Queen Elizabeth II Jaga Marwah Kerajaan
Oleh Ridwan Saidi, Budayawan
MENURUT Tribunnews.com kemarin, Ratu Britania Raya Elizabeth II tanggal 13/1/2022 copot seluruh gelar militer dan patronage-nya dari Prince Andrew, puteranya, karena sang putra terlibat olah-sex dengan wanita bukan istrinya. Tugas Queen untuk jaga marwah kerajaan, berapa mahal cost-nya pun harus dibayar. Ini value system sebagai warisan peradaban yang harus dipelihara.
Kita tentu ada warisan peradaban seperti ini, tapi kebanyakan elit memilih fight, sampai bertemu di pengadilan, kata seorang elit.
Laporan- laporan ke kepolisian, atau KPK, yang menyangkut Kongsi Besar, perusahaan besar, atau konglomerasi, biasanya melibatkan elit. Misalnya materi percakapan video Haris Azhar dan Fathiya. Elit somasi Haris Azhar dan Fathiya, tapi pejuang muda ini tak bergeming.
Perkara ini masih dalam proses, tapi mayoritas publik cenderung mempercayai Haris dan Fathiya. Ini konsekuensi terbalik rezim yang alami defisit kepercayaan.
Iwan Smule dan 23 kawannya dari Prodem laporkan Luhut dan Erick Tohir ke kepolisian terkait kolusi dan nepotisme. Seseorang dari bangku penonton teriak, Smule stop bikin gaduh.
Charachter jauh dari Queen Elizabeth II.
Ubedilah Badrun, the rising star. Pembawaannya tenang dan academic. Badrun datang ke KPK melaporkan dua putra Presiden yang diduga terlibat dalam PT yang tergolong Kongsi Besar dengan anggota keluarga owner PT SM yang terkait kasus pembakaran hutan.
Reaksi sejauh ini cuma ada yang laporkan Badrun ke polisi.
Lepas dari tinjauan hukum, rangkaian event hukum ini sebenarnya bentuk lain konflik politik. Establishment vis a vis the majority of the people.
Yang.menjadi rallying appeal ternyata justice. Rallying appael tak lahir dari rakerda atau rakernas, tapi dari jalanan.
Dalam situasi seperti ini pada tahun 1965 Menlu Subandrio berpidato, teror harus dilawan dengan kontra teror. Dia nenjadi pengucap pertama teror sebagai diksi politik. Lalu dibentuk Barisan Sukarno. Tapi usaha ini gagal membendung Orde Baru.
Tahunya Orba copas habis modus defence Orla. Orba membentuk semacam Barisan Sukarno. Tapi gagal membendung Reformasi.
Sekarang? Saya ingat lagu Oslan Husein 1960-an Si Nandi-Nandi. Sebaris lyricnya;
Kuciang balang baranak balang.
(Aha kuciang balang). (*)