Kacau! Cabut Pengakuan Dilecehkan Ketua KPU, Wanita Emas Mengaku Sedang Depresi
Jakarta, FNN - Setelah membuat heboh karena mengaku dilecehkan dan diperkosa oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum atau KPU, Hasyim Asy'ari, Ketua Umum Partai Republik Satu, Hasnaini Muis, membuat klarifikasi. Klarifikasinya disampaikan dalam bentuk video. Dalam klarifikasinya, dia mengaku sedang depresi ketika membuat testimoni di depan sejumlah ketua partai yang tidak lolos verifikasi administrasi. Kanal Youtube Hersubeno Arief edisi (27/12/22) kembali membahas masalah ini bersama Hersubeno Arief, wartawan senior FNN.
“Saya, Hasnaini, surat pernyataan klarifikasi mengenai video saya yang beredar kemarin. Saya, Hasnaini, hari ini, Jakarta, Minggu 11 Desember 2022, melalui surat ini saya memohon maaf sebesar-besarnya kepada ketua KPU, Hasyim Asy’ari, beserta jajarannya, serta melalui surat ini saya menyatakan dan mengklarifikasi bahwa video yang beredar yang menyatakan membuat saya telah mengalami pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan oleh Ketua KPU, maka saya nyatakan bahwa hal itu tidak pernah terjadi..,” demikian penggalan klarifikasi Hasnaini.
Klarifikasi Hasnaini ini berbeda sekali dengan video awal yang menghebohkan itu. Padahal, dalam video yang menghebohkan waktu itu, clear, detail sekali dia menjelaskan kepada para ketua umum partai. Bahkan, sepertinya kalau kita dengar suaranya, pada waktu ada wartawan yang juga ikut mewawancarai wanita ini. Wawancara dilakukan di tahanan Kejaksaan Agung, tapi kelihatannya di lapangan tenis. Sepertinya, klarifikasi tadi juga dilakukan di tempat yang sama, di lapangan tenis itu.
Dengan klarifikasi tersebut, seharusnya kasus ini berhenti karena ini sifatnya delik aduan. Hasnaini, lewat pengacaranya, tinggal mencabut laporannya ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) karena laporan pelecehan dan pemerkosaan oleh ketua KPU Hasyim Asy’ari itu dilaporkan juga ke DKPP. Waktu itu, Ketua DKPP menyatakan bahwa sedang memverifikasi laporan tersebut.
Sementara itu, menurut Hersu, Ketua KPU, Hasyim Asy’ari dalam beberapa hari ini pasti namanya hancur dan babak belur betul. Bukan hanya Hasyim Asy’ari, tapi termasuk juga keluarga besarnya yang dirugikan. Mereka bisa melaporkan balik Hasnaini ke polisi.
Namun, kalau kita mencermati video klarifikasi tadi, tampaknya ada kejanggalan. Hasnaini menyebut bahwa video klarifikasi tersebut dia buat pada Minggu, 11 Desember 2022. Kemudian dia menyatakan bahwa klarifikasi tersebut dibuat setelah sebelumnya muncul videonya yang membuat heboh. “Nah, di sini kita mencurigai dan melihat ada kejanggalan,” ujar Hersu.
Kalau dirunut ke belakang, Farhat Abbas, pengacara Hasnaini, melaporkan kasus tersebut ke DKPP pada Kamis, 22 Desember 2022. Saat itu, Farhat Abbas mengaku memiliki video testimoni, foto, screenshot chattingan, bukti tiket pesawat ke Yogya berdua,dengan nama Hasnaini dan Hasyim Asy’ari. Tidak lama kemudian, di media sosial juga muncul video-video testimoni dari Hasnaini yang direkam oleh Farhat Abbas.
Testimoni yang pertama disampaikan di hadapan sejumlah pimpinan partai-partai yang tidak lolos verifikasi administrasi di KPU. Sedangkan pada video yang kedua, video klarifikasi, jika dicermati, tampak sekali kalau Hasnaini membaca teks. Itu pun menyebutnya sebagai surat pernyataan klarifikasi. Penyebutan tanggal 11 Desember juga dia sampaikan di awal klarifikasi.
Menanggapi klarifikasi Hasnaini, Farhat Abbas yang waktu itu mengklaim sebagai pengacara Hasnaini, menduga bahwa Hasnaini mendapat tekanan. Farhat Abbas juga mempersoalkan pernyataan Hasnaini bahwa video dibuat pada 11 Desember. “Kelihatannya dia dipaksa lawyernya, itu kan menghalangi keadilan saja,” ujar Farhat Abbas.
Kelihatannya ada lawyer yang lain dan biasa orang menunjuk lawyer yang berbeda. Mungkin Farhat Abbas saat itu menjadi lawyer untuk melaporkan ke DKPP. Dia juga menyebutkan bahwa setelah melapor ke DKPP, Farhat Abbas juga akan melaporkan kasus ini ke polisi. Tetapi, dengan klarifikasi tadi, mestinya kasus ini tidak berlanjut. “Nah, silahkan Anda simpulkan sendiri apakah Hasnaini kali ini membuat surat pernyataan klarifikasi tadi dalam kondisi sadar, tanpa tekanan, dan tidak dalam kondisi depresi seperti ketika dia membuat video yang menghebohkan itu,” ujar Hersu.
Bagaimanapun, dampak dari testimoni pada video menghebohkan yang pertama bisa sangat serius. Bukan hanya kepada pribadi Hasyim Asy'ari dan keluarganya, namun kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum. Karena, selain dia mengaku dilecehkan atau diperkosa, yang juga sangat membuat geger adalah Hasnaini mengaku dia mendapat bocoran dari Hasyim Ass’ari bahwa KPU sudah mendesain sejak awal bahwa pada Pilpres 2024 yang akan menjadi pemenang adalah pasangan Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir.
Pernyataan itu akan membuat orang langsung menghubungkan dengan Pak Jokowi, karena Pak Jokowi selama ini dianggap mempersiapkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden sekocinya kalau Jokowi tidak bisa memperpanjang masa jabatannya. Akibat sikap Pak Jokowi ini, hubungan antara Pak Jokowi dengan Ibu Megawati, Ketua Umum PDIP, menjadi tegang. Begitu juga dengan Ganjar Pranowo yang bahkan sampai dipanggil oleh DPP PDIP dan mendapat teguran.
“Kok jadi pas dengan apa yang disampaikan oleh Hasnaini itu. Kalau dia dalam keadaan depresi, mengapa informasinya cukup akurat jika dihubungkan dengan realitasnya,” ujar Hersu. Agar kasus ini menjadi lebih clear, saran Hersu, kendati Hasnaini sudah mencabut keterangannya dan harusnya segera diikuti dengan pencabutan laporannya, baik Hasyim Asy’ari maupun KPU, harusnya melaporkan balik Hasnaini. Dengan begitu, kalau kasus ini bergulir ke pengadilan, bisa jadi terang benderang. Ini penting karena ini soal serius. KPU adalah lembaga penyelenggara Pemilu dan Hasyim Asy’ari ketua KPU, dan KPU seharusnya menjadi lembaga independen yang bisa dipercaya. Demikian juga tokoh-tokohnya, mereka harus independen dan kredibel. (ida)