Anis Matta Perkenalkan Agenda Keumatan kepada Para Tokoh dan Ulama di Bekasi, Karawang dan Purwakarta

JAKARTA | FNN  - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta terus melakukan pendekatan kepada para tokoh dan ulama dalam rangka memperkenalkan progam agenda keumatan pasangan nomor 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Adapun program agenda keumatan yang diperkenalkan Anis Matta adalah persatuan bangsa, bantuan gizi ibu hamil dan kuliah gratis.

Hal itu disampaikan Anis Matta di sela-sela Bincang Keumatan dengan tokoh dan ulama se-Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta di Hotel Holiday Inn, Jababeka, Cikarang Utara, Sabtu (16/12/2023).

"Ini adalah rangkaian roadshow, Saya dan para pimpinan di DPN Partai Gelora ke Jawa Barat. Sebelumnya, saya berkunjung ke Jawa Timur dan Jawa Tengah dan sekarang saya keliling di Jawa Barat ini titik yang ke-2 Bekasi dan kemarin di Bogor Raya. Nah, insyallah selanjutnya kita di Bandung Raya,” ucap Anis Matta.

Menurut Anis Matta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten, selain Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan lumbung suara basis utama Partai Gelora dan pasangan Prabowo-Gibran dan Partai Gelora.  

"Jadi Jawa Barat, Jakarta, dan Banten ini akan menjadi lumbung suara basis utama Partai Gelora, Ini akan juga menjadi basis utama. Kalau ingin lolos threshold 4 persen, kira-kira setengahnya disumbangkan oleh Jawa Barat," katanya. 

Untuk itu, Partai Gelora menyampaikan kepada para tokoh ulama di Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta mengenai program agenda keumatan yang akan diperjuangkan, serta  alasan mendukung Prabowo-Gibran. 

"Alasan kita mendukung Prabowo-Gibran yang pertama ini adalah urusan persatuan bangsa. Alhamdulillah ini tentu kekuatan kita bersama. Beliau sudah rekonsiliasi dengan pak Jokowi sejak tahun 2019 dan ini mengakhiri pembelahan yang terjadi di masyarakat," ungkapnya.

Yang kedua, lanjut Anis Matta, agenda keumatan yang diperjuangkan adalah bantuan gizi untuk ibu hamil dan kuliah gratis.

"Karena sejak bangku sekolah SD hingga SMA sudah dibantu pemerintah, maka kita teruskan sampai ke bangku kuliah," ujarnya.

Anis Matta mengatakan, sengaja mengajak para tokoh dan ulama di wilayah di berbagai setempat untuk berbincang mengenai agenda keumatan. Sebab, Partai Gelora merepresentasikan kepentingan keummatan di Koalisi Indonesia Maju (KIM).

"Mengapa Partai Gelora menjadi wakil ummat di Koalisi Indonesia Maju, karena agenda kita seluruhnya agenda keummatan. Mereka yang hadir merupakan ustad di grassroot yang hari-hari bergaul dan bertemu dengan ummat sebagai binaan mereka, hari ini kita perkenalkan apa agenda keummatan yang kita perjuangkan," jelasnya.

Jangan Jadi Pemain Pinggiran

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan, umat Islam harus memiliki penerawangan tentang masa depan, sehingga tidak terus menerus menjadi korban politik di Indonesia. 

Sehingga tidak ada lagi pembelahan antara Islam dan nasionalis.  Sebab, Pemilihan Presiden (Pilres) sekarang menciptakan pembelahan yang luar biasa seperti yang terjadi pada masa Orde Lama.

"Latar belakang inilah yang membuat para inisiator dan pendiri Partai Gelora memikirkan secara serius apa benar nasib umat seperti ini. Dianggap sebagai ekstrim kanan yang dianggap tidak layak diajak bernegara, dan tidak bisa menjadi pemimpin negara," kata Fahri. 

Umat Islam, kata Fahri, dianggap bukan kelompok moderat, sehingga tidak diberikan ruang dalam bernegara dan hanya jadi alat untuk meraih kekuasaan saja. 

"Jadi umat Islam itu harus membuktikan perannya, apalagi di tengah situasi geopolitik global sekarang yang tidak menentu. Kalau tidak, umat Islam tidak akan pernah menjadi besar, dan akan menjadi pemain pinggiran terus" katanya.

Fahri berharap umat Islam perlu membangun narasi politik gagasan seperti yang dilakukan Partai Gelora. Dengan adanya narasi tersebut, umat Islam tidak lagi mendapatkan tuduhan minor atau miring, karena sudah mengedepankan politik jalan tengah.  

"Jangan sebaliknya, seperti partai yang sudah habis, melompat dan mengambil suara kanan melalui seorang figur yang ditarik ke dalam partainya. Mereka mendapatkan efek dari Islam, tetapi umat terbelah lagi," katanya.

Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini menegaskan, dengan menggandeng calon presiden yang berafiliasi dengan kelompok kanan, partai tersebut seolah-olah telah memperjuangkan kepentingan umat Islam. Padahal partai tersebut, hanya menunggangi umat Islam untuk kepentingan politik sesaat.

"Seolah-olah mereka sedang berjuang untuk umat, di mana mereka ketika kita mengalami masa kesulitan. Kita harus berhadapan dengan mereka, dan sekarang mereka seolah-olah berjuang untuk umat. Dimana mereka ketika kita berdarah-darah," katanya balik bertanya.

Fahri justru mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berani mengambil keputusan, mengakhiri pembelahan politik dan melakukan rekonsiliasi dengan Prabowo demi persatuan bangsa. 

"Keputusan Pak Jokowi berani mengambil keputusan untuk keluar dari kelompok ekstrim kiri dan Pak Prabowo dari eksrim kanan, itu keputusan yang tidak gampang. Beliau sadar bahwa bangsa ini tidak boleh pecah, sehingga perlu politik jalan tengah," katanya.

Fahri berharap agar umat Islam kembali lagi ke politik jalan tengah dengan mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Upaya rekonsiliasi yang sudah digagas Presiden Jokowi dan Prabowo harus kembali di lanjutkan di Pemilu 2024.

"Bahwa agenda terpenting kita adalah bersatu dan menang. Jangan mau ikut agenda orang lain, apalagi dibawa partai yang tidak pernah memperjuangkan umat. Jangan mau dikomporin oleh partai dan orang-orang tertentu yang tidak pernah serius memikirkan agenda keumatan. Umat  harus ikut agenda kebangsaan kita, memenangkan pasangan Prabowo-Gibran, sehingga kita menjadi bangsa yang kuat," pungkasanya.

Dalam bincang keumatan ini, selain dihadiri tokoh dan ulama se-Kabupaten Bekasi, Karawangan dan Purwakarta, juga dihadiri para pengurus DPN, DPW Jawa Barat , DPD, kader dan para simpatisan. (Ida)

780

Related Post