Membunuh Kebenaran

Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI 

Kehidupan dunia memang tak memberi kemewahan pada yang menjaga kebenaran.

Rasionalitas kerapkali menjadi alasan untuk memburu dan menikmati kesenangan.

Persfektif hidup, melulu  dilakukan berorientasi materi demi  menjadi milik dan aset yang membanggakan.*

*Bukan hanya ketidakadilan, bahkan dalam berpikir saja sudah menghadirkan keonaran, membiarkan kejahatan menyembelih kebenaran.

Kadang banyak yang lupa bahwasanya disebut manusia jika hidupnya  memberi manfaat.

Kata-kata dan perilaku  menjadi begitu terhormat dalam pandangan khalayak, meski  memiliki jiwa yang tersesat.

Bangga pada status sosial dan harga diri yang berujung dipenjara oleh ambisi yang melekat.

Harta, wanita dan jabatan terlalu kesohor meskipun kegilaan padanya rentan  membawa mudharat.

Orang suci terlalu terhina karena hidup compang-camping dan miskin.

Orang kaya begitu dimuliakan karena terbiasa mampu membeli semua, penuh percaya diri dan begitu yakin.

Rakyat jelata memang hanya bisa pasrah, meskipun kata sehat dan selamat hanya bisa  diperoleh dari vaksin.

Layaknya perang yang berkobar, menimbulkan kontroversi dan polemik internasional hanya  karena kebijakan seorang Putin.

Kekuasaan memang tak akan pernah diwariskan pada kaum yang lemah dan tak berdaya.

Rakyat hanya diciptakan Tuhan sebatas memelihara asa. 

Pancasila, UUD 1945 dan NKRI seakan fana bahkan cenderung lebih terasa sebagai maksiat bagi bangsa.

Begitu mudahnya dimanfaatkan secara terstruktur, sistematik, dan masif sebagai alat efektif bagi rezim untuk membunuh  kebenaran  di Indonesia.

Munjul-Cibubur 17 Juli 2022.

414

Related Post