Banjir Sintang Menggenangi 12 Kecamatan, 33.221 Jiwa Mengungsi

Sintang, FNN - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga saat ini banjir masih menggenangi 12 kecamatan di Sintang Kalimantan Barat, akibatnya 10.381 kepala keluarga atau 33.221 jiwa warga terdampak masih mengungsi.

"Warga Sintang yang mengungsi tersebar di 32 pos pengungsian yang dioperasikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, melalui siaran pers yang diterima ANTARA, di Pontianak, Minggu.

Disampaikan Abdul Muhari, pos pengungsian tersebut didukung 24 dapur umum yang dioperasikan tim gabungan di bawah komando BPBD Kabupaten Sintang.

Menurut dia, berdasarkan data pada Sabtu (13/11) sekitar pukul 17.00 WIB, ribuan warga yang mengungsi itu berasal dari sembilan kecamatan yang terdampak banjir sejak 21 Oktober 2021 lalu.

"Banjir masih menggenangi wilayah Sintang, meski pun debit air sempat turun, namun kondisi tersebut membuat warga masih bertahan di tempat pengungsian," jelasnya.

Dikatakan Abdul Muhari, BPBD Sintang juga telah mengoperasikan lima pos lapangan untuk melayani kebutuhan dasar warga, seperti asupan makanan dan pelayanan kesehatan.

Kelima pos lapangan berada di kawasan Tugu Bambu, Pos Lantas, Media Center, Ujung Jembatan Kapuas dan Kantor Camat Sintang, sedangkan pos komando berada di Kantor BPBD Kabupaten Sintang.

"Pos pengungsian mau pun dapur umum tersebar di 12 kecamatan, khususnya titik-titik yang aman dari genangan air," ucap dia.

Sementara itu, BPBD Sintang mencatat jumlah populasi terdampak, sebanyak 29.623 kepala keluarga atau 88.148 jiwa.

Kata Abdul Muhari, masyarakat terdampak tersebut tersebar di 12 kecamatan, antara lain Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.

Pantauan BPBD setempat menyebutkan wilayah yang terdampak paling tinggi berada di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir dan Sintang.

"Banjir yang melanda banyak kecamatan ini telah menelan korban jiwa dua orang dan kerugian material seperti jembatan rusak berat sebanyak lima unit dan rusak sedang satu unit," katanya.

Menyikapi kondisi sejak awal terjadinya banjir, pemerintah daerah yang dipimpin oleh BPBD Kabupaten Sintang telah melakukan upaya penanganan darurat bencana.

Pemerintah daerah pun telah melakukan perpanjangan status tanggap darurat untuk bencana banjir, angin puting beliung dan tanah longsor hingga 16 November 2021.

"Di sisi lain, BNPB terus melakukan manajemen darurat pos komando di kabupaten ini dan kita berharap banjir segera surut," kata Abdul Muhari.

Pemkab Sintang – Pertamina Gelar Operasi LPG 3Kg

Pemerintah Kabupaten Sintang bekerja sama PT Pertamina menggelar operasi pas elpiji 3 kilogram untuk membantu meringankan masyarakat di wilayah Sintang Kalimantan Barat yang hingga saat ini masih dilanda banjir.

"Operasi pasar gas elpiji itu untuk meringankan beban masyarakat, karena kami terima informasi kenaikan harga elpiji 3 kg, padahal stok tersedia meski pun banjir sedang melanda," kata Pelaksana harian Bupati Sintang Yosepha Hasnah, di Sintang Kalbar, Senin.

Disampaikan Yosepha, hari pertama pelaksanaan operasi pasar itu telah disiapkan 1.120 tabung elpiji 3 kilogram yang dilaksanakan di dua titik dalam rangka membantu warga terdampak banjir.

Dikatakannya, bagi warga yang hendak menukar tabung gas elpiji cukup membawa kartu keluarga dan KTP, sudah bisa mendapatkan dua tabung elpiji 3 kilogram dengan harga Rp16.500/tabung.

Menurut dia, untuk Senin (15/11) lokasi pertama ada di Halaman Disperindagkop dan UKM Sintang sebanyak 560 tabung gas dan lokasi kedua di Halaman Pasar Sungai Ana sebanyak 560 tabung elpiji.

Sedangkan untuk, Selasa (16/11), operasi pasar gas elpiji ada dua lokasi juga di Halaman Pasar Raya/Pasar Inpres Sintang sebanyak 560 tabung dan lokasi kedua di Halaman Kantor Lurah Kapuas Kanan Hulu sebanyak 560 tabung.

"Kami juga menyediakan air minum isi ulang secara gratis di Jalan Dharma Putra depan Alfamart," ucap Yosepha yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Sintang.

Sales Branch Manager Rayon III Kalbar, PT Pertamina Patra Niaga Novan Reza Pahlevi mengatakan stok dan proses distribusi bahan bakar minyak serta gas elpiji di Kabupaten Sintang aman dan lancar meski pun banjir sedang melanda.

