CATATAN-BABE

Kampung Daleman Dulu Hunian Elit Betawi

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan LOKASI Daleman di Kota Inten sebelah timur, adalah rumah (dalam photo) yang paling selatan dan bersebrangan dengan Roa Malaka. Di belakang bangunan pada photo di atas banyak hunian. Pembangunan Kota Inten 1521-1540. Makanya saya heran kalau pakar2 nan jenaka katakan pada tahun 1527 Jakarta, yang kata mereka dikuasai Portugis, direbut Pate Hila, sedangkan Pate Hila berada di Jawa, menurut Ferdinand Mendez Pinto dalam Adventures, baru tahun 1539 dan di mari tahun 1540. Sejak tahun 1540 juga tak ada khobar tentang yang bersangkutan. Versi Babad Cirebon pak  Pate kembali dari Jakarta sakit kemudian wafat. Umumnya babad cuma narasi tanpa time line. Sumber shahih tentang Portugis di Jakarta sebagai power system adalah perjanjian investasi pelabuhan Kalapa yang ditanda-tangani Jakarta dan Portugis 23 Agustus 1521. Pihak kerajaan Sunda sebagai avalis. Dongeng kalau dikata Portugis jajah Jakarta. Dan kata orang-orang itu lagi Portugis merebut Jakarta dari tangan sebuah kesultanan. Dan kalau diteliti dari time line, kesultanan yang mereka maksud itu belum ada pada saat \"Jakarta\"nya direbut Portugis  Pada saat Musrenbang DKI Jakarta belum lama ini, selaku pembicara saya minta agar sejarah Jakarta, termasuk HUT DKI, direkonstruksi karena penuh sesak dengan hoax. Nama-nama kampung yang lain sekitar Sunda Kalapa: Yapat Embrat, Bacere, Tongkol, Siongka, Bérok, Asem, Blandongan, Jangis,  Tambora, Krendang, Tana Pasir, Gedong Panjang, Jembatan Tiga, Jembatan Lima, Jembatan Batu., Bandengan, Glodok, Tana Mera,  Kebon Pisang, Ancol Kiji, Béos, Rébo, Pengasinan. Dari toponim tersebut di atas jelas ini kreativitas penduduk asli. Native memberi nama hinian dia dan/atau yang di sekitarnya. Nama kenegetian biasanya dari pendatang atau pelayar. Yang unik afalah Jangis, tempat ini sejak semula pasar hingga sekarang karena tempatnya yang strategis di utara Jembatan Lima. Tangke logat Betawi untuk tangkai. Toponim ini sekarang disebut Tangki. Ancol Kiji dari Jl Lodan sampai Alexis. Alexis sampai batas Priuk itu Ancol Temiang. Pengasinan di Muara Angke, itu pentas seni tari Betawi. Bintangnya di abad XVI M Rantisem. Daleman memang kampung elit. Di sini berdiam Ki Alang  pada XVI/XVII, ia pengarang yang menulis Hikayat Tumenggung Al Wazir. Bukunya pernah diterbitkan Balai Pustaka. Tamu2 kesultanan2 Melayu bermalam di Daleman. Paradigma elit di Betawi berilmu, termasuk ilmu agama. Orang-orang kaya berdiam dalam rumah yang bersifat privat. (*)

Menkeu USA Janet Yellen: No More Bussiness As Usual

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan KETIKA sementara orang lagi asyiq menunggu Formula E dan IKN yang konon akan berhadlir di negera kita, tiba-tiba Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti,  berkata: \"Kita sedang mengalami krisis yang parah\" Karena yang berbicara seorang Deputi Senior BI maka tentu yang dimaksudkannya dengan krisis disini adalah krisis keuangan. Kejadian menarik di forum Menkeu dan Gub Bank Sentral G20, Menkeu USA Janet Yellen bicara  dengan Menkeu Indonesia Sri Mulyani, yang setidaknya disaksikan wartawan Reuters dan Washington Post, lengkapnya ujar-ujar Yellen ke Mulyani: There is no more bussiness as usual for Russia. Omongan ini kalau tertuju pada Rusia saja kenapa diucapkan pada Mulyani dan di depan pers pula. Ini sisindiran. Mulyani berasa lah, wong dia pintar nyanyi. Belanda bilang gevoelig, halus rasa. Kenapa kita dibeginikan? Padahal dalam hal konflik Ukraine kita netral, kata Kastafpres Muldoko. The West tentu punya penilaian tentang vote Indonesia yang netral soal penangguhan keanggotaan Rusia di Dewan HAM PBB. Indonesia juga berencana beli minyak Rusia.  Mungkin The West merasa dimadu. Mereka ogah dimadu. Aku tak mau dimadu, aku tak mau Pulangkan saja diriku pada orang tuaku Pernyataan Deputi Senior BI harus ditempatkan dalam konteks ini. (*)

