CATATAN-BABE

Deca Park Gambir, Gedung Serba Komplit

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Kompleks gedung Deca Park lokasinya persis depan Istana Merdeka. Di sini ada Ring Tinju (ada ring tinju lain di Princen Park, Mangga Besar, tanding tinju di kedua Park ini  disebut tinju Pasar Malam, non champion), Balai Pertemuan, Ruang Pameran, tempat pertunjukan musik, restaurant, dan ada stadion sepak bola yang namanya Deca Park juga. Posisi di belakang gedung. Club Hercules memakai stadion ini sebagai tempat latihan rutin. Stadion juga dipakai untuk kompetisi Persija. Kesebelasan Hercules pemainnya banyak Belanda. Kompleks Deca Park kemungkinan besar dibangun setelah PD I. Deca Park jaman Belanda tetap ramai walaupun kalau malam bersaing dengan Pasar Gambir yang terkenal dengan konkoers (lomba) keroncong. Balai Pertemuan Deca Park sering dipakai untuk rupa-rupa pertemuan juga untuk dakwah Islam. Ustadz Ahmad Hassan sering memakai Balai Pertemuan untuk tanya jawab agama pada tahun 1950-an. Kalau musik yang sering tampil Orkes Hawaiian di tahun 1950-an itu. Penggemarnya banyak.  Ruang pameran dipakai untuk pameran lukisan dan pameran buku. Penyelenggara pameran buku sering Gunung Agung yang sebelumnya bernana Lie Tay San.  Hingga sekarang saya belum ketemu lagi di sini kompleks gedung seperti Deca Park. Kita sekarang lagi buru-buru ingin jadi New York. Yang penting itu gedung/stadion mengkilap.  Deca Park digusur jaman Gubernur Sumarno. Sebelumnya sudah berdiri di depan Balai Kota Gedung Olah Raga yang juga berfungsi sebagai tempat pertunjukan dan pertemuan termasuk untuk perhitungan suara pemilu 1955. Jakarta memerlukan stadion yang tersebar di semua wilayah kota. Jakarta Barat harusnya ada Tegal Alur, malah sudah selesai dibangun, lalu tiada kabar. Mau bersepeda jalurnya sudah dibongkar. Apa ngantri minyak tergolong sport? (*)

Ede: Melayu Laos

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Populasi Laos per 2020: 7.276 juta. Melayu/Islam 0.01% atau 7.300 orang. Umumnya mereka berdiam di Vientien, ibu kota Laos. Membaca Laos tanpa s. Laos negeri yang dilintas sungai Mekong. Ketika mereka ke Kediri dan mendirikan minor power system XII M, lokasi yang dipilihnya dirasa tepat karena dilintas kali Brantas yang menjadi pengganti sungei Mekong. Minor power system Kediri pecah dua jadi Jenggala dan Daha, lalu menyatu lagi dalam Singasari yang juga bukan mayor power system. Ini kerajaan tepi sungai. Entah gara-gara apa mereka konflik sehingga tahun 1293 Singasari bubar diserang China Mongol. Bekas-bekas kerajaan juga tak ada melainkan babad dan dongemg yang penuhi alur sejarah. Indacator econ kerajaan-kerajaan di Kediri tak ada. Mereka tak punya labuhan. Kalau orang Laos ke Kediri, orang Jawa  ke Laos. Orang Jawa berdiam di kota yang kemudian dinamakan Luang Prabang. Sebelum bernama Luang Prabang, kota ini terkenal sebagai negeri Jawa. Orang Melayu datang lebih dulu ke Laos dari pada Jawa. Di Laos orang Melayu disebut Ede, Rade, atau Jarai. Dalam statistik Laos tak dibedakan Melayu dan Jawa, mereka Melayu. Melayu itu Islam. Beberapa kosa kata bahasa Laos tak jauh fonem dan makna dengan Melayu. Sebenarnya 10 anggota ASEAN dalam bahasa serumpun Melayu. Berikut Senarai kata-kata Laos dengan sinonim Melayu: Yang Hroi, matahari Kra, kera. Blan, bulan Bonga, bunga Mnum, minum Tongan, tangan Tokai, kaki   Setelah ini harap kata Tokai tak diberi arti lain. Tokai itu kaki, U know. (*)

