Inilah 10 Cuitan Masa Lalu Yang Merontokkan Elektabilitas Paslon Rido dalam Pilkada Jakarta
Jakarta | FNN – Jejak digital memang kejam. Begitulah kata anak muda. Cuitan Ridwan Kamil kembali mengudara setelah 15 tahun yang lalu tenggelam. Cuitan nyinyir terhadap masyarakat Jakarta, kini menjadi virus yang mematikan, khususnya dalam persaingan perebutan orang nomor 1 di Jakarta. Dengan cuitan ini dipastikan Ridwan Kamil – Suswono sulit menang di Jakarta.
Analisa ini disampaikan oleh Pengamat Pilkada Abdul Halim. Kepada media Halim menerangkan bahwa pemimpin itu wajib bersih lingkungan, moral, dan akhlak. "Sudah menjadi tuntutan masyarakat bahwa siapapun pemimpinnya wajib hukumnya menjadi tauladan yang baik dan tidak boleh ada cacat sedikit pun," katanya Ahad, (24/11/2024) di Jakarta.
Halim mencontohkan negara Amerika Serikat yang dikenal liberal, tetapi urusan moral dan akhlak tetap dijunjung tinggi. Skandal Bill Clinton dan Monica Lewinsky merupakan contoh nyata bahwa seorang pemimpin harus memiliki standar moral yang baik dan tegas. Demikian juga di Indonesia yang berdasar Pancasila, moral adalah nomor satu.
Ridwan Kamil, kata Halim memiliki catatan buruk tentang moralitas. Maka sosok seperti ini tidak cocok menjadi pemimpin.
Halim menegaskan bahwa Ridwan Kamil (RK) pernah menghina warga Jakarta dengan bokep atau malas dan hedon adalah gaya propaganda membangun spirit warga Jawa Barat atau Bandung. Padahal pola menghina tidak bagus sebagai pemimpin negarawan. “Semestinya membangun spirit itu dengan optimalisasi potensi dan karakter, bukan melakukan pemojokan, peminggiran atau penghinaan,” paparnya.
Sementara pemerhati politik dan kebangsaan Rizal Fadillah mengaskan bahwa dampak sikap egois dan tidak dewasa seperti itu tentu berdampak pada elektabilitas RK-Suswono. Pasangan ini tidak mendapat dukungan sebagaimana harapan dan kesumringahan awal. RK menjadi figur yang tak disukai. Belum lagi informasi gencar pula bahwa RK gagal memimpin Jawa Barat. Ada pemberi raport merah atas kepemimpinan yang dominan atas pencitraan ketimbang prestasi.
Puncak kehancuran elektabilitas RIDO terjadi sejak Suswono melakukan blunder besar "menodai agama" lewat ucapannya. Suswono dikenal sebagai Menteri dari PKS era SBY dan terseret kasus suap kuota impor daging dan terima uang SKRT saat menjadi anggota DPR. Rekam jejak Suswono tidak sebersih moto PKS. Menjadi pasangan RK dinilai kontroversial karena beralasan pada threshold. MK telah mengubah threshold Pilkada yang memungkinkan PKS tidak tergantung.
Berikut 10 daftar cuitan Ridwan Kamil yang menuai badai setelah 15 tahun berlalu:
1. Pada 12 Juni 2010: "Selain uangnya, adakah alasan lain untuk menyukai Jakarta," "Ada yg menyebut Jakarta=kampung raksasa bkn true metropolitan. Katanya fisik mmg metropolitan tp perilaku msh byk yg kampungan. :),"
2. Pada 17 Agustus 2010: "sawityowit @vincentrompies Kota rada bokep: Zakkarta. Kota bokep: Pornorogo. Kota plg bokep: Fakfak di Irian :),"
3. Pada 12 September 2010: "#jamansd cinta pertama malah ke guru olahraga SD. Ibu Ningsih namanya. Seksi sih kayak Ratna Listy,"