Dilema Indonesia Perihal Ukraine War

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan MEMIMPIN sidang  Menkeu dan Gubernur Bank Sentral G20 di Washington di tanggal2 20-an April 2022 mungkin tak mengenakkan Menkeu RI Sri Mulyani. Giliran wakil Rusia bicara secara virtual dari negerinya, utusan USA, UK, dan  Canada tinggalkan ruang sidang. Bahkan usai wakil Rusia itu pidato, secara virtual wakil Canada bicara pada wakil Rusia yang  pidato itu dengan kecaman-kecaman keras. Gubernur Bank Sentral Inggris Andrew Bailey yang melakukan walk out pada 20/4 dari sidang itu menyatakan kegusarannya atas perbuatan Rusia menyerang Ukraine yang dianggapnya sebagai serangan  terhadap tatanan kehidupan bersama.  Andrew juga menyinggung negara-negara India, Indonesia, China, dan Afrika Selatan yang tidak ikut sama-sama negara Barat memberi sanksi ekonomi kepada Rusia. Di depan Dubes-Dubes negara Uni Eropa KSP Muldoko berkata Indonesia tak berpihak kepada siapa-siapa dalam konflik Ukraine vs Rusia. Pada hari-hari pertama pengepungan USA dan mitra terhadap RRC, Presiden USA berkata yang netral terhadap masalah ini Amerika Serikat anggap sebagai lawan. Indonesia di PBB juga netral saat voting penangguhan keanggotaan Rusia di Dewsn HAM PBB. The West agaknya juga tak berkenan dengan sikap negara2 yang tidak ikut memberi sanksi econ kepada Rusia. Misal saja masih mau beli minyak mentah dari Rusia.  Dalam periode pemerintahan sekarang agak sulit pahami polugri Indoneia karena Menlu tampaknya pendiam. Sehingga yang menerima Dubes Amerika tgl 22/4 kemarin Kastaf Presiden.  Betapa pun Indonesia dipuji oleh media Rusia karena berani melawan intimidasi Amerika dan sekutunya (Sriwijaya Post). Apa pun, statement Gub Bank Sentral Inggris dan pertemuan Dubes-Dubes Uni Eropa dengan Kastaf Presiden materinya mempersoalkan kebijakan polugri pemerintah Jokowi terkait konflik Rusia vs Ukraine. The West menuntut keberpihakan karena unvasi  Rusia ke Ukraine tak ada dasar dan sebuah kejahatan perang. Missi pertemuan Dubes2 Uni Eropa dengan Kastaf Presiden tampaknya untuk confirmasi. O, begitu. Understand lah. Dalam logat Betawi, Gué ketara\'in lu. (*)

Demo 21 April 2022: Bertemu Gelombang

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan PMKRI se-DKI terlibat aksi demo 21 April 2022. Tokoh PMKRI genre 70-an Chris Siner Key Timu, salah satu pendiri Kelompok Cipayung, TANPA plus tapinya. Kuantitatif demo 21/4 kemarin cukup besar dan  melibatkan exponen selain mahasiswa dan emak-emak juga buruh.  Gerakan perubahan tak terganggu dengan gelembung isu 16 orang NII dengan 16 batang golok mau ganti pemerintahan. Kalau orangnya cuma segitu dan senjatanya sajam lalu pemerintah bisa rubuh, maka tiap sore ada saja nanti pemerintah yang rubuh. Gelembung issue kempes sendiri. Sebelumnya insiden yang terjadi di tengah aksi massa depan DPR 11/4 juga bersipongang. Victim AA dikatakan alat vitalnya pecah. Setau saya alat vital itu keseleo saja tak mungkin, apalagi pecah. Gelembung issue pun meredup.  Yang tak kunjung padam issue econ Indonesia yang cenderung ambruk, sementara publik tak melihat solusi dari pemerinrah, malah terlihat upaya kalangan yang dekat dengan pemerintah menambah periode jabatan. Ini yang membuat pelbagai unsur dalam masyarakat bertemu gelombang, atau frekwensinya sama. Dan ini meliputi kota2 di seluruh tanah air. Kalau sudah begini fokus massa tak bisa digeser ke stadion baru atau cerita KA cepat mau diresmikan. Langkanya minyak goreng ternyata permainan mereka yang dekat dengan pemerintah yang akibatnya menyedot sisa2 trust yang ada pada pemerintah. Fakta gagalnya atlet senam ritmik Suciati Narendra diberangkatkan ke Seagame 2021, yang menurut sebuah channel U-tube, karena yang berwenang tak mampu ngongkosi. Adalah anti klimaks di tengah slogan tingkatkan daya saing global Indonesia. Sulit. Tanggal 20/4/2022 tatkala Menkeu Mulyani pimpin sidang Menkeu-Menkeu dan Gubernur-Gubernur Bank Central G20 di Washington ia ditinggal ramai-ramai peserta yang tak suka lihat delegasi Rusia. What now my love? Seorang bekas pejabat tinggi intelejen ditanya tentang situasi politik sekarang, menjawab: Lihat habis lebaran.  Lebaran tong lebaran Iraha kang iraha Isukan tong isukan Asyik-asyik. (Lebaran tong lebaran Kapan Bang kapan Besok tong besok Asyik-asyik. Lagu kanak2 di Jakarta 1950-an) *) RSaidi