Melayu Bahasa Serumpun (2), Kosa Kata Pra-Melayu di Jakarta

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Kronologi pembentukan bahasa di Andunisi, khususnya négeri Betawi: 1. Era Cave live - river basin community (Bernard Grunn) 9000 tahun lalu: bahasa tutur sendiri 2. Kontak dengan bangsa pendatang Maya (Prof Kern, Majalah Indonesia edisi khusus tahun 1952) 3000 tahun lalu. Pengayaan kosa kata. 3. Pengayaan kosa kata lanjut dengan Egypt, Swahili, Melani, Inca sampai dengan IX M 4. Melayu masuk via zona econ. Kemudian Malbari. Pengaruh Melayu membentuk lingua. 5. Migrasi Melayu dari Champa, Malai Ur, Kompong Chom, Melayu Malaka di Jakarta dan sekitar, mereka membangun perkampungan Kampung Melayu Mester, Kampung Melayu Tangerang, Roa Malaka. Roa atau Rua = penanda, kemudian Rorotan Malaka, keturunan Malaka. Proses dari medio XIII M sampai  XVI M, pembangunan labuhan Sunda Kalapa II. Sampai dengan time frame ini bahasa Melayu terbentuk. Karya sastra Melayu Betawi tahun 1610-an Hikayat Tumenggung Al Wazir ditulis Ki Alang. Pernah diterbitkan oleh Balai Pustaka. Bahasa Sansekerta itu bahasa tulis. Pengagumnya mengira orang2 Andunisi dulu ngobrol-ngobrol dengan bahasa tersebut. Orang Arya yang bawa bahasa itu baru masuk Jakarta XVI M. Bahasa ini tak ada jejaknya di Jakarta. Tokohnya Arya Rana Manggala: orang Arya Rabi berkalung tasbih. Ia pernah Syahbandar Kalapa. Gen dia Arya, berhuni di batas Asia minor dan India. Orang-orang Arya di Jakarta jalankan ritual Zion. Di kawasan Kota ada situs tembok ratapan yang disebut Tongkol. Ada arkaeolog dungu akuut menyebut situs ini benteng Batavia. Kata puasa dan sembayang (tawajuh) ada dalam kitab Masail yang ditulis Abu Nashr al Samarkandi alias Mualim Teko. Ia wafat 983 M dan dimakam di Kapuk Teko, JakBar. Dua kitabnya Masail dan Baca2an (doa) ada di British Library. Dengan pra Melayu yang dimaksud time frame cave life sampai dengan pembentukan zona econ IX M.  Suatu saat mungkin anda bersua dengan  kata-kata berikut: Ngegending, bernyanyi sambil pukul-pukul apa saja Tangerang, hymn Gaga unggul Poris dari Polis, kota Onoh, sana Prak, sejak Tir, gawat Sunter, air Ancol, genangan air Pamulang,  titik balik Meruya, tempat berlindung Priyuk, U-turn Ngeroyan, sakit berlarut  Blandongan,  tempat singgah Unur, situs Drompal, palang dada dinding papan Ayer, gen Édam,  mercu suar Duri, kampung Kepa, ingin tau Bowés, bekas luka atas bibir Saya, insan Pengéjék, ibu2 penghibur pesta kawin Téng loléng, lampu jalan Bluntas, gudang logistik Brok, nama tempat di Majakatera Langgar, penerangan Petiman, peti kecil penyimpan barang berharga Senayan, pemakaman Teraman, bukan Matraman, tenang Batéré, harusnya bacéré, hunian orang Peru Padi lulut si padi mayang Padi céré tangké lada\'nya (Padi merunduk padi yang bagus, padi kosong tangkainya lada - saya tak tau arti lada di sini) Hong, ketauan Inglo, sampai Mateyari matahari Habek, makan habis Kemela-kemelu, tak tentu arah Pétak, rumah tanpa halaman Céngkaw, wanita pedagang mas Cengkaréng, minor power system Maja, power Busu\', gypsi (lokasi pengadilan Jakarta Pusat di Jl Gajah Mada, hingga Jl Pembangunan II disebut Jembatan Busuk, Jamba Tana Busu\', hunian Gypsi) Lolo, cantik Siké, senandung non verba Gong, paquita uchicus Incanan Go\'ong, instrumen gamelan Condét, jenis ulat bahan sutera Glodok, batu bukit Béos, hunian orang Turki Angké, tanah kosong Kemang, pyramid Mangga, tanjakan Ngepal, nekad Si Jenat, almarhumah Gegeni, berdiang.  Inilah sebagian kata-kata yang digunakan di Jakarta dalam percakapan bahasa pra Melayu. (*)