"Stok BBM dan elpiji aman dan lancar. Pelayanan juga tetap lancar, bahkan kami menggunakan juga sampan dan perahu cepat untuk mendistribusikan gas elpiji ke agen," jelas Novan Reza Pahlevi.

Menurut Novan, pihaknya juga memberikan tambahan alokasi elpiji sekitar lima persen untuk setiap agen dalam rangka membantu penanganan banjir.

"Jadi masyarakat tidak perlu panik, kami memastikan masyarakat mudah mendapatkan elpiji," tegas Novan.

IWAPI Sintang Bantu Ibu Hamil

Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) Cabang Sintang membuka ruang tunggu bagi ibu hamil di lokasi pengungsian banjir.

"Iwapi Cabang Sintang mengambil inisiatif membuka rumah tunggu bagi ibu hamil yang sudah memasuki periode menunggu masa kelahiran," ujar Ketua Iwapi Sintang, Rosaria Indah saat dihubungi di Sintang, Senin.

Hadirnya ruang tunggu untuk ibu hamil lantaran ada kejadian seorang ibu yang melahirkan di perahu pengungsian saat banjir melanda Kabupaten Sintang yang cukup menyentak banyak pihak.

"Hal ini dikarenakan perhatian banyak pihak dan relawan nyaris tidak terpikirkan kepada ibu hamil dan balita. Faktanya, lahir termasuk takdir yang tidak bisa di tebak kapan dan di mana," kata dia.

Rumah tunggu tersebut beralamat di Bidan Praktik Mandiri Eva yang lebih dikenal dengan Klinik Gang Tunas. Di rumah tunggu ini tersedia empat tempat tidur untuk tindakan dan pemeriksaan kehamilan.

"Di klinik gang Tunas para ibu hamil korban banjir akan mendapatkan pelayanan terbaik dari para bidan berpengalaman yang beberapa juga berstatus pengungsi karena rumah dan tempat praktik bidan terdampak banjir," kata dia.

Saat ini, kondisi banjir sudah memasuki pekan ketiga. Sejumlah kabupaten yang terdampak seperti di Kabupaten Sintang, Kapuas Hulu, Sekadau, Sanggau dan Ketapang.

Pemerintah baik pusat hingga daerah, pihak swasta dan masyarakat umum terus menggalang bantuan sembako dan kebutuhan masyarakat yang terdampak. Hal itu untuk membantu masyarakat yang harus bertahan di tengah kepungan bencana banjir terparah.*

Umat Katholik Diminta Berdoa dan Berserah

Uskup Keuskupan Sintang Mgr Samuel Oton Sidin mengajak seluruh umat Katolik untuk berdoa dengan hati yang berserah secara penuh kepada Tuhan di tengah bencana banjir yang melanda wilayah Sintang dan sejumlah daerah di Kalimantan Barat.

"Umat Katolik di Keuskupan Sintang, mari kita saling mendukung dalam kesulitan yang sedang kita hadapi saat ini. Kita saling menguatkan, saling mendoakan, dan harapan kita sungguh agar bencana alam ini segera berlalu," katanya di Sintang Kalbar, Minggu.

Ia mengatakan saat ini masyarakat sedang berada dalam keadaan yang sulit, yakn banjir d imana-mana. Banyak orang terdampak, kerugian tidak terhitung.

"Kita prihatin, saya merasa sedih dengan keadaan yang tidak menguntungkan ini," katanya.

Meski pun demikian, Uskup mengatakan sebagai orang yang beriman, umat Katolik dan seluruh masyarakat yang dilanda bencana banjir harus tetap tabah menghadapi kenyataan.

"Tentu, kita tidak hanya berdoa, memang doa sangat penting sekali. Tetapi saya dan kita semua harus berusaha mengatasinya dengan cara kita masing-masing," katanya.

Uskup juga menyampaikan terima kasih, karena begitu banyak orang rela membantu, dengan harta benda yang mereka miliki, mereka bagikan kepada korban.

"Mudah-mudahan bantuan yang mengalir kepada masyarakat Sintang terkhususnya bagi umat Katolik, dapat meringankan penderitaan di tengah banjir besar yang melanda," kata Uskup Samuel Oton Sidin.

Ajakan Uskup Sintang tersebut juga telah disebarkan oleh Komisi Komunikasi Sosial Keuskupan Sintang melalui aplikasi percakapan WhatsApp, sejak Sabtu (13/11) .

Banjir di Kabupaten Sintang terjadi sejak 21 Oktober 2021, ribuan rumah dan masyarakat terdampak banjir hingga saat ini. Banjir juga melanda sejumlah kabupaten di wilayah Kalbar.

Seorang Warga Tewas Terebdam Banjir di Rumahnya

Seorang warga Sintang di jalan Akcaya II Kota Sintang Kalimantan Barat Hendra Saptaprahara berusia 41 tahun ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya yang sedang terendam banjir.

"Korban ditemukan keluarganya dalam keadaan tidak bernyawa di dalam rumah yang terendam banjir," kata Kapolsek Kota Sintang Iptu Sutikno, di Sintang Kalbar, Minggu.

