Inggris Tuduh Moskow Berusaha Taruh Pemimpin Pro-Rusia di Ukraina

Orang-orang menghadiri upacara penghormatan kepada para pembela Ukraina yang gugur, termasuk tentara yang tewas dalam pertempuran dengan pemberontak pro-Rusia di bandara Donetsk hari ini pada tahun 2015, di sebuah peringatan di dekat markas besar Kementerian Pertahanan di Kyiv, Ukraina, Kamis (20/1/2022).

London, FFN - Inggris  menuduh Moskow berusaha menempatkan seorang pemimpin yang pro-Rusia di Ukraina.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Inggris mengatakan,  para pejabat intelijen Rusia telah menjalin kontak dengan sejumlah mantan politisi Ukraina sebagai bagian dari rencana invasi ke negara itu. Namun, Kemlu menolak memberikan bukti yang mendukung tuduhan tersebut.

Tuduhan Inggris itu muncul di tengah ketegangan yang meningkat antara Rusia dan negara-negara Barat yang dipicu pengerahan tentara Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina. Moskow membantah akan menguasai Ukraina.

Kemlu Inggris mengatakan, mereka punya informasi,  pemerintah Rusia mempertimbangkan mantan anggota DPR Ukraina Yevhen Murayev sebagai calon potensial  memimpin pemerintahan yang pro-Rusia.

"Kami tidak akan membiarkan rencana Kremlin  memasang kepemimpinan yang pro-Rusia di Ukraina," kata Menlu Inggris Liz Truss di Twitter, sebagaimana dikutip dari Antara, Ahad, 23 Januari 2022.

"Kremlin tahu sebuah serangan militer akan menjadi kesalahan strategi yang masif dan Inggris serta para mitra kami akan membuat Rusia menerima akibatnya," kata dia.

Pernyataan Inggris itu dirilis pada Minggu dini hari waktu Moskow dan Kiev, ibu Kota Ukraina. Belum ada pernyataan terkait hal itu dari Kremlin – sebutan pemerintah Rusia – atau Murayev.

Seorang sumber di Kemlu Inggris mengatakan, bukan hal yang lumrah membagikan materi intelijen. Rinciannya telah dirahasiakan setelah melakukan pertimbangan cermat guna mencegah agresi Rusia, kata sumber itu.

Lewat akun resminya di Facebook, Kemlu Rusia membantah pernyataan Kemlu Inggris dan menyebutnya sebagai "disinformasi".  Mereka juga menuduh Inggris dan NATO "meningkatkan ketegangan" atas Ukraina dan mendesak Kemlu Inggris  berhenti "menyebarkan omong kosong".

Pernyataan Inggris itu muncul sehari setelah diplomat tinggi Amerika Serikat dan Rusia gagal membuat terobosan besar dalam pembicaraan tentang krisis Ukraina, meskipun mereka sepakat  terus berdiskusi.

Rusia telah meminta jaminan keamanan dari AS, termasuk penghentian ekspansi NATO ke bagian timur Eropa. Juga menuntut janji supaya tidak menerima Ukraina sebagai anggota dari aliansi militer Barat itu.

"Plot semacam ini sangat mengkhawatirkan. Rakyat Ukraina punya hak kedaulatan menentukan masa depan mereka sendiri. Kami berdiri bersama mitra-mitra demokratis di Ukraina," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Emily Horne dalam pernyataan.

Mantan anggota DPR Ukraina Yevhen Murayev 45 tahun, adalah politisi pro-Rusia yang menentang integrasi Ukraina dengan Barat. Dalam jajak pendapat oleh Razumkov's Centre pada Desember 2021, dia menempati peringkat ketujuh dengan 6,3 persen dukungan dalam daftar kandidat untuk pemilihan presiden 2024.

"Kemlu Inggris tampaknya bingung," kata Murayev kepada koran Inggris, Observer.

"Sama sekali tidak logis. Saya dicekal oleh Rusia. Tak hanya itu, uang dari perusahaan ayah saya di sana telah disita," kata dia.

Inggris, yang pekan ini memasok 2.000 rudal dan tim pelatih militer ke Ukraina, juga mengaku punya informasi yang menyebutkan dinas intelijen Rusia memelihara hubungan dengan "banyak sekali" mantan politisi Ukraina, termasuk para kroni Viktor Yanukovich.

Mantan presiden itu kabur ke Rusia pada 2014 setelah tiga bulan menghadapi aksi-aksi protes yang menentang kekuasaannya.  Dia divonis secara in absentia pada 2019 dengan hukuman 13 tahun penjara atas dakwaan telah berkhianat.

"Beberapa dari orang-orang ini telah berhubungan dengan pejabat intelijen Rusia yang kini terlibat dalam rencana serangan ke Ukraina," kata Kemlu Inggris dalam pernyataan itu.

Kantor Perdana Menteri Inggris sebelumnya mengatakan, Boris Johnson berencana meningkatkan tekanan pada Rusia dengan menyerukan para pemimpin Eropa supaya bergabung bersama AS dalam menghadapi agresi Rusia. (MD).

381

Related Post