Tinju Terakhir Rakyat untuk Jokowi

Oleh  Sutoyo Abadi | Koordinator Kajian Politik Merah Putih 

Pandanglah hari ini. Sebab inilah hidup yang benar-benar hidup. Dalam jangkanya yang singkat. Terletak semua  kenyataan pada eksistensimu. Sebab kemarin hanyalah mimpi. Dan besok hanyalah bayangan. Baik dan buruk bayangan balasanmu. Pandanglah hari ini itu akan terjadi esok hari.

Meminta maaf akan datang dari seseorang yang merasa bersalah atau telah melakukan kesalahan.

Ketika sudah datang ketakutan akan datangnya resiko, tiba tiba akan tampil seolah olah santun "suatu kedok sosial" tampil meyakinkan, alim, menyenangkan, meminta ampunan. 

Tetapi ketika kedok borok bekas luka kesalahan yang menimbulkan banyak korban disentuh dengan tidak sengaja, akan terasa sangat menyakitkan dan kalau itu ada pada Jokowi, sikapnya akan tetap membela diri dan paranoid.

Cara terbaik mengatasi paranoid  tidak harus menyerang secara terang terangan,  sementara membiarkan mereka penasaran. Hasilnya akan terjadi sensasi samar-samar yang mengganggu menyusupkan perasaan  ketakutan dan inferior 

Meminta maaf sedang menuntun pada rasa bersalah atau pura-pura bersalah. Basa basi selanjutnya adalah pura-pura  akan memperbaiki dari semua adalah akan semakin tampak kedunguan dan kebodohannya.

Basa basi akan memperbaiki pada waktu yang sudah terlambat akan menuntun pada kasalahan berikutnya.

Balas dendam rakyat yang terbaik atas penderitaan yang panjang selama ini  adalah memberitahu tawa terakhir menjadikan korban merasakan dan membayangkan resiko yang harus diterimanya.

Provokasi yang terbaik bagi Jokowi saat ini biarkan melakukan apa saja, silahkan meminta maaf atau apapun yang ingin dilakukan

Hanya menghadapinya kondisi seperti ini jangan naif: terhadap kekuasaan yang telah menjadi tiran dan otoriter tidak boleh ada kompromi dan tidak boleh ada jalan tengah.

Kesalahan dan boroknya sendiri yang akan menimbulkan luka dan penderitaan. Bagi penghianat negara akan berhadapan dengan pengadilan rakyat dan rakyat sendiri yang  menyarungkan tinjunya yang terahir dengan hukuman mati bagi penghianat negara. (*)

619

Related Post