Melayu bahasa Serumpun (1) Bahasa di Jakarta sebelum Melayu

Oleh Ridwan Saidi, Budayawan UNTUK menyambut kesepakatan bersejarah Indonesia-Malaysia tanggal 1/4/2022 bahwa Melayu bahasa Serumpun (Indonesia, Malaysia, Singapura, Vietnam, Thai, Khmer, Brunei, TimTim, Philippine, kecuali Laos). CABE dua nomor ber-turut2 ambil tema bahasa Melayu.  Sejauh yang saya ikuti sukses ini berkat perjuangan pihak Malaysia sejak sidang2  ASEAN tahun 1970-an. Alhamdulillah kini berhasil.  Melayu bahasa Serumpun suatu langkah awal menuju pembentukan identitas regional Indo Pacific. Bahasa jejak sejarah.  Bahasa mengalir melalui zona econ dan migrasi. Zona econ bandar Sunda Kalapa befungsi sejak IX M. Para pebisnis sebelum masuk Andunisi stop over Kedah dulu. Pada XIV M mereka masuk Andunisi stop over Malaka, Malaysia. Sebelum kedatangan bangsa2 luar mulai abad X SM, orang Jakarta omong apa?  Berikut sejumlah kata yang saya.kumpulkan: Kléndér: keluar gua Sekot: masuk gua Ngebak: mandi Modol: buang hajat besar Molor: tidur Tatah: Jalan Lebok; makan Uyup: minum Brojol: beranak Ngegojot: mati Ngabu: bakar (masak). Ngabu asal kata apuy, metatesis p dgn b. Bang: memanggil Déprok: dufuk Bo: menghuni Rong:  melihat Lio: sarang/tempat Pol: pohon Berék: teriak. Toahong: native Liang: lubang.   Phrase dilagukan:   Ramba té rata Terbuka, yang mulia, semangat   Ja lolo ja Ja é mantok Menjauhlah hai cantik Pergilah menjauh   Phrase Egypt untuk mengusir burung   Ulluk-ulluk  ujan gedé Anak kambing mau mandé   Phrase  Melani memanggil hujan karena anak kambing cari induknya Sampai dengan era river basin pengaruh bahasa belum lagi Melayu.  Setelah IX  M pengaruh Melayu deras. Sampai periode ini tak ada diksi pra Melayu yang terkait infrastruktur sex. (*)

