CATATAN-BABE

Mengenang Becak

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Tahun 1920 becak sudah muncul di daerah Jawa. Tak jelas apa sebenarnya arti kata becak.  Pertama muncul, spare part becak banyak yang dari kayu. Tahun 1950-an bentuk becak sudah sangat menarik. Banyak ragam hias di body becak dan jok. Yang umum gambar panorama desa: gunung, sawah, dan pohon kelapa. Di samping itu bulu ayam yang tersusun jadi kemocéng (alat pembersih) ikut menghias becak. Populasi becak meningkat tahun 1950-an, walau muncul bemo, sebagai bentuk pampasan perang Jepang, kedudukan becak tak goyah. Bahkan walkot Jakarta Sudiro untuk mengurangi kepadatan lalin lebih suka hapuskan trem dari pada becak. Memasuki Demokrasi Terpimpin dilakukan penertiban becak dengan rayonisasi. Becak dilarang lintas rayon yang telah ditentukan. Identitas rayon diciri dengan warna becak. Becak pelanggar rayon dikempesi ban-nya dengan cara cabut pentil oleh petugas. Kang becak dapat akal, pentil becak diolesi tinja. Petugas akhirnya pikir ulang kalau mau cabut pentil, sebab sudah banyak petugas yang kena pentil bertinja Lama-lama ketentuan rayonisasi tak dijalankan tanpa pengumuman. Tukang becak, juga penumpang, lebih suka naik becak open kap. Buat tukang becak, kalau tutup kap kontrol mereka saat mengemudi terganggu. Buat kebanyakan penumpang open kap asyik, bisa melihat dan dilihat. Hanya  kalau hujan kap ditutup. Orba yang selesaikan becak pasca periode Gub   Ali Sadikin. Mula-mula yang dilakukan membuang becak ke laut bila melanggar lalin. Buat apa becak dibuang ke laut?  Publik bertanya, dan pejabat daerah menjawab, buat  bermain ikan. Becak akhirnya dilarang sama sekali.  Becak-becak diangkut tidak lagi dibuang ke laut, tapi entah dibawa kemana.  Sebaris lyric lagu 1950-an: Becak-becak coba bawa saya. Diganti menjadi: Becak-becak coba saya bawa. (RS).

Kursus Penganten

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Hampir tak terpikir kalau Jepang menggelar kegiatan kursus penganten untuk gadis-gadis yang sudi. Yang pria tak dikursus, mungkin dianggapnya banyak lelaki yang telah berpengalaman. Sembarangan saja \'tu Jepang. Ternyata kursus banyak peminatnya. Kursus antara lain mengajarkan cara bikin kue dari bahan murah, misal kue  Satu yang terbuat dari tepung terigu dan sedikit gula.  Satu bukan one, dalam Betawi satu itu hatu, atau atu. Dua bukan two, tapi lebar. Tiga tinggi, bukan three. Betawi genre pemula menghitung four ampat. Dan bukan perempatan tapi prapatan. Prapatan Lima di Tanjung Priuk Kramat Tunggak. Prapatan Tuju di Tangerang. Ini simpang yang paling banyak. Penganten mesti kenal dapur. Memasak dengan kayu, belum ada kompor. Dapur disanding tomang. Tinggi rendah panas harus tahu, kalau panas tinggi kayu di di dapur yang menyala ditarik satu batang dan dipindahkan ke tomang. Kalau panas rendah tiup dapur dengan semprong. Dan kayu di tomang dikembalikan.  Menggoreng dengan minyak kelapa, sangrai itu menggoreng dengan pasir. Yang disangrai biasanya biji2an, termasuk jambu médé.  Perkawinan di jaman Jepang ramai saja. Keterangan ini saya dapat dari ex pengulu di Krukut jaman Jepang. Semangat calon penganten tidak kendor, kata dia. Hidup memang makin lama makin susah. Singkong ditambus saja, tidak digoreng. Kalau ditambus itu, singkong diselipkan di kayu bakar.  Dewasa ini makin hari media mainstream dan sosmed makin ramai dengan berita dan ulasan tentang kesulitan hidup rakyat banyak. Masa\' iya sih kita  balik ke jaman Jepang? Amit-amit. (RS)