Disampaikan Sutikno, penemuan jasad Hendra Saptaprahara (korban) sekitar pukul 15.30 WIB, Minggu (14/11), ketika Selly dan Ulul Azmi (adik korban) hendak mengantarkan makanan ke rumah korban.

Saat tiba di rumah korban, keduanya mengetuk pintu, namun korban tidak menjawab, sehingga Ulul Azmi (suami Selly) memutuskan untuk naik ke tingkat dua rumah korban, karena melihat pintu masih terbuka.

Saat masuk ke tingkat dua, Ulul Azmi tidak menemukan korban, sehingga Ulul Azmi turun ke lantai bawah yang masih terendam banjir dan Ulul Azmi melihat korban dengan kondisi tidak bernyawa terendam air banjir.

"Atas kejadian itu Uluk Azmi bersama istrinya memanggil warga meminta pertolongan untuk memindahkan jasad korban ke Masjid Nurul Jannah untuk dimandikan dan disholatkan," jelas Sutikno.

Menurut keterangan keluarga korban, kata Sutikno, bahwa korban ada riwayat penyakit epilepsi (ayan).

Dikatakan Sutikno, sebelumnya anggota Bhabinkamtibmas dan Babinsa sudah pernah mengajak korban untuk mengungsi, namun korban tidak mau dan memilih tetap bertahan di rumahnya yang saat itu terendam banjir.

Gubernur Kalbar Lepas 6 Truk Sembako

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji melepas enam truk berisi bantuan sembako dan perlengkapan kebutuhan lainnya untuk korban banjir di Kabupaten Sintang, Sanggau dan Sekadau.

"Mudah-mudahan besok bantuan yang membawa kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sintang bisa kami kirim lagi dengan menggunakan 4 sampai 6 truk," kata Sutarmijdi di Pontianak, Minggu.

Sutarmijdi juga menyampaikan bantuan yang diberikan untuk menjaga ketersediaan kebutuhan pangan maupun obat-obatan bagi masyarakat yang terdampak banjir.

"Yang bisa kami lakukan sekarang ini hanya menjaga ketersediaan pangan dan obat-obatan tetap aman. Terkait banjir, akan ditangani secara merata dan menunggu kondisi alam. Kemudian, hal yang perlu diperhatikan pasca banjir adalah kondisi masyarakat dan perbaikan infrastruktur," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat yang juga merupakan Kepala Satgas Banjir Prov Kalbar, Heronimus Hero, menjelaskan ada beberapa kombinasi dalam paket bantuan kali ini.

"Paket bantuan kali ini dikombinasi, di mana, ada yang bisa langsung diserahkan kepada masyarakat dalam bentuk paket, ada juga yang didistribusikan untuk mengisi logistik dapur umum di Kabupaten Sanggau dan Sekadau," kata Hero.

Dia menjelaskan, masyarakat di Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau akan menerima bantuan dengan alokasi 300 paket untuk setiap kabupaten. Sementara itu, jumlah paket untuk mendukung dapur umum, yakni 1,5 ton beras, 400 dus mi instan, serta berbagai sumbangan kebutuhan lainnya seperti popok sekali pakai untuk bayi, sabun, pasta gigi, gula, biskuit, dan lain-lain.

Berdasarkan perhitungan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat, beras sebanyak 1,5 ton bisa mencukupi kebutuhan 10 hari kedepan jika setiap hari menyediakan 500 porsi makan. Sementara mi instan bisa mencukupi hingga 14 hari.

Seminggu Sebelumnya BMKG Sudah Mengingatkan

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pontianak, Kalimantan Barat mengeluarkan peringatan dini potensi banjir rob di wilayah tepian Sungai Kapuas, Kota Pontianak dan sekitarnya.

“Peringatan itu terutama ditujukan bagi warga yang tinggal di pinggiran Sungai Kapuas dan kawasan rendah lainnya,” kata Prakirawan BMKG Maritim Pontianak Mega Fitriyawati dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Selasa.

Ia menjelaskan berdasarkan data yang tercatat air pasang saat ini mencapai ketinggian maksimum, yakni sekitar 1,6 meter dari permukaan laut, ketinggian tersebut terjadi pada pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB.

"Sehingga, ketinggian air pasang laut maksimum itu dengan waktu pasang puncak sekitar pukul 09.00 WIB - 11.00 WIB, daerah pinggiran sungai dan kawasan rendah akan tergenang dengan ketinggian air bervariasi,” jelasnya.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengaku akan lebih mengoptimalkan fungsi parit di kota itu, hal itu dilakukan agar air cepat turun ke Sungai Kapuas guna mencegah terjadinya genangan air rob.

“Parit-parit yang ada di Kota Pontianak akan kami optimalkan lagi dalam mengatasi masalah genangan air ketika musim hujan,” katanya.

Menurut Edi, karakteristik Pontianak berbeda dengan daerah Pulau Jawa yang banyak pegunungan. Sungai di Pontianak, jika dikeruk untuk ditambah kedalamannya, tidak cukup efektif, sebab akan ada lagi endapan lumpur, bahkan dari Sungai Kapuas juga masuk ke parit yang ada di Kota Pontianak. (sws, ant)

306

Related Post