Menteri PUPR Mengingatkan Ancaman Krisis Air Saat Hadiri ICOLD Prancis

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menghadiri Kongres ke-27 Komisi Internasional Bendungan Besar (International Commission On Large Dams/ICOLD) di Marseille, Prancis, pada 30 Mei - 1 Juni 2022. ANTARA/HO-Kementerian PUPR/am.

Jakarta, FNN - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri Kongres Ke-27 Komisi Internasional Bendungan Besar (International Commission On Large Dams/ICOLD) di Marseille, Prancis, seraya mengingatkan mengenai ancaman krisis air global.

Menteri Basuki dalam keterangannya diterima di Jakarta, Senin (30/1) malam, menjelaskan bahwa saat ini krisis air merupakan tantangan global seiring dengan meningkatnya permintaan air karena pesatnya urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, pandemi COVID-19, dan isu perubahan iklim.

Studi OECD menyatakan permintaan air global akan meningkat sebesar 55 persen hingga tahun 2050, terutama karena pertumbuhan penduduk dan industri. Untuk itu, diperlukan pengelolaan sumber daya air secara efektif.

“Kita harus membangun lebih banyak bendungan dan mengelola bendungan eksisting lebih efisien. Sejak tahun 2015, Indonesia telah membangun 61 bendungan baru dan melakukan optimasi 231 bendungan/waduk eksisting untuk meningkatkan ketersediaan air mendukung pertanian, industri, pariwisata, perkotaan, kebutuhan domestik, dan kegiatan lainnya,” kata Basuki.

Kongres dan Pertemuan Tahunan ICOLD yang merupakan agenda rutin komunitas bendungan internasional dengan pembahasan isu pembangunan dan pengelolaan bendungan besar diselenggarakan pada 30 Mei hingga 1 Juni 2022.

Untuk meningkatkan kapasitas retensi banjir pada musim hujan, kata Basuki, Kementerian PUPR RI akan menambah pintu air pada 21 bendungan baru dan 24 bendungan yang sedang dibangun.

Selain itu, untuk menjaga keseimbangan air pada wilayah sungai, saat ini telah dan akan terus dibangun fasilitas interkoneksi antarbendungan.

“Dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat, kita mampu untuk memanfaatkan kecerdasan buatan dan teknologi informasi terkini untuk mengelola dan mengoperasikan waduk secara efektif. Sebagai contoh, untuk mendapatkan parameter hidrologi yang lebih akurat dan juga mengurangi risiko bencana, dilakukan pemodelan perkiraan inflow bendungan,” kata Basuki.

Basuki juga menekankan bahwa seluruh pihak harus menaruh perhatian lebih besar pada isu keselamatan bendungan, seperti pekerjaan perbaikan bendungan, rehabilitasi instrumentasi bendungan, dan penyesuaian pola operasi waduk.

Selain itu, Basuki berharap pertemuan ICOLD tahun ini dapat mendukung pertukaran pengetahuan tentang pembangunan dan kemajuan bendungan di seluruh dunia dan dapat menghasilkan beberapa ide atau terobosan baru dalam pembangunan bendungan.

Turut mendampingi Menteri Basuki, antara lain Inspektur Jenderal Kementerian PUPR T Iskandar, Konjen RI Marseille Arief Basalamah, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja, Direktur Bendungan Airlangga Mardjono, dan Pengurus Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar. (mth/Antara)

515

Related Post