olahraga

PB PASI Tatap Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2022

Jakarta, FNN - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan segera menyiapkan atlet-atlet terbaik untuk kompetisi terdekat, termasuk Kejuaraan Dunia di Amerika Serikat (AS) dan Asian Games Hangzhou, China yang dijadwalkan berlangsung tahun depan. "Saya yakin Indonesia pasti tidak akan kekurangan atlet atletik berbakat. Sehingga perlu segera disiapkan dan saya akan men-support penuh atlet-atlet," kata Luhut dalam keterangannya di Jakarta setelah menyaksikan debut Lalu Muhammad Zohri di Olimpiade Tokyo, Sabtu. Luhut optimistis ke depan Indonesia akan mampu bersaing dengan atlet kelas dunia lainnya. Luhut mengatakan PB PASI akan segera melakukan evaluasi, khususnya untuk Zohri dan Alvin Tehupeiory yang sudah memberikan penampilan terbaik, meski harus tersingkir pada babak pertama Olimpiade Tokyo. "Saya rasa mereka berdua sudah berjuang maksimal. Memang masih ada yang harus diperbaiki ke depannya, tapi kita harus bersabar dan berterima kasih kepada Zohri dan Alvin yang sudah berjuang di Olimpiade," ujar Luhut. "Saya yakin Zohri akan makin baik. Usianya baru 21. Kita proyeksikan dia ke Olimpiade 2024 di Paris,” tegas Luhut. Debut Zohri di Olimpiade berakhir dengan menempati posisi kelima saat berlomba di heat 4 nomor 100 meter putra, Sabtu, dengan catatan waktu 10,26 detik. Ia masih kalah bersaing dengan sprinter Afrika Selatan Gift Leotlela yang finis terdepan dengan 10,04 detik. Selain itu Zohri juga di belakang atlet China Bingtian Su yang berada di urutan kedua dengan 10,05 detik. Jason Rogers dari Saint Kitts dan Nevis berada di urutan ketiga dengan catatan waktu 10,21 detik, dan Koike Yuki dari Jepang dengan 10,22 detik di urutan keempat. Sementara Alvin mampu tampil di babak utama setelah finis di urutan ketiga pada babak preliminary dengan catatan waktu 11,89 detik di belakang Joella Lloyd dari Antigua (11,55 detik) dan Asimenye Simwaka dari Malawi (11,76). Namun pada babak utama, Alvin finis di posisi terakhir atau kedelapan dengan catatan waktu 11,92 detik.(mth)

Ginting Melanggeng ke Babak Semifinal Olimpiade Tokyo

Jakarta, FNN - Anthony Sinisuka Ginting melenggang ke babak semifinal tunggal putra Olimpiade Tokyo 2020. Kesuksesan itu ia peroleh setelah menyingkirkan pebulu tangkis peringkat tiga dunia Anders Antonsen di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Sabtu, 31 Juli 2021. Ginting menundukkan atlet asal Denmark itu dalam rubber game 21-18, 15-21, 21-18 yang berlangsung dalam 79 menit. Gim pertama dibuka dengan reli terpanjang antara Ginting dan Antonsen, dengan sebanyak 46 kali pukulan dan berlangsung selama 53 detik. Atlet peringkat lima ini berusaha menyudahi reli dengan smash ke arah samping lapangan, namun sayangnya bola pukulannya jatuh di kotak luar dan angka pertama pun diraih Antonsen. Persaingan terus berlanjut, kedua pemain pun saling mengejar angka satu demi satu. Saat angka imbang 5-5, Ginting mampu menyusul dan unggul. Antonsen sempat menyamakan kedudukan 12-12 dan unggul beberapa angka, namun tak butuh waktu lama bagi Ginting untuk kembali melewati poin lawannya. Sebagaimana dikutip dari Antara, Ginting menutup gim pertama melalui serangan berani ke area depan. Antonsen yang terjatuh setelah menepis pukulan, menjadi peluang bagi Ginting untuk melakukan smash yang masuk di bagian tengah lapangan. Pada gim kedua, atlet asal Cimahi Jawa Barat itu melambatkan tempo permainan. Namun, hal itu dimanfaatkan Antonsen yang bermain lebih agresif. Ginting berusaha memberikan perlawanan, namun skornya terlalu jauh dan tak bisa mengejar ketertinggalan. Gim kedua pun berakhir dengan kemenangan bagi Antonsen. Pada gim penentu, baik Ginting dan Antonsen bermain dengan tempo lambat. Keduanya lebih banyak bertahan dan hanya melakukan serangan jika punya kesempatan. Lambatnya tempo permainan juga terlihat dari gim ketiga yang berlangsung selama 29 menit, lebih lama dibanding dua gim sebelumnya. Interval awal masih diwarnai kejar mengejar angka dan didominasi permainan di zona depan. Ginting baru punya peluang menyusul saat angka 14-14. Masih dalam permainan netting, Ginting sukses mengecoh Antonsen sehingga pukulannya tak terbendung. Ia pun unggul menjadi 15-14. Tiba di match point, Ginting justru membuat dua kesalahan beruntun hingga menguntungkan poin Antonsen menjadi 20-18. Beruntung Ginting mengunci kemenangan di gim penentu setelah terlibat adu netting dan mendapat satu angka menjadi 21-18. Pada babak empat besar, Ginting masih menanti calon lawan antara Chen Long dari China dan Chou Tien-Chen dari Taiwan. (MD).

