Mahasiswa IPB Produksi Tas Jinjing Dari Ampas Tebu

Bogor, FNN - Tim mahasiswa IPB University berhasil membuat inovasi dan memproduksi tas jinjing dari ampas tebu. Tas tersebut dijual seharga Rp 10.000 per buah serta melayani pemesanan melalui media sosial.

"Tas jinjing ramah lingkungan, sekaligus bisa menambah nilai ekonomis ampas tebu," kata Ketua Tim Mahasiswa IPB Depicha Zambustya Zamborita, sebagaimana keterangan tertulis Humas IPB University di Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 September 2021.

Mereka memasarkan produksinya melalui media sosial instagram dengan akun bag.gase. Hal itu merupakan kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) 2021 di kampusnya.

Tim mahasiswa IPB yang membuat tas jinjing dari ampas tebu ini adalah Depicha Zambustya Zamborita, Siti Ira Sinta Wati, Habib Vian Niswara, dan Garnish Eka Prastyaningrum. Tim tersebut dibimbing oleh dosen pendamping, Burhanuddin.

Menurut Depicha, tas jinjing dari ampas tebu tersebut adalah inovasi mahasiswa. Dibuat sebagai tas ramah lingkungan dan diharapkan dapat menggantikan penggunaan tas palstik kresek yang saat ini banyak digunakan masyarakat.

Pembuatan tas jinjing dari ampas tebu dengan pertimbangan, karena ampas tebu adalah limbah padat dari pengolahan industri gula tebu.

Pemanfaatan tebu, kata dia, juga masih terbatas pada industri pengolahan gula yang hanya mengambil airnya. Sedangkan ampasnya sekitar 35-40 persen dari berat tebu yang telah digiling, hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri atau dibuang menjadi limbah.

“Pabrik gula tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan, karena hanya beberapa bagian yang dapat diolah menjadi bahan bakar. Sehingga, ampas tebu belum terkelola dengan baik dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” katanya, sebagaimana dikutip dari Antara.

Mencermati hal tersebut, Depicha dan tim, membuat tas jinjing dari ampas tebu guna menambah nilai ekonomi. "Dengan menyosialisasikan pemanfaatan produk dari bahan ramah lingkungan dapat membantu pemerintah mengurangi pemanfaatan produk plastik yang limbahnya sulit diurai," katanya.

Depicha yang masih kuliah di semester lima Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (SKPM FEMA) IPB ini menyatakan, tas dari ampas tebu tersebut dirancang sesuai dengan budaya nusantara dan tradisi daerah, sehingga menambah keindahan produk tas jinjing.

"Dengan desain yang menarik ini, meskipun tas jinjing telah rusak, dapat dimanfaatkan sebagai barang seni rupa, yakni dikliping, kemudian dibingkai sehingga dapat menjadi hiasan dinding,” katanya.

Dalam pemasarannya, Depicha dan tim menggunakan promosi melalui media sosial instagram dan WhatsApp masing-masing anggota tim.

Depicha mengatakan, atas produksi itu, konsumen memberikan respons positif. Konsumen menyadari bahwa ampas tebu, limbah pabrik gula, ternyata dapat dijadikan tas dengan desain unik.

Dosen pendamping, Burhanuddin mengatakan, tas jinjing itu lahir dari kreativitas mahasiswa untuk memanfaatkan limbah ampas tebu dan mengurangi penggunaan plastik yang berdampak negatif pada lingkungan. (MD).

319

Related Post