Operasi Mossad Israel Susupi "Geng Korup" Inteligen Iran: Sukses Bunuh Haniyeh

Oleh Faisal S Sallatalohy | Mahasiswa Doktor Hukum Trisakti

BANYAK yang bertanya, mengapa Ismail Haniyeh terbunuh di Iran. Beliau sudah ke Qatar, Turki, Suriah, Lebanon, bahkan kunjungan ke Asia Tenggara, tetapi aman-aman saja. 

Apakah pertahanan dan inteligen Iran sedemikian rapuh? Ataukah ada kemungkinan keterlibatan sejumlah pejabat tinggi Iran dalam peristiwa pembunuhan Haniyeh? 

Sebelum Haniyeh, masih segar dalam ingatan kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran, Ebrahim el- Raisi. Banyak spekulasi mengemuka. Salah satunya, kematian Raisi disebabkan sabotase operasi intligen Mossad Israel. 

Meskipun belum ada hasil penyelidikan resmi pemerintah Iran terkait kematian Raisi, bagi saya, kematian Raisi membuka tabir bobroknya internal departemen pertahanan dan intligen Iran yang sejauh ini selalu bisa dibobol Israel. 

Dua dekade terakhir, operasi senyap Mossad Israel sukses menyusup ke tubuh inteligen Iran lewat kolaborator dari kalangan perwira tinggi dan pejabat pertahanan Iran sendiri. 

Mereka dikenal sebagai "Geng Korup" intligen Iran. Terdiri dari sekelompok personel keamanan di eselon atas yang dipimpin langsung kepala departemen Israel di dinas inteligen nasional Iran. Geng korup ini memiliki antibodi, bahkan mampu menyembunyikan informasi dari menteri inteligen Iran, melakukan disinfomasi dan kebohongan data-data inteligen. 

Geng korup Inteligen Iran, bekerja di bawah perintah pejabat Mossad. Mereka ditugaskan menghimpun informasi dan mencuri dokumen penting negara untuk diserahkan kepada Israel. Terutama untuk mendukung aksi spionase Mossad dalam rangka melemahkan pengembangan nuklir Iran, propoganda oposisi dalam rangka melunakkan kampanye anti zionisme hingga pembunuhan tokoh-tokoh penting dalam negeri atau kolega Iran anti Israel. 

Dari puluhan bahkan ratusan, operasi inteligen Mossad dengan memanfaatkan tangan "Geng Korup" Inteligen Iran yang dilakukan, paling mencolok adalah peristiwa terbunuhnya fisikawan dan ilmuan nuklir kenamaan Iran Mohsen Fakhrizadeh pada November 2020 lalu. 

Mohsen adalah kepala pengembangan nuklir Iran. Ia tewas akibat serangan senapan mesin dengan kecerdasan buatan yang dikendalikan dari jarak jauh dalam operasi inteligen real time lapangan, Mossad. 

Fenomenalnya, dua bulan sebelum kematiannya, tepatnya Oktober 2020, menteri Inteligen Iran, Mahmoud Alavi telah memperingatkan, bahwa dua bulan berikutnya, Mohsen akan dibunuh oleh Mossad tepat di lokasi ia terbunuh pada November 2020. 

Alavi menyebut, bahwa dalang yang merencakan pembunihan Mohsen adalah kolega Mossad dari internal angkatan bersenjata Iran yang juga merupakan salah satu petinggi di Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC). 

Fenomenalnya, informasi dan peringatan Mahmoud Alavi diabaikan, tidak ditindaklanjuti IRGC. Fenomenalnya lagi, ketika informasi itu benar dan Mohsen terbunuh sesuai waktu dan pada tempat yang diberitakan, tidak ada sama sekali upaya penyelidikan untuk menguak dalang yang bertindak sebagai spionase Mossad di tubuh IRGC. 

Peristiwa ini menunjukkan, sabotase dan kendali Mossad sudah sangat kuat di internal IRGC. 