Bukit Asam Sumbang 488 Bola Kaki untuk Kemajuan Olahraga Sumsel

Palembang, FNN - PT Bukit Asam (Persero) menyumbang 488 bola kaki untuk mendorong sukses “Gerakan Sejuta Bola” yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Senior Manajer Corporate Sosial Responsibilty PT Bukit Asam Hartono di Palembang, Sabtu, mengatakan, sumbangsih PTBA ini merupakan komitmen dari perusahaan untuk mendukung program pemerintah daerah di bidang olahraga. Selain itu, ini juga bentuk implementasi Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepak-bolaan Nasional. “Sebelumnya, pada 29 Juni 2020 telah diserahkan 200 bola, dan hari ini kami serahkan 288 bola berstandar nasional,” kata Hartono saat menyerahkan bantuan tersebut ke Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Selatan Yusuf Wibowo. Kepedulian PTBA pada kemajuan olahraga di Sumsel juga ditunjukkan dengan membangun 10 Gedung Olahraga (GOR) di sejumlah kabupaten/kota dengan menggunakan dana CSR senilai Rp128 miliar. Melalui bantuan sarana dan prasarana ini, PTBA berharap dapat membantu upaya pemprov dalam mencetak atlet berbakat yang dapat mengharumkan nama daerah dan negara. "Besar harapan kami kepada para atlet untuk lebih giat berlatih agar menjadi penerus yang membanggakan," kata dia. Sementara itu Kadis Pemuda dan Olahraga Sumsel Yusuf Wibowo mengucapkan terima kasih atas kepedulian PTBA dalam pembinaan olahraga sepak bola. Ia mengatakan ratusan bola dari PTBA ini akan digunakan pada kompetisi, yang mana pendistribusiannya akan dilakukan hingga ke kabupaten/kota. “Kami sangat berterima kasih, karena bantuan ini dapat memotivasi para pelaku olahraga di Sumsel untuk terus berjuang dalam mencetak atlet,” kata Yusuf. (mth)