Arkaeologi: Bang Puasa Menunggu Digantung

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan Pada tahun 1707 VOC selesai bangun Stadhuis di lokasi yang sekarang disebut Kota Tua.  Stadhuis sebenarnya kantor Gouverneur Generaal VOC. Bangunan ini dilengkapi di lantai dasarnya dengan enam buah ruang untuk tahanan yang menunggu hukuman gantung. Photo atas tempat tahanan oleh Iwan Aswan. Luas lantai 2 x 3 meter. Tahanan kakinya dirantai dengan dilengkapi bandul besi. Makan dan minum di tempat, buang hajat small or big size juga di tempat. Yang pernah di tempat ini a.l: 1. Tahun 1821 Bang Puasa alamat Gg Mendung, Kwitang. Ia seorang guru silat. Polisi Belanda paksa Puasa mengaku membunuh Nyai Dasima. Sesungguhnya Samiun yang bunuh Dasima. 2. Tahun 1851 Oei Tambahsia. Ia dalangi pembunuhan seorang gadis nama Aria yang melawan untuk jadi wanita simpanan Oei. Dan Oei juga suka menyimpan istri orang. Hukuman gantung berakhir tahun 1869. Dapat dikatakan VOC tak banyak membangun gedung di Jakarta kecuali a.l Stadhuis itu. Bangunan kolonial banyak dibangun Perancis baik di Jakarta mau pun Bogor.  Belanda mengaku membangun istana Bogor dan Jakarta. Keduanya dibangun pada era Indie Batav Perncis 1800-1825 Itu dapat diciri dari gaya arsitekturnya yang Renaissance. Bahkan tempat penggantungan pun Belanda gunakan halaman gedung yang dibangun Daendels yang sekarang museum Seni Rupa. Walau dalam pemerintahan Daendels, anehnya tugas polisionil masih di tangan Belanda. Tradisi hukum gantung diawali dengan ucapan terhukum gantung, semacam farewel speech.  G. Francais,1856, orang yang menuturkan kisah Puasa dan Nyai Dasima, tentu dengan sentuhan novel. Jelang dihukum gantung tahun 1821 dikisahkah Puasa bicara depan penonton sbb:  \"Gué ini satu jago, ga ada adatnyé jago bunu perempuan, apelagi Dasima dipegangin ama Samiun, gue tinggal godot doank. Najis! Ga bakal gue bikin begitu. Emangnye Dasima kambing apah. Kejem amat lu orang padah ama orang asli. Tunggu lu pembalesan Tuhan\". Dasar claim Belanda atas istana Bogor karena kata mereka desain istana dibuat van Imhoff tahun 1774. Van Imhoff jadi Gubernur Jenderal Nederlandsch Indie tahun 1826, berarti usianya sudah 80-an. Sejarah itu logika, kalau tak logis bukan sejarah. Sejarah Indonesia versi Belanda penuh sesak dengan hoax. (*)

