Circle of Time

Oleh Ridwan Saidi, Budayawan

RAGAM hias dengan materi kayu jati seperti foto di atas yang saya temukan di Condet, Jakarta Timur, adalah  circle of time atau putaran waktu.

Sesuai putaran waktu, semua bergerak ciclis balik ke titik semula. Ketika posisi politik Presiden Suharto melemah,13 orang menterinya menyatakan mundur dari kabimet kecuali beberapa, antara lain Fuad Bawazier dan Subijakto Tjakrawardaya. Orang tambah kaget ketika Ketua DPR Harmoko, yang memprakarsai pencapresan Pak Harto pada SU MPR Maret 1998, bersama Wakil-wakil Ketua DPR, menéken pernyataan minta Pak Harto mundur.

Usaha Pak Harto bikin Dewan Reformasi gagal karena Nurcholish Madjid yang dicalonkan jadi Ketua menolak.

Presiden Jokowi memutuskan stop ekspor batubara dari 1/1 sampai 31/1 2022. Menko Luhut minta sampai 10/1 saja dan 11/1/2022 ekspor lagi. Lalu Mentri ESDM merespons Luhut, ekspor batubara stop sampai 31/1/2022.

Debat ini mestinya tidak berlangsung di ruang  publik. Karena publik mengalami kesulitan bertepuk tangan, untuk yang mana?

Ibu Mega Ketua Umum PDIP mengkritik DPR yang banyak meloloskan RUU yang tak sesuai UUD. Ibu juga mengkritik orang-orang yang ambil keuntungan dari proyek ini itu. Tak jelas ke mana arah kritik. Tak apa-apa, ini musim kritik dan berbeda, yang mirip melawan. Usai Mega, tampil Ketua Umum Nasdem Surya Paloh kecam power game berbasis money. 

Power is money. But time is not money anymore. Makanya banyak orang kalau janji semaunya.

Sebagai old timer saya tak tahu ada money power. Kami hanya tahu politik itu profesi. Kami harus profesional dalam menjalankan fungsi.

Para pendukung Bung Karno mulanya membuat Barisan Sukarno, tapi perlawanan Orde Baru gigih, Barisan Sukarno memudar, tapi tak ada Sukarnois yang ikut hajar Bung Karno. Ini bukan manifestasi pejah gesang nderek Bung Karno. Ini moral politik. Old timers bilang politieke fatsoen.

Suatu hari eks Ketua PWI Machbub Djunaidi bilang ke saya, Wan lu bolé kata-kataiin gué, gué ga marah, tapi jangan lu kata-katain Bung Karno. 

Gaduh politik sundut kemelut ekonomi,  kemelut ekonomi sundut gaduh politik. Vice versa, bahasa Betawinya priyuk.

Baru saja muncul kabar Presiden Jokowi berniat jual dua kapal perang RI.

No comment. Berita seperti ini sudah berkomentar sendiri. Dan biarlah berita itu jadi penutup CABE kali ini.  (*)

263

Related Post