Indonesia Tunggu Keputusan Resmi Terkait Isu Doping Lifter China

Jakarta, FNN - Indonesia masih menunggu keputusan resmi Komite Olimpiade Internasional (IOC), Badan Anti-Doping Dunia (WADA), dan Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo (TOCOG) terkait isu doping yang menjerat lifter China, Hou Zhihui. Sebagaimana diberitakan media India, Rabu, 28 Juli 2021, Hou Zhihui diisukan mungkin menggunakan doping saat meraih medali emas kelas 49 kg putri Olimpiade Tokyo, Sabtu (24/7). Jika Hou terbukti positif doping, maka itu menguntungkan dua lifter peraih perak dan perunggu. Lifter India peraih perak Chanu Saikhom bisa naik ke posisi pertama dan meraih emas, sedangkan lifter Indonesia Windy Cantika Aisah berpotensi meraih perak. Akan tetapi, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PABSI Hadi Wiharja tidak mau berspekulasi lebih jauh karena pihaknya belum menerima informasi resmi soal kebenaran kabar tersebut. “Memang belum ada berita secara resmi. Dari dokter kontingen Indonesia di Tokyo juga belum ada kabar,” kata Hadi saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu. Menurut Hadi, kepastian mengenai kemungkinan lifter China menggunakan doping bisa ditunggu sekitar sepekan mendatang. Hal itu disampaikan Hadi berkaca pada pengalaman Olimpiade 2000 Sydney ketika Lisa Rumbewas yang semula mendapat perunggu kelas 48 kg dinyatakan berhak atas perak karena lifter Bulgaria peraih emas Izabela Dragneva positif doping. “Kasus ini selalu ada di Olimpiade. Tetapi, itu pasti melalui proses yang sangat panjang minimal sepekan lebih karena ada ketentuan dari IOC, tuan rumah Olimpiade, dan WADA," kata dia. "Jadi sampai saat ini belum ada keterangan resmi yang menyatakan doping (lifter China) ini benar terjadi," ujarnya. (MD).

Rahmat Erwin Abdullah Catatkan Angkatan Terbaik di Grup B kelas 73Kg

Jakarta, FNN - Lifter Indonesia Rahmat Erwin Abdullah mencatatkan angkatan terbaik di Grup B kelas 73kg putra cabang angkat besi Olimpiade Tokyo, Rabu. Bersaing dengan empat lifter lain yang tergabung di Grup B, Rahmat membukukan total angkatan 342kg, dengan snatch 152kg dan clean and jerk 190kg, demikian catatan resmi Olimpiade. Lifter berusia 21 tahun itu kini hanya perlu menunggu hasil akhir dari persaingan Grup A kelas 73kg yang akan dimulai pukul 18.00 WIB. Meski tidak akan bertanding di Grup A, Rahmat bisa saja mendapat medali apabila catatan total angkatannya di Grup B masuk tiga besar dari peringkat kombinasi kedua grup. Namun pelatih sekaligus ayahnya, Erwin Abdullah, sudah menetapkan target yang realitis, yakni mencapai delapan besar Olimpiade Tokyo. Menurut Erwin, target yang ditetapkan itu bukan tanpa alasan, mengingat Tokyo 2020 merupakan penampilan perdana Rahmat. Selain itu, persaingan kelas 73kg juga menurutnya sangat ketat. Sembilan lifter tangguh di Grup A akan bersaing ketat memperebutkan medali sore ini. Lifter-lifter tersebut antara lain Bozhidar Dimitrov dari Bulgaria yang memiliki total angkatan 346kg (147kg snatch dan 189kg clean and jerk). Selain itu, ada pula lifter tuan rumah Jepang, Miyamoto Masanori dengan total angkatan 335kg (150kg snatch dan 185kg clean and jerk ). Peserta lainnya adalah Cumming Jr dari Amerika Serikat yang memiliki total angkatan terbaik 343kg (155kg snatch dan 188kg clean and jerk). Lifter China Shi Zhiyong akan menjadi sorotan utama kelas 73kg. Atlet berusia 27 tahun itu memiliki total angkatan terbaik 363kg (169kg snatch dan 194kg clean and jerk). (mth)

