Jejak Digital "Indonesia Barokah" Mengarah pada Ipang Wahid
Oleh Mochamad Toha
Luar biasa! Biaya pengiriman Tabloid Indonesia Barokah ke seluruh Indonesia melalui jasa kantor PT Pos Indonesia diperkirakan menelan anggaran Rp1,4 miliar. Tabloid-tabloid ini di kirim ke masjid dan pesantren.
Jumlah nilai biaya pengiriman itu disampaikan Kapala kantor Pos Tulungagung, Ardiantha Saputra, kepada wartawan di kantornya, Jumat (25/1/2019) siang. Menurut Ardiantha, dari data diketahui pengiriman dilakukan dengan sistem berlangganan atau porto.
Dari data di sistem kantor Pos, pihaknya juga dapat mengetahui secara langsung biaya yang dikeluarkan oleh pengirim. “Total dari pendapatan yang diterima (dari pengirim) Rp1,458 miliar, itu nasional,” kata Ardiantha Saputra.
Menariknya, jumlah pengiriman paket Indonesia Barokah di Jawa Timur melalui jasa Pos diperkirakan mencapai 45 ribu amplop. Sasaran pengiriman adalah masjid dan pesantren. “Kalau dilihat dari daftarnya di Jawa Timur ada 45 ribu amplop,” katanya.
“Sebanyak 40 ribu untuk masjid dan 5.000 untuk pondok pesantren,” ungkap Ardantha lagi. Rupanya, Jatim dinilai sebagai daerah yang “rawan kalah” oleh pembuat Indonesia Barokah sehingga perlu digelontor dengan tabloid “genderuwo” tersebut.
Jika melihat isinya yang tendensius yang cenderung “menyerang” paslon Prabowo Subianto – Sandiaga Salahuddin Uno, patut diduga Indonesia Barokah ini memang diproduksi oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) paslon Joko Widodo – Ma’ruf Amin.
Apalagi, nilai jasa pengiriman yang mencapai lebih dari Rp 1,4 bukanlah angka yang sedikit. Pasti yang mengirim orang atau lembaga yang berkantong tebal. Memborong sabun senilai Rp 2 miliar bisa, apalagi cuma biayai ongkos kirim Rp 1,4 miliar.
Tudingan pun mengarah kepada Irfan Asyari Sudirman atau Ipang Wahid, Wakil Direktur Komunikasi Politik di TKN. Ipang Wahid putra tokoh NU KH Salahuddin Wahid alias Gus Sholah, pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang.
Selain menggalang dukungan, Ipang Wahid juga membuat konten kampanye kreatif Jokowi – Ma’ruf. Jejak nama Ipang Wahid ditelisik Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandi, Andre Rosiade.
“Selama ini kami terus berusaha mencari tahu, siapa ini otaknya, kantornya di mana?” lanjut Andre Rosiade, seperti dilansir Tribunnews.com, Minggu (27/1/2019). Selain mengadukan ke Dewan Pers, BPN juga mencari tahu motif serta orang di belakangnya.
Pemberitaan dalam tabloid yang tersebar di sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tegah, dan Jawa Timur tersebut, dinilai telah menyudutkan paslon Prabowo–Sandi. “Selama ini kami terus berusaha mencari tahu, siapa ini otaknya, kantornya di mana?” lanjutnya.
Dari investigasi yang dilakukan BPN, Andre Rosiade mengatakan pihaknya menemukan adanya kesamaan antara Tabloid Indonesia Barokah dengan website Indonesia Barokah, terutama pada logonya.
Oleh karena itu, ia menduga ada hubungannya antara website itu dengan tabloid Indonesia Barokah. “Logo di website dan di tabloid sama, patut diduga ini berkaitan, kita akan terus telusuri,” ungkap Andre Rosiade.
Menurut Andre Rosiade, pihaknya juga menemukan jejak Wakil Direktur Komunikasi Politik TKN Jokowi – Ma’ruf, Ipang Wahid dalam website Indonesia Barokah. Jejak digital terkait Ipang Wahid yang pernah “membuka lowongan” pun terendus.
@ipangwahid Wakil Direktur Komunikasi Politik Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Kerja (TKN KIK). Pada 29 Juli 2018 @ipangwahid & @nizarland via twitter merekrut para editor untuk mengisi konten @indonesiabarokah.
Isinya merupakan black campaign karena Tabloid Indonesia Barokah ini jelas memprovokasi masyarakat terutama umat Islam. Setelah banyak pihak yang protes atas tabloid provokasi ini, akhirnya @ipangwahid & @nizarland mulai menghapus jejak digitalnya.
Karena panik, akhirnya jejak digitalnya belepotan. Perhatikan Domain Name Server (DNS) awal dan yang diubah pada 22 Januari 2019. Mereka mencoba mengalihkan ke digitalocean. Tapi jejak lama masih belepotan.
Perhatikan juga chaceweb dengan tanggal yang sama hanya selisih 1,5 jam. Ipang Wahid saat on air di tvOne, Senin malam (28/1/2019) sudah mengakui teman-temannya yang membuat Tabloid Indonesia Barokah. Nah!
Pembelaan dilontarkan Juru Bicara TKN Jokowi – Ma’ruf, Arya Sinulingga. Tabloid tersebut dinilai BPN Prabowo – Sandi yang menyudutkan pihaknya dan tidak berdasarkan fakta. Arya menepis anggapan tersebut.
