Djarum Group dan Wings Group Diisukan Hengkang dari IKN, Apakah Ini Petanda bahwa Investor Mulai Ragu-ragu Akan Keberlanjutan IKN?
Jakarta, FNN – Hari-hari belakangan ini, santer diberitakan bahwa Djarum Group dan Wings Group hengkang dari Konsorsium Nusantara pembangunan kawasan Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN. Pasalnya, dua perusahaan multinasional tersebut tidak lagi tercatat dalam daftar perusahaan swasta dalam negeri yang menanamkan modal di IKN.
Menjawab kekisruhan tersebut, Corporate Communications Manager Djarum, Budi Darmawan, menyatakan bahwa sejak awal pihaknya memang tidak masuk konsorsium pembangunan fisik. Tetapi, mereka tetap terlibat di IKN dengan mengembangkan dan membangun Botanical Garden, seperti dikutip dari Tempo, Kamis (4/1).
Sedangkan Head of Corporate Communications & CSR Wings Group Indonesia, Sheila Kansil, menyampaikan bahwa Wings Group tetap ikut serta dalam Konsorsium Nusantara IKN. Namun, partisipasi Wings Group hanya untuk proyek bersifat non-komersial.
“Saya kira, semua perjanjian bisnis selalu ada first, second, dan layer-layer berikutnya. Yang ngomong sekarang baru corporate secretary-nya. Itu artinya, ada upaya untuk memberitahu lebih awal bahwa tidak ada kasuk-kusuk itu. Itu artinya, memang ada kasak-kusuk untuk hengkang kan?” ujar Rocky dalam kanal You Tube Rocky Gerung Official edisi Kamis (5/1).
Jadi, lanjut Rocky, mungkin memang ada deal, tetapi tidak jelas dealnya apa. Apakah masuk IKN sebagai daftar investor dalam tingkat MOU, letter of intens, atau memang sudah ada pembagian yang sudah dinotariatkan. Semua itu masih dalam tanda tanya publik.
“Tetapi, yang bukan tanda tanya publik adalah Jokowi kesulitan untuk mencari investor asing sehingga malaklah investor dalam negeri. Itu sebenarnya dipalak,” ujar Rocky.
“Jadi, tetap ini pola politikal ekonomi yang kita mesti duga ada kesulitan di rezim ini untuk memperlihatkan keseriusan penanganan atau pembangunan IKN pasti macet. Kalau dari awal sudah mulus, tidak mungkin ada isu bahwa Djarum Grup atau Wings Group hengkang,” kata Rocky.
Hal ini juga berarti bahwa sebetulnya ada masalah dalam konsorsium yang mungkin pembagian investasi atau beban investasinya belum sempurna. Tetapi, itu pun menandakan bahwa tidak ada kejelasan tentang modal siapa yang akan ditanamkan di IKN.
Sementara itu, kata Rocky, Presiden Jokowi masih mondar-mandir untuk mencari pengaruh luar negeri. Bukannya sibuk terlibat dalam upaya memberantas human trafficking atau sibuk meningkatkan kapasitas supaya diplomasi, yang dilakukan Jokowi malah diplomasi untuk menjual IKN untuk menjual negeri.
“Nah, ini sebetulnya yang kita mau terangkan bahwa di dalam kekalutan Jokowi, tentu investor juga sudah mulai ragu-ragu jalan atau tidak. Akibatnya, timbullah sensasi-sensasi kecil yang mungkin nanti dalam satu minggu ini menjadi laporan utama sebuah majalah berita, misalnya, bahwa memang sudah hengkang,” ujar Rocky.(ida)