Catatan Olympiade Tokyo 2020: Indonesia Perak dan Perunggu, Emasnya buat China

Bukankah kita membuka kesempatan seluas-luasnya tenaga kerja dari China bahkan di saat pandemi? Harusnya China juga memberi peluang bagi atlet-atlet Indonesia berlatih dan memetik pengalaman di sana. Suatu yang dahulu kerap dilakukan oleh atlet-atlet tenis meja, lompat indah Indonesia dan beberapa cabang lain yang memang atlet-atlet terbaik dunianya dari negara tirai bambu tersebut. Oleh Rahmi Aries Nova SALUT atas raihan Kontingan Indonesia di ajang Olympiade Tokyo 2020 hingga Senin (26/7). Lewat dua lifternya Windy Cantika Aisah dan Eko Yuli Irawan, Indonesia meraih satu medali perak dan satu perunggu. Bagi Eko itu medali keempat di ajang paling bergengsi di dunia. Setelah sebelumnya meraih perunggu di Bejing (2008) dan di London (2012), Eko berhasil meraih perak di Brasil (2016), dan ia ulangi lagi di Tokyo. Kini ia memegang rekor sebagai atlet Indonesia peraih medali olimpiade terbanyak! Windy juga tak kalah berkilaunya. Tampil kali pertama di olimpiade, Juara Dunia Yunior itu mampu naik podium di Tokyo Internasional Forum pada Sabtu (24/7). Atlet asal Bandung tersebut berhak atas medali perunggu, yang ia kalungkan sendiri (sesuai protokol covid). Masa depan Windy yang baru berusia 19 diperkirakan masih panjang. Seperti tradisi medali di cabang angkat besi, tradisi bonus miliaran rupiah pun bakal jadi milik mereka. Sementara medali emas dari dua nomor itu (kelas 49 kg putri dan 61 kg putra) tersebut jadi milik lifter Cina lewat Hou Zhizui dan Li Fabin. Selisih angkatan Windy dan Zhizui cukup jauh. Jika Zhizui angkatan snacth-nya 94 kg, clean and jerk 116 kg, total 210 kg, angkatan total Windy 194 kg (snacth 84 kg, clean and jerk 110 kg). Peraih medali perak dari India, Chanu Saikhom Mirabai mencatat angkatan 87 kg snacth, 115 kg di clean and jerk (total angkatan 202 kg). Li Fabin bahkan memecahkan dua rekor olimpiade dalam angkatan clean and jerk 172 kg, dan total angkatan 313 kg. Eko hanya mampu menguntitnya di total angkatan 302 kg (snacth 137 kg, clean and jerk 165 kg). Peraih medali perunggu dari Kazakhstan Igor Son mencatat 131 kg untuk angkatan snatch, 163 kg clean and jerk, total angkatan 294 kg. China menjadi momok yang menakutkan di cabang angkat besi. “Tidak peduli siapa yang mereka kirim, siapa nama mereka, mereka akan mengalahkan kami,” kata mantan atlet angkat besi Finlandia, Karoliina Lundahl dalam sebuah artikel di insidethegames.biz. “Di kejuaraan dunia, kita semua pasti akan melihat daftar peserta, kalau tidak ada huruf (CHN) di nomor yang Anda ikuti, Anda akan mengadakan perayaan kecil,” ungkap Lundhal lagi. Maksudnya jika tidak ada lifter China, nomor yang diikuti artinya harapan meraih medali bisa lebih besar. Begitu perkasanya China di cabang tersebut. Mengapa kita tidak berguru ke negara mereka? Mengapa tidak mengirim lifter-lifter kita untuk berlatih di China? Bukankah kita membuka kesempatan seluas-luasnya tenaga kerja dari China bahkan di saat pandemi? Seharusnya China juga memberi peluang bagi atlet-atlet Indonesia berlatih dan memetik pengalaman di sana. Suatu yang dahulu kerap dilakukan oleh atlet-atlet tenis meja, lompat indah Indonesia dan beberapa cabang lain yang memang atlet-atlet terbaik dunianya dari negara tirai bambu tersebut. Berlatih dari kota ke kota di China selama setahun (persiapan SEA Games 1997). Atau jika tidak mampu membiayai atlet-atlet kita ke sana, mengapa tidak meminta bantuan China mengirim pelatih-pelatih terbaiknya ke Indonesia? Karpet merah lebih layak kita gelar untuk pelatih-pelatih China yang mau mengangkat prestasi olahraga Indonesia, ketimbang untuk tenaga-tenaga kerja mereka yang hanya ingin mengeruk tambang-tambang berharga kita, yaitu tambang tembaga, nikel, dan emas pastinya. ** Penulis adalah wartawan senior FNN.co.id.