Puasa Pra Akil Baligh

Oleh: Ridwan Saidi, Budayawan DI Jakarta anak umur 8-10 tahun sudah berpuasa tapi sampai bedug lohor saja, disebutnya sengarian, atau setengah hari. Kadang-kadang sampai usia 12 tahun juga masih puasa sengarian. Yang dipantangkan menangis. Kalau nangis, puasa batal. Tentu tak ada dalil agama, melainkan ujar-ujar orang tua saja. Lagi berat pantangan bagi yang usia 12-akil baligh. Dalam usia seperti ini hari-hari puasa diisi dengan nge-bak, berendam, di Kali Ciliwung. Kawan-kawan ada yang pandai bermain kicik kibung, berdendang dengan air sungai.  Yang dipantang tidak boleh kentut dalam air. Ini membatalkan puasa. Dalil tentu tidak ada. Kok membatalkan puasa? Karena udara yang ditembak dari dalam sungai itu menendang-nendang mencari ruang terbuka di permukaan air dan itu menimbulkan suara yang menjengkelkan, blek bek blek bek.  Lebih sebal lagi tengok tingkah pelaku yang ketawa-tawa macam dapat lotré buntut. Usai bermain di sungai kami ke mesjid untuk shalat zhuhur. Setelah itu berunding lagi mau bergerak kemana. Kalau ke Menteng atau Pasar Ikan kami bersepeda, maklum cukup jauh dari Sawah Besar.  Kembali ke kampung lewat bedug ashar.  Setelah berbuka kami ke mesjid lagi sampai tarawih, setelah itu main petasan. Sahur di rumah setelah itu ke mesjid. Usai subuh tak langsung pulang, omong-omong dulu sebentar dengan teman-teman. Itulah siklus ramadhan yang kami jalankan di usia jelang akil baligh. Akil baligh kapan? Teman-teman bilang kalau kita sudah dapat mimpi. Mimpi apa? Asyik déh lu bakalannyé. Pasti mindo lu. (mindo: minta nambah). Malam takbiran sangat istimewa buat kami. Saudara-saudara kami yang perempuan bersama teman-temannya ke Tenabang membeli bunga sedap malam. Di rumah orang Betawi sejak malam lebaran sampai hari ke-3  Syawal di meja ruang tamu mesti ada bunga sedap malam dalam jambangan. Baru berasa lebaran, kata orang Betawi. Di malam takbiran itu remaja bisa maen becak keliling-keliling atau ngadu beduk. Pas Idul Fitri tiba, saf depan diisi oleh orang-orang yang dituakan di kampung. Begitu bilal berdiri sambil pegang tongkat yang akan diserahkan ke khatib, air mata di saf depan berlelehan mendengar bilal berseru amsitu, perhatikan, dengarkan, dan patuhi yang disampaikan khatib di mimbar dalam bahasa Arab dan langgam melodius khas Betawi. Syahdu memang. Usai shalat Ied kaum ibu di rumah berdiri depan pintu menyambut orang-orang tua turun sembayang, cara Betawinya. Kaum ibu dan kaum bapak berlebaran. Maka terjadi dialog yang bersifat kalkulasi kehidupan, siapa kerabat mereka yang sudah pulang duluan ke kampung akhirat dan annual dialogue ini diiringi derai-derai air mata seraya bedug yang dipukul ritmik memberikan backsound yang melancholic. Apa lebaran tahun depan kita masih ketemu? Biasanya begini mereka punya farewel words. Setelah mereka kembali ke rumah masing-masing dan bermaafan dengan keluarga dan tetangga, acara berikut milik anak-anak usia kurang dari 12 tahun. Mereka keluar masuk rumah tetangga. Acara ini disebut nanggok. Orang-orang tua memberikan uang lebaran kepada anak-anak. Begitulah lebaran, artinya penutupan puasa. Ucapnya jangan lébaran, artinya lain: lebih lébar. Puasa? Menahan nafsu. Ini khazanah Melayu lama. (*)

Langgar Kampung Jawa

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan SETELAH serangan terhadap Kalapa dari gerombolan tak dikenal pada tahun 1540, walau kerusuhan dengan pembakaran Pasar Pisang di Jalan Kunir dapat diatasi, Syahbandar Kalapa ke Sumedang menemui Prabu Geusan Ulun. Syahbandar Wa Item bermaksud minta bantuan Prabu agar dapat kontak dengan Sultan Mataram agar sudi pasukan Mataram memperkuat pertahanan Kalapa. Ternyata Mataram bersedia. Pasukan Mataram ditempatkan di sebuah areal di balik bukit Tambora. Nama tempat satu-satunya yang ada di situ Pekancilan, kemudian Gg Kancil, jalan tembus di celah2 bukit menuju Pasar Pagi. Tempat ini kemudian dikenal sebagai Kampung Jawa. Ini tempat sekitar pelabuhan Kalapa yang merujuk etnik lokal Jawa. Etnik lokal lain yang menjadi toponim di sekitar labuhan Kalapa: Banda, Maluku, di samping tentu native Betawi. Kampung-kampung merujuk nama asal migran dan etnik: 1. Yapat Embrat: Moro dan Amrat Oman 2. Beos, hunian orang Bey, Turki 3. Tana Mera, orang Maya 4. Brok, atau Berok, hunian orang Bir, Turki. 5. Kampung Asem, hunian orang Achem, Aljazair. 6. Pekojan, hunian orang Koja, Malabar, India. 7. Majakatera, Daleman di Kota Inten, dan Kapuk Muara hunian native Betawi 8. Roa Malaka, hunian Melayu Malaka. 9. Sionka, dibaca Siongka, hunian orang Arya penganut Zion. 10. Macao Po, hunian orang Portugis dari Macao. 11. Kampung Bandan, hunian orang Banda. Bandan dan Banda soal logat. 12. Kampung Jawa hunian tentara Mataram dan keluarga. Pemukiman etnik lokal hanya Jawa dan Banda sampai dengan abad XVII M, selain native Betawi, tentunya. (*)  

