Tidak Sudi Dijajah Cina (3)

Oleh Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih 

Cina Sudah Masuk Aliran Darah Kekuasaan Di Indonesia.

Pada abad ke- 5 masa kerajaan Kalingga (Holing) Cina sudah masuk ke Nusantara, berlangsung terus menerus sampai hari ini.

Dalam jejak sejarahnya, Cina sudah ribuan tahun ingin menguasai Nusantara. Berawal di jaman Sriwijaya pada abad ke - 6 Cina sudah berbondong bondong masuk masuk ke Nusantara menguasai jalur utara sebagai jalur perdagangan dunia..

Bukan hanya dalam sejarah pelayaran Cina bahkan sangat monumental dalam sejarah pelayaran dunia "Cheng Ho" (1371 -1433 M) atau "Wai Ping" dari dinasti Ming sudah melakulan agresi politik untuk misi penaklukan raja raja di Nusantara.

Misi yang di bawa : 1). Motif politik pencitraan Kaisar Yonle. 2). Diplomatis. 3). Perdagangan luar negeri. 4). Menabur budaya Cina. 5). Membuat peta pelayaran. 6). Penaklukan dengan membentuk persekutuan militer. 7). Menebar kebesaran kekuasaan Cina.

Misi penaklukan Cina adalah daerah yang sudah di taklukan harus mengakui kekaisarah Cina, mengirimkan upeti. Sehingga kekuatan militer melekat dalam misinya. Jalan damai pilihan utama apabila tidak tercapai (melawan)  pilihannya dengan kekuatan militer (kekerasan).

"Cheng Ho" bukan penyebar agama (Islam) melainkan kegiatan politik dinasti Ming.

Sejarah ingin menguasai Nusantara (Jawa) tidak pernah surut sepanjang jaman warga Cina terus berdatangan. 

"Di jaman kolonial, Belanda awalnya hanya meminjam gudang gudang saudagar Cina untuk menyimpan hasil pembelanjaannya, lambat laun untuk keamanan, mereka mempersenjatai penjaga gudang sebagai pasukan kecil"

"Kerjasama Cina dengan Belanda makin kuat , peluang saudagar Cina makin besar dan lebar. Pedagang Cina memandu kaum Pribumi di beri tempat sebagai buruh, tenaga kasar atau budak".

Toh saat itu Belanda mengetahui bahaya pedagang Cina maka membuat peraturan "larangan penyewaan dan penjualan tanah pertanian di Jawa kepada orang orang Cina".

Periksa sejarah "DIY melarang Cina memiliki tanah di Jogjakarta"

Kolaborasi Belanda dan Cina untuk menguasai Nusantara lahirlah kekuatan yang disebut "Opsir Tionghoa atau Kapitan Cina". Di persenjatai oleh Belanda dan memiliki "hak exlusive"  menarik pajak , menguasai pembangunan infrastruktur , boleh menangkap dan membunuh dalam menjaga keamanan.

Opsir Tionghoa di pulau Jawa memiliki gelar "Sia" secara turun temurun. Sejarah watak saudagar Cina di Indonesia adalah penjajah ... "Tidak Sudi Di Jajah Cina"

Tidak pernah menyangka dan membayangkan di era Presiden Jokowi Cina di persilahkan dengan leluasa sebagai penjajah - masuk pada denyut  nadi aliran darah kekuasaan di Indonesia. (Barsambung).

301

Related Post