Aneh, Polisi Yang Salah, Sepakbola Yang Dihukum
Pasca peristiwa tragis di Kanjuruhan sepakbola dibekukan entah sampai kapan. Padahal semua sepakat pemicu tragedi adalah gas air mata yang ditembakkan polisi.
Oleh: Rahmi Aries Nova, Wartawan Senior FNN
KETUA Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule akan mundur teratur (lewat Kongres Luar Biasa) paling lambat Maret 2023 mendatang. Liga 1 sebagai produk PSSI juga sudah dihentikan lebih dari sebulan. Kegiatan di stadion, bahkan untuk urusan di luar sepakbola seperti Konser Dewa di Jakarta Internasional Stadium juga sudah dilarang. Tapi siapa dan mengapa polisi menembaki Aremania dengan gas air mata belum terungkap. Teror aparat yang mendatangkan mudarat coba ditutup rapat. Kalau sepakbola dan PSSI dibekukan, harusnya hal serupa juga dilakukan pada polisi dan POLRI.
Makin aneh Komnas HAM malah mengancam sepakbola, tapi tidak polisi. Bahkan Arema pun tidak bisa disalahkan karena mereka tidak bisa mengantisipasi tembakan gas airmata, terlebih klub-klub lain, peserta Liga 1, Liga 2 juga Liga 3.
Sepakbola kita harus dibenahi iya. Tapi dihukum, dihentikan, bahkan dibekukan itu keterlaluan dan pelanggaran HAM juga. Karena ribuan orang menggantungkan hidupnya di sepakbola. Liga juga adalah tujuan jutaan anak-anak yang saat ini berlatih di ribuan sekolah sepakbola di tanah air.
Ah tapi kan sepakbola kita tidak maju-maju? Lah memang negara kita negara maju? Untuk ukuran negara yang masuk dalam 100 negara miskin di dunia (peringkat 76) punya liga itu sudah sebuah 'kemewahan' lho!
Kalau liganya nggak 'asyik' mana mungkin stasiun televisi mau membeli hak siarnya hingga ratusan miliar.
Atau bapak-bapak Komnas HAM dan Mahfud MD cs tampaknya memang lebih suka rakyat Indonesia dijejali tayangan sinetron-sinetron kejar tayang yang kadang ceritanya tak masuk akal ketimbang melihat perjuangan riil anak muda menjadi bintang lapangan hijau.
Biarlah sepakbola tetap diisi oleh sepak terjang Marcelino Ferdinan dan kawan-kawan, bukan jadi panggung buat pahlawan kesiangan yang mengatasnamakan HAM. (*)