Disharmoni Betawi-VOC

Oleh Ridwan Saidi, Budayawan NEGERI Betawi bernama Kalapa, atau Xalapa. Nama yang berasal dari Veracruz yang dibawa migran Maya pada abad IX SM. Dalam peta navigasi tertulis dengan  ejaan Porto Cumda Besar (Jawa), Cumda Calapa (Jakarta}, Cumda Kecil (Bali, NTB, NTT), Selat Cumda (penamaan yang merujuk Cumda Besar). Cumda dibaca Sunda. Apakah fonem Sunda untuk Cumda sama makna dengan Sunda sebagai proper name ethnic, atau beda? Toponim etnisitas di Jakarta cuma dua: Kampung Jawa dan Kampung Banda(n). Bali dalam kampung Bali dari bahasa Egypt: belly, artinya berputar atau melingkar, merujuk pada geometri wilayah hunian. Native sampai abad XIV M disebut orang Kalapa (re: Bujangga Manik, XIV M). Nama Betawi sejak IX M. Itu bahasa Armen = gerbang. Dari mana Betawi berasal? Leluhur mereka menjalani cave live dan kemudian menjadi komunitas river basin. IX SM temu budaya dengan Maya. IV SM temu budaya dengan Egypt II M temu teologi tauhid Musa dengan pengikut Queen of Sheba a.l. Tuanku Raman, Batu Jaya, Syekh Yussa, Karawaci. IV M temu bahasa dengan bangsa2 Afro berbahasa Swahili. VII M menjadi muslim karena da\'wah migrasi orang Embrat (Amrat, Oman) IX M temu bisnis dengan orang-orang Uzbekistan terutama Samarkand. Labuhan Kalapa Kali Adem berfungsi bisnis.  Adapun kedatangan bangsa Eropa: 1485 Portugis, 1595 Inggris, 1602, Belanda. Kenapa orang Betawi tak suka dengan Belanda VOC: 1. Belanda kalau bertemu perempuan dimana pun langsung mau memperkosa. Kalau ditolak, calon victim digebuki. 2. Belanda VOC tak bikin WC. Kalau buang hajat di ember. Pelaku berdiri bungkuk seperti pemain baseball. Setelah deposit di ember sentuh garis maximal, mereka buang ke kali menyuruh orang. Ini paling tidak disukai orang Betawi. Kali bagi Betawi sumber kehidupan. Jejak sejarah (arkaeologi) kelakuan Belanda ini memunculkan nama kampung di kawasan Kota: Gudang Ta... Konflik Betawi vs VOC terjadi 1623 (re: Oud Batavia, de Haan). Belanda mau ganti nama Jakatra (berasal dari Majakatera, land of power) dengan Batavia.  Betawi mengamuk yang dibantu suku Ainu, Jepang (sic). Publicly Batavia baru digunakan 1707. Yang kini disebut Kota Tua itu Bataviastad, sisi barat dan timur Jassenbrug (Jembatan Batu) Binnenstad. Dari batas Bataviastad hingga Glodok disebut Buitenstad. Dari batas Buitenstad hingga Pecenongan disebut Weltevreden. Kemudian setelah 1826 dari batas Weltevreden ke Jembatan Sudirman disebut Batavia Centrum.   Districk Kebayuran termasuk residensi Mester Kornelis, bukan Mister Cornelis. Mester flora, kornelis religius. Kampung Mester nan religius. Jauh sebelum Mr Cornelis dilahirkan, sejak X M tempat itu bernama Mester Kornelis. Pada abad tersebut berdiam di Rawa Bangké seorang penyebar Islam dari Samarkand: Datuk Biru, makamnya ada. Rawa Bangké oleh pemda DKI diganti jadi Rawa Bunga. Karena mereka kira Bangké itu bangkai. Bangké itu logat Betawi untuk bangka yang artinya teguh. Pemda DKI jaman berjaman berbuat seperti ini bukan karena oknum-oknumnya punya niat tertentu, tetapi semata-mata karena index kecerdesan oknum-oknum PNS/ASN yang ditugaskan itu hampir nenyentuh lantai dasar, dan kalau tidak dicegah dikuatirkan lama-lama bisa macam pesisir Muara Angke setiap tahun turun 10 cm.  Narasi  pergantian nama jalan di Jakarta Timur baru-baru ini sangat mengganggu orang yang belajar sejarah. Tingkat kebenaran akademisnya menggelisahkan.  Yang pasti perbuatan yang tidak layak ini berpotensi merusak sejarah kenégrian Betawi yang pada gilirannya Indonesia. (*)