Menurut Arya, isi tabloid itu sesuai fakta dan pemberitaannya juga banyak di media massa. “Setelah kita baca isinya, biasa yang sudah ada di media-media juga kok, kemudian enggak perlu dikhawatirkan oleh 02,” katanya kepada Okezone, Senin (28/1/2019).
Terlebih lagi, lanjut Arya, Bawaslu menilai isi tabloid tersebut tak berisi muatan kampanye. Arya juga menyatakan pihaknya tak terlibat dalam pembuatan tabloid ini. “Kan ini Bawaslu pun mengatakan enggak ada unsur (kampanye) ini ya,” ungkapnya.
“Walaupun kita tidak ikut-ikutan, enggak tau sama sekali,” lanjutnya. Menurut Arya, jika tabloid tersebut dianggap memojokkan Prabowo – Sandi, maka hal serupa juga terjadi dengan tulisan di Buletin Kaffah yang menurutnya “lebih parah”.
“Wah lebih parah Buletin Kaffah, itu lebih parah lagi. Itu juga kaya’nya dibuat oleh mereka juga itu,” tukasnya tanpa menyebutkan siapa “mereka” yang dimaksud Arya. Ipang Wahid sendiri sebelumnya telah membantah terlibat di Indonesia Barokah.
Namun, pengakuan di layar kaca bahwa yang membuat itu adalah teman-temannya, sehingga sudah seharusnya aparat berwenang bisa mulai melakukan penyelidikan. Karena, pengakuan Ipang Wahid ini bisa menjadi “pintu masuk” untuk mengusutnya.
Sebelumnya, Ipang Wahid membantah tuduhan tersebut, lalu memberikan penjelasan soal Indonesia Barokah. Dalam akun Instagramnya, Ipang Wahid mengunggah video berjudul 'Islam Itu...'. dan di pojok kanan atas terdapat logo yang juga dipakai Indonesia Barokah.
Dalam penjelasannya, dia mengatakan Indonesia Barokah merupakan gerakan yang bersifat terbuka dan siapa pun bisa berkontribusi. Berkontribusi yang dimaksud Ipang Wahid adalah mendatangkan kebaikan bagi Indonesia.
“Indonesia Barokah adalah gerakan yang bersifat terbuka; siapapun boleh dan atau bisa ikut berkontribusi. Berkontribusi apa? Sebagaimana namanya Indonesia Barokah; berkontribusi untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia,” tulis @ipangwahid, Senin (28/1/2019).
“Beberapa hari terakhir ini banyak banget orang bertanya bahkan (mungkin) menuduh saya dengan semua kehebohan terkait tabloid Indonesia Barokah,” tulisanya. Ipang Wahid ingin memberikan penjelasan. Begini:
Pertama, Indonesia Barokah adalah gerakan yang bersifat terbuka; siapapun boleh dan atau bisa ikut berkontribusi. Berkontribusi apa? Sebagaimana namanya Indonesia Barokah; berkontribusi untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia.
Kedua, Indonesia Barokah bukan organisasi. Apalagi badan usaha. Itu lebih seperti kumpulan pemikiran dari banyak orang. Satu diantara dasarnya adalah kegelisahan terhadap maraknya fitnah dan hoax yang – alih-alih mendatangkan kebaikan bagi Indonesia – tapi justru dapat memecah belah bangsa.
Karena terbuka, maka ada begitu banyak orang-orang baik sepemikiran, yang ingin ikut berkontribusi dalam membuat karya konten kreatif. Dengan segala bentuknya. “Saya pribadi, bersama beberapa kawan, ikut terlibat dalam membuat setidaknya 3 konten video,” ujarnya.
‘Islam itu Indah’, ‘Deddy Mizwar’, dan ‘Parodi Bohemian. “Monggo dicek 3 karya di atas. Semua pesannya jelas mengajak kepada kebaikan. “Apa yang saya dan beberapa kawan lakukan adalah menyampaikan pesan sejuk dan menyatukan,” lanjut Ipang Wahid.
Menjauhi hasutan dan agenda-agenda provokatif. Mengingatkan kembali akan Islam yang rahmatan lil‘alamin. “Sekedar tambahan informasi. Bahwa social movement lewat kegiatan pembuatan konten kreatif ini sudah belasan tahun saya lakukan,” jelas Ipang Wahid.
“Dan telah menghasilkan puluhan karya. Kan saya sutradara iklan. Jadi, selama cocok dan selaras pemikirannya, saya pasti dukung,” lanjutnya.
Ketiga, Lantas, apa hubungan Ipang Wahid dengan tabloid Indonesia Barokah? “Sama sekali tidak ada terkait tabloid Indonesia Barokah, demi Allah, saya tegaskan. Bahwa saya bukan pembuat tabloid Indonesia Barokah,” tegas Ipang Wahid.
“Saya juga tidak terlibat dalam bentuk apapun atas tabloid tersebut. Karena sifatnya yang terbuka, gerakan dan isinya yang beragam itu mungkin saja ada sebagian yang kemudian menjadi multi tafsir. Tergantung kepentingannya,” lanjutnya.
Tapi secara substansi, sekali lagi seperti namanya, Indonesia Barokah, gerakan ini bertujuan untuk mendatangkan kebaikan bagi Indonesia. “Demikian penjelasannya agar tidak menjadi fitnah,” ungkap Ipan Wahid.
Kalau begitu, siapa yang diakui sebagai “teman-temannya” yang membuat tabloid Indonesia Barokah saat on air di tvOne itu? ')}