Menjemput Mandat Presiden
Oleh: Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI
Bukan "show off force", bukan juga mobilisasi massa demi eksistensi politik. Momen 16 Oktober 2022 di Balai Kota DKI, menjadi indikator masih hidupnya demokrasi dan harapan untuk Indonesia yang lebih baik. Partisipasi dan dukungan rakyat terhadap Anies melepas jabatan gubernur Jakarta dan menyongsongnya menjadi presiden Indonesia. Menjadi bukti, masih ada pemimpin yang amanah, yang menjadi harapan dan begitu dicintai rakyat di tengah keniscayaan kehidupan sebagai sebuah negara bangsa.
Sepanjang usia reformasi, belum ada seorang pejabat yang saat terpilih dan mengakhiri masa jabatannya tetap sama mendapatkan apresiasi dan dukungan luas publik. Hanya Anies Baswedan pada saat kampanye, bertugas dan menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai gubernur Jakarta mendapat respon yang begitu gegap gempita dari sebagian besar rakyat Indonesia. Bukan hanya prestasi, penghargaan dan tingkat kepuasan masyarakat Jakarta. Purna bakti Anies mengelola ibukota negara, terus menuai banyak pujian dan berlimpah aspirasi rakyat untuk mengemban mandat sebagai presiden Indonesia.
Tanggal 16 Oktober 2022 menjadi momen spesial bukan hanya bagi seorang Anies Baswedan, melainkan juga buat warga Jakarta dan seluruh rakyat di pelosok negeri. Gubernur Jakarta yang sukses dengan tagline maju kotanya dan bahagia warganya, Anies mengakhiri pengabdiannya di tanah Betawi itu dengan segudang catatan manis dan berkesan. Tak sekedar ucapan selamat perpisahan, rakyat semakin antusias memberikan kepercayaan untuk melanjutkan karya yang jauh lebih besar dan bermakna. Selain ucapan sukses dan terimakasih, Anies bahkan telah didapuk untuk menjadi presiden. Begitulah simpati, empati dan euforia warga Jakarta khususnya dan khalayak luas pada umumnya mengekspresikan pemimpin yang dicintainya. Sebuah fenomena tersendiri dalam dinamika politik kontemporer Indonesia, belum juga usai menjabat gubernur Jakarta, teriakan presiden menggema dimana-mana. Gubernur rasa presiden, begitulah rakyat menjulukinya tanpa pencitraan, tanpa rekayasa dan tanpa siasat jahat politisi apalagi konspirasi oligarki. Anies memang istimewa dan beda dari kebanyakan pemimpin yang sekarang bertebaran dan naif tebar pesona.
Kegiatan formal seremonial dan protokoler yang menyudahi jabatan gubernur Jakarta yang diemban Anies begitu menyita dan menarik perhatian masyarakat. Perhelatan demisioner tugas Anies oleh DPRD DKI dan terkonsentrasi di Balai Kota pada 16 Oktober 2022 itu, seperti akan menjadi permulaan pesta rakyat sebelum memasuki pesta demokrasi dalam pilpres 2024 mendatang. Anies seakan tak pernah berhenti dielu-elukan masyarakat, seakan bangga dan puas atas kinerja kepemimpinannya selama membangun Jakarta, sekaligus semangat mengusungnya tampil dalam pentas kepemimpinan nasional. Menjelang melepaskan jabatannya, geliat dan animo untuk tugas baru telah menanti Anies. Terimakasih Jakarta dan Selamat Datang Anies terasa memenuhi langit politik Indonesia. Partai politik, para relawan dan rakyat di penjuru tempat, begitu suka cita menyambut Anies mengakhiri tugasnya sebagai gubernur Jakarta, untuk selanjutnya memberi mandat sebagai presiden Indonesia. Warga Jakarta dan seluruh rakyat di daerah-daerah menaruh kepercayaan dan memberikan dukungan penuh Anies menjajaki transisi dan estafet kepemimpinan nasional. Pemimpin baru dan harapan baru untuk Indonesia yang jauh lebih baik, lebih sejahtera dan berkeadilan serta menjunjung tinggi keberadaban. Begitulah perasaan dan suasana batin rakyat Indonesia terhadap seorang Anies Baswedan.
Rasanya, menanggalkan jabatan gubernur Jakarta, bagi Anies sejatinya menjadi awal dan babak baru bagi jejak panggung politik nasional yang digelutinya. Bukan hanya penyelamatan demokrasi, Anies juga ditantang untuk mewujudkan keberadaan serta nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan NKRI yang hakiki. Ditengah keterpurukan negara bangsa dan penderitaan rakyat yang semakin mengemuka. Anies dituntut mampu menjadi pemimpin yang sesungguhnya, pemimpin yang lahir, tumbuh dan dibesarkan dari rahim rakyat. Mengemban amanat penderitaan rakyat untuk membawanya dalam negara kesejahteraan, kepada keadaan suatu bangsa yang kemakmuran dan keadilan bukan hanya sebagai sebuah mimpi dan uthopis. Pemimpin yang bijak terhadap kebhinnekaan dan kemajemukan rakyatnya, pemimpin yang gandrung pada persatuan dan kesatuan nasional, serta pemimpin yang teguh menapaki jalan penderitaan dan pengorbanan demi kedaulatan dan kehormatan negara bangsanya. Di pundak Anies dengan karakter dan integiritasnya, ada secercah keyakinan dan sikap optimis bahwasanya masa depan Indonesia masih bisa membuka ruang seluas-luasnya bagi keadilan dan kemakmuran kehidupan rakyat Indonesia. (*)