'That's What Friends Are for

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan And I never thought I\'d feel this way And as far as I\'m concerned Tak pernah terpikir  Aku rasakan seperti ini Sejauh seperti yang kuresahkan Ini baris-baris pertama lyric lagu Dionne Warwick, That\'s What Friends Are For. Lyric yang manis untuk gambarkan suasana kejiwaan pejabat politik yang merasa akan ditinggalkan oleh kursinya. Beban kejiwaan jauh lebih ringan kalau hanya meninggalkan kursi. Beberapa minggu setelah dilantik sebagai anggota DPR tahun 1977 saya bertemu dengan seorang politikus senior di lobby DPR. Ia berkata, Ridwan  sekarang saudara berada di gedung ini, suatu hari saudara akan pergi dari sini dengan sebab yang tak pernah saudara duga sebelumnya.  Mungkin Pak Harto belum yakin ia akan diundurkan dari jabatan Presiden, tapi 14 orang menteri2nya sudah yakin beberapa minggu sebelum hari kejatuhan pak Harto. 14 menteri itu nembuat pernyataan minta pak Harto mundur. Tega ya. Beberapa hari setelah Gestapu/PKI Bung Karno sudah merasa dia akan diundurkan. BK coba tampil seperti sedia kala, undang KAMI, undang HMI, dan menurut Machbub Djunaedi BK juga sering undang teman2 dekatnya omong2 di beranda belakang Istana  Merdeka.  Sekedar menikam waktu seraya omong2 segala tema. Tidak ada keterangan BK pernah duduk bertiga tanpa omon-omong, yang seorang cengar cengir, yang dua lainnya pandangan mata kosong melompong. BK beruntung punya teman-teman lama, kalau yang tak berteman akrab di masa lalunya sulit menghalau gundah gulana walau seketika. Bagaimana menghindari diri dari sakratil maut kekuasaan? Maka kita kembali pada nilai-nilai kepemimpinan yang normatif. Amanah, tidak berbohong apalagi membual, dalam bahasa Betawi jual koyo\'. Mempunyai leadership, ini ada unsur genealogis, dan ada unsur pengalaman. Mempunyai kecakapan, yang bisa akademic sifatnya, dan bisa juga pengalaman. Dan pemimpin itu harus punya akar, jangan macam togé, ada buntut tapi akar tak ada. (*)

Intelejen Militer Inggris: Invasi Rusia Terhenti. Stop Pinggir Kamerad!