Goa Jambul, Kini Istiqlal

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Native Jakarta menjalani cave life, kemudian river basin community, sebagai lazimnya makhluk insani di dunia. Native Jakarta itu kemudian disebut Betawi, atau gerbang, merujuk bahasa Armen. Gua-gua di Jakarta: 1. Jambul, artinya membukit. Lokasi Istiqlal sekarang. Sumber air kali Ciliwung 2. Liang Bo, lubang hunian, lokasi dekat SMA Kartini, Jl Raya Kartini. Sumber air kali Ciliwung Gunung Sari, bukan Sahari. 3. Gedong Rubu, bekas gua yang runtuh karena erosi dari sodetan kali Sunter. Gedong = gua. Lokasi Sunter-Kemayoran. Sumber air kali Sunter. Sunter = air. Aér/ayér = gen. 4. Kapitan di Klender. Klender artinya keluar/tinggalkan gua. Kapitan gua dengan dua lubang/liang. 5. Le Gua atau Legua/Legoa. Lokasi Tanjung Priuk. Priuk = U-turn. Sumber air Sungei Bambu. 6. Gondang Dihiya. Lokasi Jl Gondang Dia dekat Wisma Aceh. Gondang Dihiya = wanita agung. Sumber air Kali Pasir. 7. Sekot, artinya ditarik. Lokasi dekat RS Budi Kemuliaan. Sumber air kali Jl. Abdul Muis. 8. Tenabang, panggilan bumi. Lokasi dekat mesjid Al Ma\'mur. Sumber air kali Krukut. 9. Monyet, lokasi pinggir kali Condet.   Yang saya telah masuki gua Jambul. Tinggi lebih 2 meter, lebar hampir 3 meter. Panjang sekitar 100 meter. Lantai agak menurun. Penerangan datang dari bebatuan dinding gua. Gua Monyet Condet harus dimasuki dari tebing kali. Itu tak mudah. Liang Bo liangnya tinggi dari permukaan  tanah. Saya masih kecil diajak kakek. Cuma lihat-lihat saja. Cave live Liang Bo meninggalkan tiga toponim:   1. Gunung Sari = gunung kecil, divermakt Belanda jadi Gunung Sahari  2. Lose = orang asli, diobras pemda DKI jadi Lautze. 3. Tuahong = hunian lama, tak jelas dipengapakan Pemda toponim kuno ini. Ini bahasa pasca cave life. (RS)

Haji Jap A Siong

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Jap A Siong, begitu biasa namanya disebut pandiri Persatuan Islam Tionghoa pada tahun 1936 di Medan. Kemudian hari  PIT menjadi PITI dengan tambahan Indonesia. Saya tahu Jap A Siong saat ia ceramah Islam di Sawah Besar tahun 1960-an dalam bahasa Tionghoa. Saat itu usianya 70-an. Jap A Siong jarang terlihat ngobrol2. Ia bicara seperlunya. Rekan  seperjuangannya asal Bengkulu Haji Abdul Karim Oei Tjeng Hin. Ada yang dari Bengkulu juga Mr Johan Muhamad Thay. Johan aktivis Jong Islamieten Bond yang pada 28 Oktober 1928 ikut tanda tangan Sumpah Pemuda atas mandat Ketua JIB waktu itu Mr Kasman. Ini keterangan Mr Kasman kepada saya. Terkait dengan tema ini perlu  disebut nama admiral Cheng Ho yang diyakini sebagai penyebar Islam di Indonesia . Cheng Ho bertugas mencari kapal dagang Tiongkok yang ditenggelamkan bajak laut pada tahun 1401. Tidak jelas seberapa sukses missi Cheng Ho di laut. Tapi sejak 1970 ia diyakini sebagai penyebar Islam. Menjadi pertanyaan dengan bahasa apa Cheng Ho dakwah. Kalau orang-orang Arab jazirah dan maghribi, orang Asia minor sebelum ke Indonesia mereka bersinggah di zona-zona econ dimana bahasa native setempat mengandung banyak persamaan dengan Melayu, misal Madagascar, Maldive, dan Malabar. Kalau Cheng Ho da\'wah berbahasa Tionghoa tentu seperti Haji Yap A Siong. Di tahun 1960-an saja mayoritas pengunjung tak paham. Tokoh Islam Tionghoa generasi berikutnya Junus Jahja. Ia memimpin pembangunan mesjid di Jl Lautze, Jakarta Pusat. Pelanjutnya Ali Karim.  Perlu juga diingat nama pebulu tangkis wanita Verawati yang juga pernah aktif di lingkungan PITI. Anton Medan juga pernah jadi Ketua PITI. Lepas pernah aktif atau tidak di PITI, Felix Siauw  sekarang termasuk da\'i terkemuka.. Haji  Jap A Siong memang perlu pelanjut. (RSaidi)