KOI Upayakan Bawa Kejuaraan Kualifikasi Olimpiade 2024 ke Indonesia

Jakarta, FNN - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan pihaknya tengah mengupayakan Indonesia agar bisa menjadi tuan rumah berbagai kejuaraan kualifikasi menuju Olimpiade 2024 Paris. Dalam memuluskan misi tersebut, pria yang akrab disapa Okto itu mengatakan terus memperluas jejaring dan memperkuat hubungan dengan Komite Olimpiade Internasional (IOC), Dewan Olimpiade Asia (OCA), dan pimpinan federasi olahraga internasional selama ia mendampingi atlet Indonesia berlaga di Olimpiade Tokyo. “Sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia, saya akan memaksimalkan waktu selama berada di Tokyo ini untuk menjalin jaringan di luar negeri. Sebab, presiden federasi internasional, IOC, OCA, ANOC, termasuk semua presiden NOC di seluruh dunia," kata Okto dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa. Upaya tersebut berbuah positif. Menurut Okto, Presiden Asosiasi Selancar Internasional (ISA) Fernando Aguerre memperkenankan Indonesia menjadi tuan rumah turnamen internasional yang sekaligus babak kualifikasi Olimpiade 2024 Paris. Atas kepercayaan ini, KOI akan berkomunikasi dengan Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI). “Kami akan berkomunikasi dengan PB PSOI sebagai pemegang hak untuk mengadakan event kualifikasi Olimpiade Paris. Apalagi, selancar itu dipastikan menjadi cabor resmi hingga Olimpiade 2032. Harapannya tentu kita bukan hanya sebagai tuan rumah tetapi bisa meloloskan atlet lebih banyak ke Olimpiade Paris," ujarnya. Selain itu, Okto juga akan terus menjalin komunikasi dengan ANOC untuk membicarakan kemungkinan penyelenggaraan satu kejuaraan dunia di Tanah Air. Hal ini penting dilakukan demi menambah jumlah atlet yang berlaga di Paris 2024. (mth)

Andy Murray Mundur dari Tunggal Putra Olimpiade Tokyo Karena Cedera

Jakarta, FNN - Juara bertahan tenis dalam Olimpiade Tokyo 2020 Andy Murray mengundurkan diri dari turnamen tunggal putra karena cedera otot, menurut Team GB, sebutan untuk tim Olimpiade Inggris, seperti dilaporkan AFP, Minggu. Murray (34) akan tetap berada di Tokyo untuk bermain dalam nomor ganda putra bersama Joe Salisbury. Pasangan tersebut memenangkan pertandingan laga perdana mereka, Sabtu. "Saya sangat kecewa karena harus mundur, tetapi staf medis telah menyarankan saya untuk tidak bermain di dua nomor, jadi saya membuat keputusan sulit untuk mundur dari nomor tunggal dan fokus bermain ganda dengan Joe," kata Murray. "Keputusan itu merupakan hasil konsultasi dengan staf medis sehubungan dengan cedera quadriceps," tambahnya. Petenis Skotlandia itu dicoret dari daftar permainan hanya beberapa jam sebelum dia dijadwalkan menghadapi Felix Auger-Aliassime dari Kanada pada babak pertama. Dalam undian ulang, dia digantikan oleh Max Purcell dari Australia. Juara Grand Slam tiga kali, Murray, adalah satu-satunya pemain yang memenangkan dua gelar tunggal Olimpiade. Dia berjuang ketika membawa emas ketiga berturut-turut setelah kemenangannya di London 2012 dan Rio 2016. Karier Murray mulai menurun dalam beberapa tahun terakhir karena cedera. Dia dua kali menjalani operasi pinggul sejak naik ke peringkat satu dunia pada akhir 2016. Dia baru-baru ini harus pulang lebih awal di Wimbledon, untuk pertama kalinya dalam 16 tahun kariernya, ketika dia tersingkir di babak ketiga oleh petenis Kanada Denis Shapovalov. Murray dan Salisbury akan bermain melawan Tim Puetz dan Kevin Krawietz dari Jerman untuk memperebutkan satu tempat di perempat final ganda putra Olimpiade Tokyo 2020 setelah menyingkirkan unggulan kedua dari Prancis Pierre-Hugues Herbert dan Nicolas Mahut di babak pertama. (mth)