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan DALAM temu 4 mata Putin-Macron berjarak 6 meter antar keduannya, tampaknya Putin lebih mendominasi pembicaraan. Mungkin Macron lebih focus untuk \"membaca\" Putin daripada menyimak omongannya. Sementara itu Aljazeera TV 28/3 dalam running text memuat statement Intelejen militer Inggris bahwa invasi Rusia ke Ukraine terhenti, karena: 1. Shortagical logistic 2. Merosotnya moral 3. Meningkatnya resistensi Ukraine. Itulah sebabnya Macron lebih enjoy amati gerak gerik Putin, tentu ucapannya juga.  Seruan Presiden Biden baru2 ini kepada Indonesia agar tidak memihak mengandung kesan bahwa USA menilai Indonesia sudah berpihak. Pemerintah harus memberi respon yang berdampak positif untuk rakyat. Ini bukan lagi masanya untuk me-lamun2 tapi berpikir dan bekerja keras. Polugri USA memang terasa berubah sejak USA meninggalkan Afghanistan dengan damai, lalu membiarkan Israel dihajar Hamas, lalu DPR USA menerima usul anggotanya Ilhan Omar agar Islamophobia digebuk, lalu naik jadi resolusi March 15 to combat  Islamophobia. Yang phobi pada Islam, perangi, kata PBB. Pemerintah Indonesia tak dapat lagi memandang Rusia, dan China, seolah sebagai kekuatan pengimbang bagi The West. It\'s all over, Mas. Pemerintah juga harus sadar bahwa dunia menuju kekuatan tunggal yaitu The West dan mereka tampaknya akan gandeng Islam. Kalau waktu masih ada pemerintah harus tata ulang polugrinya. Masa bagi pejabat2 pemerintah beradu lincah dalam me-nyanjung2 China sudah berlalu. Kalau masih keburu berusahalah belajar dan bekerja dalam sistem dan tatanan dunia yang berubah dengan cepat ini. Dari pengalaman ini dapat ditarik kesimpulan bahwa selama ini tampaknya pemerintah tak dapat membaca dengan benar kekuatan Rusia dan China. Disangka hebat, taunya letoy punya. (*)

Kaki Lima

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan KAKI Lima, dari mana kata ini berasal? Jarak antara batas sempadan bangunan toko dengan pinggir trotoar (sebelum jalanan) mesti lima yard. Yard satuan ukur yang digunakan Belanda yang terjemahnya kaki. Lima yard itu lima kaki tapi disebutnya kaki lima. Yang berdagang di tempat ini disebut pedagang kaki lima, atau  K-5. Ada masanya tak dibenarkan orang berdagang di K-5. Begitu juga naik trem masuk dan keluar harus lewat pintu. Kemudian banyak orang tak hirau lagi dengan ketentuan lama.  Pedagang berjualan di K-5. Naik trem masuk dan keluar bisa saja lewat jendela. Apalagi pas trem lagi penuh. Tahun 1950-an kendaraan di Jakarta mulai ramai. Terutama becak. Becak berhias bulu ayam yang sudah jadi kemocéng. Kemocéng diikat dekat roda belakang, kadang-kadang di samping becak juga. Jok senderan dilukis. Biasanya alam pegunungan. Tukang becak tarik atau enjot becaknya dengan tenang di jalur trem, akibatnya trem melambat. Seorang masinis trem jengkel. Sambil julurkan kepalanya lewat jendela ia tegur tukang becak yang  mengemudi dengan anteng di depan trem. Masinis: Hei becak, gak bisa minggir lu. Tk becak: Gue sih bisa, lu yang kaga bisa. Tentu saja trem tak bisa minggir, trem \'kan berjalan di atas jalur. Karena sering terjadi kecelakaan Walikota Sudiro pada tahun 1958 hentikan operasi trem di Jakarta. Sementara itu pedagang  K-5 makin ramai baik di Kota, Pasar Baru, Senen, atau Mester. Di jaman Orde Lama, sebelum Gestapu/PKI, kadang-kadang ada razia K-5 tapi tak efektif, sepi untuk 1-2 jam saja setelah itu ramai lagi. Mereka dagang rupa-rupa dan digelar di jalan, ada pakaian, ada mainan anak-anak, ada obat kumis, juga ada sisir anti patah. Ali Sadikin Gubernur Jakarta yang dikenang orang. Ia berhasil menertibkan pedagang K-5 dengan solusi penampungan di tempat permanen. (*)