Orang Mesir di Indonesia

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan MESIR menjadi nama banyak orang Indonesia dengan pelbagai variasi. Di NTB ada nama Mesir, Masir, Masri. Di Jakarta Masri, Masserie.  Di Tapanuli ada pulau Samosir, di Toraja ada kelurahan Kaero. Buah salak yang manis dan gurih disebut salak masir. Orang Mesir migrasi pada IV SM ketika negaranya diduduki Alexender de Great. Sebelumnya mereka sudah ke Sumatera Utara mencari kapur barus, tapi tak menetap. Kalau banyak orang Indonesia memakai nama Mesir untuk diri mereka berarti relasi Mesir-native serasi. Bahkan nama makhluk halus pun diambil dari Mesir: kuntil anak, dari kunti. Dalam paham orang Egypt pra Islam, kunti sejenis necheh-necheh penjaga kubur. Necheh-necheh me-marking gerakan penghuni kubur yang hidupnya berlumur dosa untuk pergi ke surga. Bedanya kunti necheh-necheh dan kuntil anak: kuntil anak malam-malam suka tertawa hi hi hi hi hi. Tidak mudah mencari jejak Egypt di Jakarta. Kecuali dengan linguistic. Orang pesisir Tangerang menyebut matahari jadi mateyari. Mateyari bahasa  Egypt untuk matahari. Masri dalam logat Betawi menjadi tiga suku kata masserie. Ini ciri linguistic Betawi. Nama Masserie, pada photo di atas, dikenal sebagai pengasas perkumpulan Kaum Betawi pada 1918. MH Thanrin saat itu bekerja di Gemeenteraad, Kotapraja, belum menjadi anggota  Volksraad, Dewan Rakyat. Thamrin direkrut Masserie. Kalau menyimak toponim Jakarta misal Gang Pa Siin, bukan Si\'in tapi siiiiin, itu bermakna tapak (pa) orang bertuhan. Ada bukit Sinai di Mesir, membacanya Sin-ai, oh Tuhan. Ai kata seru yang diresap, atau ada persamaan dengan bahasa Minang: Ai ai ayam den lapeh.  (RS)

Kampung Melayu di Mester dan Tangerang

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Dari mana asal kata Melayu? Ada pendapat bahwa itu dari toponim di Cambodia utara Malai Ur, tanah Malai. Di Indochina memang banyak yang berbahasa Melayu: Malai Ur, Kompong Chom,  Champa, Pattani. Di sini ada pohon Kamboja, labu Siam, Pondok Rangon, Champa-ka (hunian Champa). Toponim lain di Jakarta ada Gang Chenghay di Mester yang nama tempat di Cambodia, ada Pa Siam (pa dari tapak), ada Kwitang yang toponim Burma. Panggilan kehormatan untuk wanita: Po atau Mpo, juga dari Indochina.  Di Jakarta hunian Melayu Indochina di Kampung Melayu  Mester dan Tangerang. Kalau Roa Malaka dan Rorotan Malaka adalah kampung  orang-orang Melayu Semenanjung. Kalau dilihat lingkungan, pada mulanya orang Melayu Mester tampaknya retailer, Tangerang agro dan pengrajin anyaman, Roa Malaka pebisnis di labuhan Kalapa, Rorotan Malaka agro dan melaut. Rumah Si Pitung dengan arsitektur Melayu adalah rumah singgah (jondol) yang sangat mungkin dibuat orang Rorotan Malaka. Orang-orang Indochina migrasi karena kerajaan-kerajaan di kawasannya sering berperang. Yang besar serangan bangsa Siam ke sejumlah kerajaan terutama Khmer pada XIII M. Lalu serangan Siam pada kerajaan  Pattani abad XVIII. Terakhir serangan Vietnam pada Champa 1829 M. Ini antara lain pemicu migrasi. Sebelumnya pada abad XII orang Laos dari bantaran sungai Mekong ke bantaran kali Brantas, Kediri. Tapi mereka bukan Melayu. Sebaran migran Melayu bukan di Jawa saja. Mereka menyebar di seluruh zona econ dari Banda Aceh hingga Banda Neira. Jadilah Melayu sebagai bahasa perdagangan. Misal ukuran sekati, dan mata uang ringgit. Tak \'kan Melayu hilang di bumi. (*)

