Segelintir Orang Maluku Yang Bekepentingan Proyek LIN & ANP Batal

foto : tabaos.id

Oleh Abdullah Nadjar

Ambon FNN – Dua Proyek Strategis Nasional (PSN) di Maluku seperti Lumbung Ikan Nasional (LIN) dan Ambon New Port (ANP) terancam batal. Proyek yang diperjuangkan Gubernur Maluku Murad Ismail hanya dalam kurun waktu tujuh bulan itu dalam ketidakpastian. Sampai sekarang tidak jelas, apakah kedua proyek tersebut masih berlanjut atau tidak?

Pemerintah Daerah (Pemda) melalui kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Abdul Haris memastikan LIN tetap masih jalan. Alasannya, sampai sekarang tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah pusat kalau proyek LIN dipending atau dihentikan. “Selama tidak ada pengumuman resmi dari pemerintah pusat, maka LIN tetap jalan sesuai rencana, “ujar Abdul Haris Senin minggu lalu (21/03) pada Diskusi Publik yang dilaksanakan oleh Majelis Sinergi Kalam (MASIKA) ICMI.

Sementara Kepala Dinas Perhubungan Muhammad Malawat tanggal 17 Maret lalu masih menghadiri rapat di Bogor Jawa Barat. Rapat yang materinya membahas kelanjutan pelaksanaan pembangunan ANP. Rapat tim gabungan tersebut dihadiri oleh wakil dari PT. Pelabuhan Indonesia, Kementerian Perhubungan, Kementerian Maritim dan Investasi dan Kementerian Keuangan.

Dari penjelasan Kepala Dinas KKP dan Kepala Dinas Perhubungan tersebut, sebagai gambaran bahwa proyek LIN dan ANP masih tetap jalan. “Sekarang dalam proses perbaikan feasibility study, karena data-datanya sudah teralu lama. Sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk menyesuaikan angka-angkanya perkembangan kekinian, tertutama setelah adanya pandemi covid-19, “ujar Abdul Haris.

Tragisnya, ada sekelompok kecil orang Maluku yang berkeinginan agar proyek LIN dan ANP tidak bisa berjalan di eranya Gubernur Maluku dijabat Murad Ismail. Kalau proyek LIN dan ANP berjalan, maka bisa menjadi value yang menaikan popularitas dan elektabilitas Gubernur Murad Ismail di mata masyarakat Maluku. Kenyataan ini semakin menyulitkan siapapun yang bakal menjadi pesaing Murad Ismail nanti di Pilkada Gubernur Maluku tahun 2024. Bisa berakibat Murad Ismail menang Pilkada dengan mudah.

Kelompok kecil orang Maluku yang tidak menghendaki terealisasinya LIN dan ANP ini, bekerja keras melobi dan mendekati kader Golkar yang menjadi Menteri Kordinator Maritim dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Panjaitan. Targetnya Luhut memainkan peran dan kebesarannya sebagai menteri segala urusan untuk menunda atau batalkan LIN dan ANP setelah tahun 2024.

Kalau proyek LIN dan ANP tetap berlanjut, maka bisa menyulitkan tokoh-tokoh tertentu yang sekarang mulai nampak berkeinginan untuk maju sebagai calon Gubernur Maluku. Gayung pun bersambut. Belum lama ini publik seanteru Maluku dikagetkan dengan pernyataan Menko Marinves Luhut Panjaitan bahwa proyek LIN dan ANP di Maluku besar kemungkinan lokasinya dipindahkan dari Maluku.

Alasan yang disampaikan Luhut, laut yang dijadikan lokasi LIN dan ANP terdapat gunung api bawah laut. Selain itu, banyak ranjau peninggalan perang dunia kedua. Pernyataan Luhut tersebut tanpa disertai hasil peneliatan dari lembaga mana? Luhut asal bacot saja. Pernyataan Luhut menimbulkan kemarahan yang luar biasa di masyarakat Maluku. Kecuali mereka yang berkeinginan dan berkepentingan agar LIN dan ANP tidak dilanjutkan setelah 2024.