4. Pada 12 September 2010: "#jamansd ngintip rok pake serutan yg ada cerminnya :D," 010.
5. Pada 22 Oktober 2010: "Tonight Let's talk about sex, 1. Kurang ajar : Breng-SEX. 2. Tempat polisi nongkrong : Pol-SEX 3. Mancung Kedalem : Pe-SEX,"
6. Pada 26 November 2010: "'Udah kaya, belagu dan sok tau'. Itu tipe klien yg banyak sekali di JKT. Maaf,"
7. Pada 5 Desember 2010: "Masa ada fim: 'Susah Jaga Keperawanan di Jakarta'?. Knp gak sekalian 'Susah Banget Jaga & Pelihara Keperawanan di Jakarta Selatan',"
8. Pada 1 April 2011: 'Tips Bank: Sblm buka rek, lihat ukuran lingkar dada customer service anda. Kl terlalu besar, curigai. Segera pindah ke Bank lain. #MD,"
9. Pada Kamis, 06 Juni 2011: "Tengil, gaul, glamor. songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang JKT. #citybranding.
10. Pada 12 Juni 2011."Kawasan Mangga Besar Jakarta itu seperti Azahari Sisters: Gak jelas dan suka bikin kehebohan menggelinjang,"
Ridwan Kamil tak membantah cuitan miringnya soal warga Jakarta yang mau dipimpinnya kalau menang di Pilgub Jakarta 2024. Ia mengakui kesalahannya dalam tweet-tweet lamanya yang bikin gempar seantero jagat maya.
“Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak,” kata Ridwan Kamil di akun X, Minggu (25/08).
Sejak masa lalu Ridwan Kamil dikuliti warganet, elektabilitas pasangan RIDO tersebut ambyar dan terjun bebas, terutama saat Suswono melecehkan Nabi Muhammad.
“Anjloknya elektabilitas pasangan RIDO dari 46 persen ke 39 persen merupakan musibah yang sulit disembuhkan,” kata pengamat politik Abdul Halim kepada media, Kamis (21/11/2024) di Jakarta.
Menaikkan angka elektabilitas satu persen saja, kata Halim, sulitnya minta ampun, apalagi ini waktu tinggal satu minggu lagi, mustahil pasangan RIDO menang. “Sejak awal pasangan ini memang tidak dikehendaki masyarakat Jakarta. Gembar-gembor bakal menang satu putaran, itu hanya klaim sepihak dan tanpa dasar,” tegasnya.
Sementara Pemerhati Politik dan Kebangsaan Rizal Fadillah, menegaskan bahwa pasangan RIDO sulit kembali ke posisi awal setelah banyak blunder saat kampanye yang dilakukan oleh RK maupun Ssuwono. “Secara demonstratif Ridwan Kamil menghadap Prabowo dan Jokowi yang pengaruhnya tentu diharapkan, namun tak berhasil,” katanya.
Rizal menegaskan bahwa gejala politiknya RK merasa bakal kalah sehingga butuh pegangan kuat kekuasaan. “Sebenarnya sejak awal Jokowi dan Prabowo ada di belakang RK-Suswono, akan tetapi dalam perkembangannya, yang ada justru pasangan ini ditinggalkan oleh partai pendukung,” paparnya.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus kata Rizal sudah malas mendukung RK. Dukungan KIM justru menguat ke kubu pesaingnya yakni Pramono-Rano Karno.
“RK-Suswono tidak akan menang. Gerakan coblos semua menggerus suara, demikian juga pilihan lain rezim KIM yang bukan kepada pasangan "serba salah" ini. RK bakal keok. "Keok kawas hayam loba nu macok" (Kalah seperti ayam, banyak yang mematuk). RK-Suswono tampak semakin frustrasi dan bergoyang sendiri,” tegasnya.
Apa yang diramalkan oleh para pengamat semakin terbukti dengan adanya rilis survei terakhir. Survei paling anyar yang dilakukan Polmark Indonesia pada 7 - 15 November 2024 mencatat elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno 'Si Doel' unggul dari pasangan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024.
Paslon nomor urut 3 itu meraih elektabilitas tertinggi dengan perolehan 40,3 persen, mengungguli RK-Suswono dengan 34,8 persen, dan Dharma-Kun di angka 3,2 persen.
Elektabilitas pasangan Ridwan Kamil-Suswono terus merosot akibat ulah masa lalu dan masa kini. Terkini, Ridwan Kamil dalam sebuah kampanye mengeluarkan pernyataan yang menghina pada randa. Hasil survei yang awalnya rata-rata mencapai 46 persen, kini elektabilitas Rido di bawah 40 persen. (abd)