Arya Rana Manggala ZION yang Syahbandar

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Van der Zee seorang penulis sejarah yang bersahabat dengan MH Thamrin. Buku yang ditulisnya focus pada time frame 1602-1619 pada saat mana Syahbandar Sunda Kalapa Aria Rana Manggala. Van der Zee juga meragukan gelar prince di depan nama Jayakarta, Zee selalu menulisnya dengan membubuhi under quote and quote: \"prince\".  Saya menolak bahwa nama Jakarta dari Jayakarta. Zee menulis orang ini muncul di Jakarta 1610 dan menghilang tahun itu juga. Juan Barros pada tahun 1485  sudah mentranskrip toponim Majakatera dengan Jakatera, yang oleh Tom Pires 1512 ditulis Iacatra atau Jacatra. Nama Jakarta tak terkait dengan nama orang tadi yang baru muncul 1610 dan menghilang di tahun yang sama. Orang Arya yang berdiam di perbatasan Asia minor dan India memakai Arya di depan namanya. Arya Rana Manggala artinya rabbi yang berkalung tasbih. Rabbi? Yes. Orang Arya dari perbatasan India itu banyak yang menjalankan ritual Zion atau Sion dalam istilah mereka sendiri. Karenanya hunian  mereka di Mangga Dua disebut Sionka, kampung Sion. Diperkirakan mereka masuk Jakarta XVI M. Mereka bisnis uang yang disebut pinangsia dari kata financien. Mereka membangun tembok ratapan yang masih ada di Jalan Tongkol, Kota. Tongkol bukan nama ikan tapi artinya ratapan. Tembok ratapan di Jalan Tongkol lengkap dengan loji, tempat bermalam. Ada arkaeolog DKI yang dengan jenaka menyebut situs ini kasteel Batavia. Aria Rana Manggala yang berani menolak permintaan VOC untuk bangun kantor di kompleks Sunda Kalapa II pada  1619. Awalnya sejak 1602 orang-orang Belanda menginap berbayar di loji Sunda Kalapa. VOC akhirnya berkantor di pulau Kapal yang mereka ganti namanya jadi Onrust. Di Onrust sudah banyak bangunan kosong yang ditinggal begitu saja oleh orang Caucasia. Tak ada bangunan Belanda di Onrust. Coen membangun perumahan Belanda di Kalimati yang mereka sebut Binnenstad. Baru pada 1707 VOC bangun Stadhuis di kawasan yang disebut Kota Tua. Nama Aria Rana Manggala dilestarikan sebagai toll gate ke bandara Sutta dari Jakarta Barat. (*)

Syahbandar Sunda Kalapa Wa Item

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Wa Item orang Roa Malaka. Nama aslinya Muhamad Kasim. Istrinya tiga dari antero bangsa: Melayu Betawi, China, dan Portugis. Diketahui dari istri Portugis saja ia dapat keturunan dua anak 1 laki-laki dan 1 perempuan. Ia menguasai banyak bahasa. Dan dia pendiri silat aliran syahbandar. Item dalam bahasa Betawi artinya jago. Selaku syahbandar Sunda Kalapa nama Wa Item naik daun pada tahun 1518 ketika ia bersama Mundari patih Majakatera dan Samyan, kepercayaan prabu Siliwangi sebagai avalis, ke Malaka jumpa Laksmana Portugis d\'Albuquerqe untuk mengundang investasi Portugis membangun labuhan Kalapa II karena labuhan Kalapa I Kali Adem diterjang rob. Perundingan berjalan sebanyak 3x pertemuan dalam 3 tahun dan pada 21 Agustus 1521 perjanjian ditéken oleh para pihak termasuk Wa Item dan Mundari. Pada tahun  1522-1540 pembangunan Sunda Kalapa berproses meliputi daerah Pasar Ikan dan Kota Inten. Suatu pembodohan publik kalau pemda DKI Jakarta dari masa ke masa klaim 1527 sebagai tahun kelahiran Jakarta. Mungut dari mana \'ni tahun? Jakarta dalam proses pembangunan \'tu jaman Oom. Memang setelah pembangunan rampung pada tahun 1540 ada orang nama Pate Hila dan teman-temannya membakar Pasar Pisang, tapi mereka ditumpas Wa Item dan pasukannya zonder pardon, tanpa ampun. Dalam luka Pate Hila lari ke Cirebon lalu tewas (re: Babad Tjirebon). Di hari tua pasca tugas Wa Item melatih silat di Wanayasa, Purwakarta. Perguruan silat yang didirikannya masih berfungsi hingga sekarang. Golok mas dan sarungnya juga mas milik Wa Item ia serahkan pada sahabatnya Prabu Geusan Ulun, Sumedang. Golok dan sarungnya itu kini di museum Sumedang.  (*)