Cacian, makian dan hujatan datang berbagai kalangan elemen masyarakat Maluku kepada Menteri Luhut seperti saling bersahutan di media sosial. Sebab Luhut dianggap telah menghina dan menganggap remeh bangsa Maluku. Luhut juga telah membuat keresahan dan ketakutan kepada masyarakat yang tinggal dan melaut di sekitaran perairan laut Negeri Tulehu, Wai dan Liang.

Pertanyaannya, mengapa selama ini pemerintah tidak menyampaikan adanya gunung api bawah laut di sekitaran Negeri Tulehu, Wai dan Liang? Hanya karena bernafsu membatalkan proyek LIN dan ANP di Maluku, barulah Menteri Luhut mencari-cari alasan sana-sini. Alasan yang tanpa didasarkan pada hasil penelitian ilmiah dari lembaga-lembaga yang berkompeten seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau  Badan Meterologi Klimatologi dan Geofikisi (BMKG).

Pernyataan Luhut tentang LIN dan ANP ini juga melengkapi kezoliman dan ketidakadilan pemerintah pusat kepada Maluku yang sudah terjadi puluhan tahun silam. Paling kurang sejak Orde Baru berkuasa pusat sangat tidak awareness kepada Maluku. Sikap itu terus terjadi sampai sekarang. Entah kapan akan berakhir. Rupa-rupanya pemerintah pusat belum juga puas-puasya untuk bersikap zolim dan tidak adil kepada rakyat Maluku. Tentu saja kesabaran itu ada batasnya Om Luhut. 

Proyek LIN adalah proyek pemerintah pusat. Dicanangkan pemerintah SBY sejak Sail Banda tahun 2011. Namun kelanjutannya tidak pernah berwujud. Baru setelah Murad Ismail menjadi Gubernur Maluku dan Edhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, barulah LIN menjadi PSN. Hanya dalam waktu tujuh bulan, Gubernur Murad Ismail berhasil mewujudkan LIN menjadi PSN di Maluku.

Luar biasa Gubernur Murad Ismail. LIN yang telah dicanangkan sejak pemerintahan SBY tahun 2011 lalu, sembilan tahun kemudian 2020 barulah berwujud PSN setelah Murad Ismail menjadi Gubernur. Namun yang lebih aneh lagi, adanya segelintir kecil orang Maluku yang berfikir picik, licik, dan kerdil. Mereka melalui Menteri Luhut Panjaitan berusaha membatalkan atau menunda proyek LIN dan ANP.

Sangat keterlaluan prilaku dari segelintir kecil orang-orang Maluku ini. Konstruksi berfikirnya hanya untuk kepentingan jangka pendek. Hanya untuk memuaskan dan mewujudkan syahwat kelompoknya, mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku. Meskipun untuk itu harus mengorbankan kepentingan besar rakyat Maluku. Lagi-lagi rakyat Maluku mau dikorbankan oleh orang-orang Maluku sendiri.

Meskipun masih perlu dikonfirmasi, namun Informasi yang beradar di kalangan menteri dan politisi papan atas bahwa Luhut mendukung tokoh tertentu sebagai calon Gubernur Maluku 2024. Sementara nama-nama yang beredar di masyarakat Maluku sebagai kandidat calon Gubernur Maluku 2024 adalah Letnan Jendral (Purn.) Jefry Apoli Rahawarin (JAR), Abdullah Tuasikal, Hamzah Sangadji, Ramly Umasugi dan Richard Louhenapessy.

Mengakhiri tulisan ini saya pengutip pesan moral yang disampaikan Gubernur Murad Ismail ketika menyampaikan sambutan sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Maluku bahwa “jangan pernah menggadaikan idealismemu, karena hanya itulah kekayaan terakhir yang kau miliki. Jika idealimemu digadaikan, maka hilangnya harkat, martabat dan jati dirimu”.

 Penulis adalah Aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Maluku.

904

Related Post