Bayangkan, untuk informasi sejelas, sepenting, dan se-strategis itu, diabaikan begitu saja. Hal ini mengindikasikan, bahwa pelayan Mossad di tubuh IRGC, memang menduduki jabatan-posisi-pangkat yang cukup tinggi. Sehingga punya kendali kuat untuk dapat mengabaikan peringatan, dan melaksanakan rencana pembunuhan pada waktu dan lokasi yang ditentukan terhadap kepala pengembangan nuklir Iran. 

Kita tahu bersama, IRGC adalah unit paling khusus militer Iran. Di dalamnya termasuk devisi khusus yang menjalankan tigas anti spionase terhadap operasi inteligen Israel. Jika sudah disusupi, maka tentu saja fungsi anti spionase terhadap operasi Mossad jadi mandul. Berubah menjadi lembaga pemberi informasi inteligen kepada Mossad. 

Kabar ini dibenarkan oleh kalangan pemerintah dan secara arogan diprotes oleh kelompok oposisi Iran sendiri. Bahwa Sumber-sumber di dalam bangsal keamanan penjara Evin, Teheran, mengkonfirmasi, ada puluhan komandan tinggi IRGC yang di tahan di lokasi itu dengan dakwaan sebagai mata-mata untuk negara asing, terutama Mossad Israel. 

Hanya saja, pemerintah Iran tidak mempublikasi nama-nama para pengkhianat tersebut beserta jabatannya demi menjaga martabat Pengawal Revolusi Iran. 

Berikutnya, soal pencurian dokumen rahasia Iran paling fenomenal sepanjang sejarah dalam operasi inteligen Mossad dengan memanfaatkan spionase "Geng Korup" dari kalangan IRGC Iran. 

Operasi ini berjalan senyap tanpa diketahui oleh dinas pertahanan dan intelen Iran. Perampokan ini terjadi di akhir Januari 2018, di tengah malam, puluhan orang merangsek masuk ke fasilitas gudang nuklir di sebuah kawasan industri, 30 km dari kota Tehran. 

Fenonemalnya, di dalam gedung, terdapat 32 berangkas. Tapi Mossad tahu mana brangkas yang berisi materi-materi berharga. Akhirnya, dalam waktu kurang dari tujuh jam, Mossad berhasil membobol 27 berangkas, mengambil setengah ton arsip nuklir rahasia dan pergi tanpa meninggalkan jejak. 

Ini merupakan salah satu perampokan paling berani dalam sejarah Iran, tapi para pejabat Iran memilih untuk tetap diam. 

Tiga bulan kemudian, tepatnya 18 April 2018, dokumen yang dicuri tersebut muncul di Tel Aviv, Israel. Dalam sesi konfrensi pers, Benjamin Netanyahu saat itu, dengan bangga memamerkan dokumen-dokumen yang dicuri itu. 

Fenomenalnya lagi, saat itu, Netanyahu menyoroti peran Mohsen Fakhrizadeh atas apa yang disebut program senjata nuklir yang tak pernah diumumkan. Dengan jelas ia menyebut nama "Dr. Mohsen Fakhrizadeh, ingat namanya, saya ulang, ingat namanya". Sejak saat itu, direncanakan pembunuhan, Dua tahun kemudian, November 2020 Mohsen tewas. 

Dalam dua dekade terakhir, sejumlah ilmuwan nuklir terkemuka Iran telah dibunuh. Terdapat banyak sabotase di fasilitas militer dan nuklir Iran, tapi sejauh ini pasukan keamanan Iran secara umum gagal untuk mencegah atau menangkap pelaku dan komplotannya. 

Penyebabnya sederhana. Operasi senyap Mossad Israel telah menembus dan berhasil mengendalikan sebagian tubuh IRGC lewat "Geng Korup" yg terdiri dari sejumlah eselon atas pejabat dan perwira Iran dari kalangan dinas inteligen nasionalnya. 

Maka sangat mudah bagi Israel untuk melangsungkan spionase dan sabotase pembunuhan terhadap petinggi-petinggi maupun kolega Iran dari luar di dalam negeri. Salah satunya, seperti yang baru saja menimpa kepela biro politik Hamas, Ismail Haniyeh. (*)

3100

Related Post