Revolusi Istana

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan HARI Lebaran 1443 H diramaikan dengan obrolan publik hal Presiden Jokowi tidak di Jakarta pada tnggal 1 Syawal. Padahal pada malam 1 Syawal dan tanggal 1 Syawal tradisinya Presiden harus di Jakarta, untuk: 1. Di malam takbiran menyampaikan pidato menyambut Idul Fitri setelah pengumuman hari jatuhnya Idul Fitri. Yang sekarang, Presiden sampaikan pidato dari Solo. 2. Pada  1 Syawal setelah shalat Ied bertempat di Istana Negara  Presiden menerima ucapan selamat lebaran dari para mentri, anggota lembaga tinggi Negara dan corps diplomatik. Pada 1 Syawal tahun ini Presiden  melakukan pertemuan dengan Sultan HB X di Jogya. Tentu saja bagi Presiden pertemuan ini sangat penting. Orang banyak mengaitkan dengan pernyataan Anggota DPR Masinton  Pasaribu F-PDIP yang keras tak kira2 tertuju Menko Luhut. Mestinya buzzer menangkis pernyataan Masinton, tapi nyatanya buzzer membisu. Apakah pernyataan Masinton pribadi? Mungkin tidak. Berita jpnn.com 7/5/2022 tentang Menko Luhut dan Penglima TNI ada di yBali tgl 6/5/2022 periksa persiapan G20 yang masih setengah tahun lagi. Sementara itu Presiden Jokowi masih di Bali setelah dari Solo dan Jogya  Kalau ini sebuah inner struggle within the power system ini namanya revolusi Istana, untuk membedakan perubahan kekuasaan yang melibatkan aksi massa. Tapi di era modern hampir tidak ada revolusi Istana. Yang paling mutakhir perubahan politik Pakistan. Yang berbuntut seluruh handai taulan dan sanak famili ex PM Imran Khan neninggalkan Pakistan, dan Imran sendiri terancam masuk jail.  Bisa saja terjadi revolusi Istana dan revolusi rakyat paralel. Paralel rel KA, keduanya tidak pernah bertemu. Kalau bertemu niscaya KA terbalik. Yang sama dalam dimensi waktu adalahy revolusi rakyat Srilanka menjatuhkan Perdana Menteri, dan sukses. Tetapi ketika sasaran bergeser ke saudara kandung PM, revo seperti mau mentok. Presiden Rajapaksa Srilanka menolak mundur.  Hutang Srilanka menggunung, dan econ hancur. Politik Srilangka nyaris stagnant. Dalam situasu macam ini biasanya muncul varian yang tak terduga yang mendobrak kebuntuan.  Ini berlaku di-mana2. 6 Running text Aljazeera TV 7/8/2022 mengabarkan Presiden Rajapaksa umumkan keadaan darurat militer di Srilanka. Nah. Perubahan politik itu tak semata ditentukan faktor internal saja, seringkali faktor external lebih determinant. (*)

Waterloo Daendels di Mana Shalat Ied?

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Melihat begitu banyaknya gedung-gedung yang dibangun Daendels di Jakarta dan Surabaya, juga pembangunan jalan Anyer-Panarukan maka menjadi mustahil klaim Belanda bahwa era Daendels 1808-1811, cuma tiga tahun. KA cepat saja sudah tiga tahun tak kunjung wujud. Merujuk pada uang logam yang dikeluarkan Nederlands Batav pemerintahan Daendels yang berlaku sampai 1826, maka menjadi sulit kita mempercayai sumber-sumber Belanda untuk sejarah. Sembayang Idul Fitri dan Adha di lapangan Banteng baru tahun 1952. Sebelumnya di lapangan Gambir. Menurut keterangan Prawoto Mangkusasmito, pernah Wakil Perdana Menteri, kepada saya shalat Ied di lapangan di Jakarta bermula 1929 di Gambir,. Karena baru, banyak yang menonton. Ketika sembayang hujan turun. Kok saya heran saudara, kata pak Prawoto, yang menonton pada tertawa. Daendels gunakan Waterloo untuk defile, lihat litho. Di zaman Nederlands Indie Belanda bermula 1826, mereka bikin monument singa di tengah lapangan. Penduduk sebut lapangan Singa. Jaman merdeka jadi lapangan Banteng. Lapangan ini menjadi ajang olah raga. Baru 1952 tempat sembayang Ied sampai tahun 1962. Pada tahun itu Bung Katno bikin patung pembebasan Irian Barat. Pada tahun 1971, 1977, 1982 lapangan Banteng untuk ajang kampanye pemilu. Pada 18 Maret 1982 giliran kampanye Golkar. Panggung kampanye mereka hangus dibakar pengunjung.  Errata: Photo dalam CABE 6/5/2022 Syekh Sulaiman Arrasuli. Terima kasih. (*)