Kampung Bang Husni: dari Bengkulu Bung Karno Ketok Kawat

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan KELUARGA besar Husni Thamrin berdiam di Jl Sawah Besar 32 dan Gg Wedana. Berikut uraian nama-nama tempat di daerah yang secara tradisional disebut Sawah Besar yang secara administratif termasuk Weltevreden. Toponim indikasi untuk pahami apa sesungguhnya daerah itu pada mulanya. 1. Gg  Arab, tempat kelahiranku, sebagian tanah milik orang Arab. 2. Gg Wedana, hunian  Wedana Thabri Thamrin, ayahanda Husni Thamrin. 3. Gg Alfu, ketuhanan. 4. Pak Si\'in, atau Sin, tapak/jejak orang bertuhan 5. Pak Siam, jejak orang Siam 6. Maphar, flora 7. Krekot, jenis rumput 8. Gg Kimpak, toponim Khmer 9. Gg Talib, sebagian tanah milik bin Thalib 10. Gg Rata, jalanan umum. Rata = umum 11. Lordes, lokasi pabrik limun Lourdes.  12. Gg Tuahong, hunian tertua 13.  Gg Leré, tempat kumpul 14. Asem  Régés, asem rusak 15.  Gg Edoar, pebisnis Porto 16.  Gg Bella, pebisnis Porto 17.  Gg Abu, dapur umum 18. Gg Selong, hunian org Ceylon 19.  Gg Kelingkit, flora 20.  Batu Tulis, prasasti 21. Batu Ceper, dolmen 22. Pecenongan, monument stone. 23. Poncol, tanah membukit 24. Rawa Puter, areal hunian mengeliling, idem Kp Bali. Tahun 1953 Walkot Syamsurizal ganti nama Karang Anyar. Walkot orang Karang Anyar,  Solo 25. Pondok Rotan, kampung pengrajin rotan 26. Lose, orang asli. Walkot Sudiro ganti  dengan Lautze 27. Pondok Bambu, pangkalan bambu 28. Gombongan Kuda, tempat kuda rehat. Lokasi sudut utara perempatan Pecenongan. 29. Istal Kuda, kandang kuda 30.  Gg Linhar, pebisnis Porto 31. Gg Kaligot, dari Caligot Romawi. Tak jelas kenapa disebut Caligot, yang kemudian dieja Kaligot. Caligot tak jauh dari Gedong Opera Thalia yang dibangun era Daendels di Jl Hayam Wuruk, sekarang. 32. Liang Bo, letterlijk lubang hunian, nama goa. Lokasi pecenongan T-tou Jl Pecenongan dan Jl. Juanda. Monument stone ini tampaknya untuk memperingati pembuatan irigasi dari Ciliwung pinggir Istiqlal hingga  Harmoni. Posisi monument stone Pecenongan di poros T-tou. Kemudian Belanda jadikan sebagai roa, penanda, Batavia O Km. Itulah Sawah Besar dan sekitar, kampung Bang Husni Thamrin. Ketika beliau wafat 11 Januari 1941, karena sakit malaria tropica dan gangguan jantung, Bung Karno masih dalam pembuangan di Bengkulu. Dari Bengkulu Bung Karno ketok kawat, istilah saat itu untuk kirim telegram. Bunyinya: Met Thamrin een onze groetsten heen gegaan. Bersama Thamrin, satu keagungan kita (ikut) berpulang juga. Ringkas, indah, penuh makna. (*)

Coup de Grace Kemlu Amerika ke Jokowi

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan DALAM pidato di HUT I partai Ummat baru2 ini. Amien Rais minta agar Jokowi-Luhut  tidak menjadi rezim pelayan oligarkhi. Kepada Luhut, Amien minta supaya Luhut resign agar tidak jadi beban Nasional. Sementara itu Fadli Zon berpuisi tentang Brutus (yang khianati Julius Caesar). Materi presiden tiga periode yang didukung Big Data Luhut telah pun berbuah dialog keras BEM UI vs Luhut. Ini adalah pukulan kepada rezim, tapi pukulan yang mematikan (coup de grace) datang dari Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat berupa laporan pelanggaran HAM oleh sejumlah negara termasuk Indonesia. Pelanggaran HAM yang dilakukan pemerintah Indonesia a.l perlakuan yang tak manusiawi dan melanggar pula hak-hak pribadi dalam program aplikasi perdulilindungi. Bahkan Ketua DPR minta agar pemerintah membuktikan itu tak langgar HAM. Yang lain adalah kasus pembantaian 6 orang aktivis FPI di Km 50. Daftar pelanggaran masih belerot seperti dipanggilnya BEM UI gara-gara bilang Jokowi King of Lips service. Juga buzzer berbayar yang ternyata tergolong pelanggaran. Membaca laporan  Kemlu USA sepertinya pemerintah Jokowi sudah dalam kepungan CCTV HAM Internasional. Sementara itu seorang pejabat kepolisian dari Densus 88 umumkan telah menangkap 16 orang NII membawa senjata tajam yang berniat merobohkan negara. Waduh, cuma modal sajam bisa robohkan negara? Pelakunya NII lagi. Apakah siarkan berita model begini masih paralel dengan Resolusi PBB March 15 to combat Islamophobia? Pemerintah harus respon laporan Kemlu USA dengan sepatutnya karena posisi pemerintah di dalam dan luar negeri tak bagus2 amat. Keterpojokan itu pun tak dapat ditolong oleh Maklumat Menkeu tentang THR. Jaman Orla juga ada THR. (*)

