Ludah Siapa?
Oleh Sri Widodo Soetardjowijono
Ketukan palumu menyesakkan dada
Pasal-pasalmu membelenggu setiap asa
Teori-teorimu memangsa siapa saja
Itukah yang kau sebut nawacita?
Ahmad Dhani kau kerangkeng hanya karena ludah
Ludah yang tak jelas milik siapa
Ludah yang tak tampak bentuknya seperti apa
Ludah yang tumpah entah di muka siapa
Tapi engkau dengan bengis dan sadis
Gunakan kekuasaanmu memenjarakan siapa saja yang tak kau suka
Wahai penguasa,
Jangan salahkan ludah karena busa bening itu tak pernah ada
Jangan pula kau gunakan ayat-ayat untuk memaksa bahwa ludah telah menjadi bencana
Bukankah sesungguhnya engkau pemilik ludah segala ludah?
Yang sekali semprot saja akan menimbulkan musibah
Wahai penghuni istana
Ke mana hati nuranimu?
Saat rakyatmu menjerit menuntut keadilan, kau hadang dengan senapan
Saat rakyatmu menyuarakan kebenaran, kau ciptakan ketakutan
Kalian memang bukan setan
Tapi kelakuanmu mirip iblis penghisap yang menyengsarakan
Ustad, kyai, ulama, dan seniman kau penjarakan
Kau eksploitasi alat-alat negara demi nafsu kekuasaan
Berapa rakyat lagi akan jadi korban kebiadaban?
Buka mata hatimu, hai penguasa
Bahwa kamu bukanlah pemilik kebenaran mutlak
Bahwa catatan sejarahmu penuh cacat yang bikin muak
Kami tak kan berhenti berjuang
Tekad kami akan menggelora ke seluruh negeri
Untuk menuntut keadilan yang selalu kau sembunyikan
Di bawah meja, di belakang tirai, di balik topeng
Engkaulah fasis yang sesungguhnya
Fasis yang dibalut kesederhanaan, kepolosan, dan juga kampungan
Wahai penguasa...
Bukankah kau punya catatan sejarah?
Tentang ketidakadilan, tentang perlawanan, tentang penindasan
Mengapa kini kau justru lebih menindas dan pamer ketidakadilan
Kami tak akan berhenti melawan
Demi kehidupan anak cucu kami yang lebih baik dan bermartabat
Tanpa ada penindasan, kemunafikan, dan kebodohan
Lawan lawan lawan!
_Bogor, 30 Januari 2018_ ')}