Mutiara/Melani Petik Pengalaman Berharga di Olimpiade Tokyo

Jakarta, FNN - Mutiara Rahma Putri dan Melani Putri memetik pengalaman berharga meski gagal melaju ke semifinal nomor scull ganda kelas ringan putri Olimpiade Tokyo. Bagi mereka, bisa debut di pesta olahraga terbesar di dunia ini adalah pencapaian luar biasa. Mutiara dan Melani masih berusia 17 tahun dan 21 tahun, tetapi sudah merasakan persaingan di level internasional yang diikuti pedayung yang jauh lebih berpengalaman. "Ini pengalaman berharga buat kami karena ajang ini merupakan paling besar yang pernah kami ikuti. Yang jelas, Olimpiade ini menjadi pelajaran berharga," kata Melani dalam pernyataan resmi yang diterima ANTARA, Minggu. "Apalagi kami baru saja berpasangan selama 9 bulan. Semoga ke depannya bisa tampil lebih baik dan memberi prestasi bagi Indonesia," ujar Melani menambahkan. Mutiara/Melani telah berlomba selama dua hari di Sea Forest Waterway, Tokyo Bay. Hari ini, mereka gagal memanfaatkan kesempatan kedua untuk ke semifinal setelah di babak repechage 1 hanya mampu finis di urutan keenam atau terakhir dengan catatan waktu 8 menit 03,19 detik. Hasil tersebut terpaut 41,94 detik dari wakil Amerika Serikat (AS) Mary Reckford/Michelle Sechser yang finis terdepan dengan catatan waktu 7 menit 21,25 detik. Pada babak repechage 1, hanya tiga peserta yang berhak melaju ke fase selanjutnya. Dua lainnya yakni wakil Belarus Ina Nikulina/Alena Furman dan pedayung tuan rumah Chiaki Tomita/Ayami Oishi yang masing-masing finis di urutan kedua dan ketiga. "Kami baru menyelesaikan perlombaan repechage dan sangat kompetitif dengan negara lain. Kami sudah berusaha maksimal, tetapi angin cukup kencang di 1.000 meter terakhir. Itu memengaruhi penampilan kami," kata Mutiara. Meski gagal melaju ke semifinal, Mutiara/Melani masih akan tampil di Finał C untuk penentuan peringkat pada Selasa (27/7). Mereka akan bersaing dengan wakil Vietnam, Argentina, Austria, Tunisia, dan Guatemala. "Semoga kami bisa tampil lebih baik lagi," ujar Mutiara. (mth)

Vitalina Batsarashkina Persembahkan Emas Menembak untuk ROC Rusia

Jakarta, FNN - Petembak putri Rusia Vitalina Batsarashkina memenangkan medali emas nomor pistol 10 meter putri di Asaka Shooting Range dalam Olimpiade Tokyo 2020, Minggu. Atlet Bulgaria Antoaneta Kostadinova harus puas dengan medali perak, sedangkan Jiang Ranxin dari China mendapatkan medali perunggu. Atlet-atlet Rusia terpaksa berkompetisi menggunakan nama Komite Olimpiade Rusia (ROC) selama Olimpiade Tokyo ini gara-gara sanksi akibat skandal doping yang menimpa negara itu. Jiang sempat memuncaki babak kualifikasi nomor ini dengan mencetak rekor Olimpiade baru, 587, namun Kostadinova yang justru terlihat bakal menyabet medali emas nomor ini setelah memimpin lagi pada awal-awal final ini. Ketika Batsarashkina semakin memanas, Kostadinova akhirnya menyerah kepada tekanan dan hanya bisa mencatat nilai 9 yang merupakan paling rendah dalam bidikan terakhirnya. Batsarashkina mencetak 10,4 poin untuk menggagalkan petembak Bulgaria itu dalam meraih emas. Mantan juara Olimpiade Olena Kostevych dari Ukraina menduduki urutan keempat, sementara juara pistol 25 meter putri Olimpiade Rio lima tahun lalu, Anna Korakaki dari Yunani, menempati urutan keenam, demikian Reuters. (mth)