat itu menambahkan bahwa Islamabad mengkhawatirkan peningkatan serangan militan di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan ketika Taliban mencoba mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh runtuhnya pemerintahan dan pasukan Afghanistan yang didukung negara-negara Barat. "Kita (masyarakat internasional) harus membantu Taliban dalam mengatur kembali tentaranya agar dapat mengendalikan wilayahnya," kata pejabat itu. Ia merujuk merujuk pada ancaman yang ditimbulkan oleh kelompok-kelompok militan saingan yang bangkit kembali, termasuk ISIS. Para pejabat AS telah berulang kali menuduh Pakistan mendukung Taliban Afghanistan, yang mengangkat senjata dalam perang saudara pada pertengahan 1990-an sebelum merebut kekuasaan pada 1996. Islamabad, salah satu dari sedikit ibu kota yang mengakui pemerintah Taliban yang digulingkan pada 2001, membantah tuduhan itu. Pemerintah Pakistan telah mengatakan bahwa pengaruhnya terhadap gerakan itu telah berkurang, terutama sejak kepercayaan Taliban tumbuh setelah Washington mengumumkan tanggal penarikan penuh pasukan AS dan pasukan negara-negara lainnya. Pejabat Pakistan itu, yang mengetahui langsung keputusan yang diambil negara menyangkut keamanan, mengatakan Pakistan berencana mengirim pejabat keamanan dan intelijennya ke Kabul untuk membantu Taliban mengatur ulang militer Afghanistan. Bahkan, pejabat keamanan Pakistan yang akan dikirim mungkin adalah kepala Intelijen Antar-Layanan (ISI), badan sangat berpengaruh yang dimiliki Pakistan. Seorang juru bicara Taliban Afghanistan belum menanggapi permintaan Reuters untuk mengomentari tentang hubungan keamanan Afghanistan dengan Pakistan. Pakistan Harapkan Kerja Sama Taliban Meskipun pengakuan pemerintahan baru Taliban belum dibahas, pejabat Pakistan itu mengatakan dunia tidak boleh meninggalkan Afghanistan. "Apakah kita mengakui pemerintah Taliban atau tidak, memastikan stabilitas di Afghanistan sangat penting," ujarnya. Pejabat itu memperingatkan bahwa kelompok ISIS Khorasan (ISIS-K), sebuah cabang ISIS yang berafiliasi bebas dengan ISIS di Suriah dan Irak, secara aktif berupaya untuk meluncurkan serangan dan merekrut para pejuang baru. Amerika Serikat baru-baru ini meluncurkan dua serangan pesawat tak berawak yang menargetkan berbagai fasilitas kelompok militan ISIS-K, termasuk satu di Kabul dan satu di dekat perbatasan timur dengan Pakistan. Serangan itu dilakukan menyusul janji Presiden Joe Biden bahwa Amerika Serikat akan memburu orang-orang militan yang menjadi dalang di balik serangan bom bunuh diri baru-baru ini. Taliban mengkritik tindakan itu sebagai "serangan yang jelas dilakukan di wilayah Afghanistan". Pakistan, yang angkatan bersenjatanya juga memiliki pesawat tak berawak serta pesawat konvensional, akan menghindari intervensi langsung di Afghanistan jika memungkinkan, kata pejabat itu. Taliban Afghanistan telah meyakinkan negara tetangga bahwa mereka tidak akan membiarkan wilayahnya digunakan oleh siapa pun yang merencanakan serangan ke Pakistan atau negara lain. Namun, pejabat itu menambahkan bahwa Islamabad mengharapkan Taliban Afghanistan menyerahkan para milisi yang merencanakan serangan terhadap Pakistan, atau setidaknya memaksa mereka pergi dari perbatasan Afghanistan-Pakistan. Di daerah perbatasan itu, pasukan Pakistan dalam beberapa pekan terakhir selalu berada dalam keadaan siaga tinggi. (mth)