Presiden Ngagul Lagi
Sepertinya sejarah akan mencatat, bahwa akan ada seorang presiden yang pernah menjadi bahan olok-olokan, dipermalukan dan tidak bisa dipercaya lagi selama kepemimpinannya. Apapun yang keluar dari pikiran, ucapan dan tindakannya, sudah terlanjur tak digubris rakyat. Jika hal itu terjadi, maka Indonesia akan memecahkan rekor untuk pertamakalinya presiden terburuk yang pernah ada sejak negara ini diproklamasikan kemerdekaannya.
Oleh Yusuf Blegur - Mantan Presidium GMNI
Tidak hanya kebijakannya yang compang-camping dan urakan. Presiden kali ini juga dikelilingi para pembantunya yang konyol juga ndablek. Wajah pemerintahan secara keseluruhan diselimuti penampilan dengan kinerja buruk, penuh resiko tinggi dan membahayakan bukan saja eksistensi akan tetapi juga keberadaan NKRI. Aparatur negara hanya mampu memperlihatkan sumber daya yang tidak kapabel, kompeten, akuntabel dan berintegritas. Negara yang dipimpin seorang presiden dengan gerombolan birokrasi yang rakus dan tak tahu malu. Hanya mampu menghasilkan prestasi berupa maraknya korupsi, perampasan tanah rakyat, perampokan sumber daya alam, sekaratnya demokrasi yang diikuti merosotnya kehidupan ekonomi dan politik serta jual beli hukum secara telanjang. Praktek-praktek kekuasaan itu yang memiskinkan dan menyebabkan penderitaan rakyat, semakin mendorong NKRI cenderung menjadi negara gagal.
Tak cukup dengan nihilnya segudang janji kampanye pada saat menjadi capres. Kepala negara sekaligus kepala pemerintahan yang sudah terlanjur dijuluki Pinokio dan "King of Lip Service" oleh publik. Alih-alih memperbaiki diri dan menebusnya dengan terobosan kerja yang membanggakan. Presiden justru semakin berulah lebih buruk lagi. Kali ini tak tangung-tanggung memanipulasi komunikasi politik terkait statemen kunjungan luar negerinya. Perkataannya yang tak bisa dipisahkan sebagai bagian dari diplomasi internasional, rentan dan terindikasi menjadi kebohongan publik. Mirisnya, pernyataan pemimpin negara tak berkelas dan begitu rendahnya bukan hanya sekedar telah menjadi kebohongan internasional semata. Lebih dari itu telah memicu situasi yang tak kondusif, semakin mendorong ketegangan politik dan berpotensi menguatkan konflik internasional.
Dalam hal ini kunjungan presiden ke negara Ukraina yang beririsan konflik bahkan perang dengan Rusia, malah semakin menimbulkan suasana panas karena pernyataan presiden yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Setelah komunikasi dengan presiden Ukraina, seolah-olah ada pesan yang akan dititipkan untuk disampaikan ke presiden Rusia terkait harmonisasi kedua negara. Ternyata tak ada agenda itu dan pertemuan presiden tanpa beban ini dengan presiden Rusia hanya sebatas pembshasan pupuk dan terkait ekpornya yang terganggu. Setidaknya sudah menimbulkan kontroversi dan polemik seperti apa yang sebenarnya menjadi agenda pertemuan, isi pembahasan dan apa yang semua itu kemudian dipublish. Faktanya yang berkeliaran informasnya dalam media internasional dan media lokal termasuk media sosial. Terbukti presiden melakukan manipulasi dan kamuflase seperti biasa dan berulang-ulang, hanya sekedar untuk pencitraan diri dan membagun presisi pemerintahannya yang semu dan menipu.
Rakyat Indonesia untuk kesekian kalinya harus mengelus dada dan menarik napas dalam-dalam. Presiden yang negaranya sendiri amburadul, kini mau sok coba-coba ngurusi negara lain.
Publik khawatir prediden terus menjadi bahan tertawaan konyol. Atau memang presiden sudah cocok untuk menjadi pelawak, sama dengan profesi sebelumya dari presiden Ukraina yang belum lama ditemuinya.
Tapi bagaimanapun itu, terserahlah. Apapun profesinya, apapun tingkahnya, dan apapun celotehnya presiden yang sejatinya sangat meragukan dalam banyak hal. Tetaplah presiden itu, ya presiden yang suka bohong, presiden yang tak pernah menepati janji dan presiden yang tak sesuai antara ucapan dan tindakannya. Seperti kali ini, presiden ngagul lagi. Apapun gayanya, yang penting bisa bohong alias ngagul.
Munjul-Cibubur, 5 Juli 2022.