Perubahan Tanpa Darah

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan PERUBAHAN kekuasaan tahun 1966 dan 1998 berdarah. Dua perubahan ini bukan menyangkut rezim saja tapi juga sistem. Pergantian Presiden Abdurrahman Wahid dengan Megawati hanya pergantian Presiden.  Pergantian rezim dan system dalam sejarah terjadi empat kali: 1945-1950 pergantian system beberapa kali tapi tak ada rezim politik yang berkuasa. 1. 1950-1959  rezim parpol khususnya Masyumi-PNI. Sistem demokrasi parlementer. 2. 1959-1966 rezim Soekarno. Sistem demokrasi terpimpin. Dikenal sebagai Orla. 3. 1966-1998 rezim Suharto. Sistem demokrasi Pancasila. Dikenal sebagai Orba. 4. 1998-sekarang rezim Reformasi yabg bertumpu pada partai-partai Golkar, Demokrat, PDIP. Sistem\' demokrasi UUD 45 yang diubah-ubah. Adapun rezim politik pada beberapa tahun terakhir berubah menjadi oligarkhi yang pada gilirannya menyingkirkan peran parpol. Dikenal sebagai Reformasi. Kalau disimak, empirik econ merupakan variabel penting yang menentukan pergantian rezim dan system. Orde Baru sempat 32 tahun berkuasa karena econ tak dapat dikatakan buruk. Sedangjan Orde Lama hanya bertahan 7 tahun. Econ buruk, beras saja diganti bulgur. Reformasi econ tak sehat. Ada usul beras diganti pisang. Minyak goreng diganti asap (kukus). Kalau dihitung dari perubahan UUD,  maka reformation telah berusia 21 tahun, 2001-2022. Tuntutan akan perubahan makin menguat yang disertai unjuk rasa hampir di seluruh Indonesia. Kita berdoa kalau pun terjadi perubahan tidak perlu mengulang pergantian Orla ke Orba dan Orba ke Reformasi yang diiringi darah. (*)

Cupras Capres dan Duklar Deklar

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan KONSEP 2024 dipahami dengan pikiran mapan bahkan ada yang mengekspresikannya dengan arsip lama. Gejala perubahan itu dilihatnya sekedar sebagai arak2an belaka tanpa memperbandingkan secara empirik dengan peristiwa 1966 dan 1998. 2022, dan 1966 dan 1998, sama: penggerak aksi mahasiswa dan pelajar. Tidak semua peminat politik persepsinya begitu, tapi paling tidak kesimpulan dapat ditarik dari lagu pilpres yang lagi di-pop-kan dan pertanyaan2 kepada saya tentang peluang bagi capres yang dirindukannya. Gerakan perubahan yang dipelopori mahasiswa ditonton sambil lalu saja oleh kalangan tersebut tanpa mencoba paham persoalan mendasar yang dialami negri ini: 1. Sumber kuasa pindah ke oligarkhi 2. Situasi econ Indonesia merujuk The West di ambang ambruk. Kalau melihat politik secara induktif belaka maka konstruksi berpikir tak bergeser dari urusan cupras capres dan duklar deklar. Yang ingin bercapres pun ada yang saban hari ubah tampilan sehingga sulit dibedakan antara ramah dan kemayu. Lagi pula dari aksi2 yang saya amati sejak 28/10/2021 sampai sekarang tak ada nama capres seorang pun yang di-jel-kan, sambil berjoget, oleh pendemo. Dan berita cupras capres dan duklar deklar pun lenyap dari sosmed dan media mainstream. Melihat politik di Indonesia harus deduktif, ini sudah culturalized dalam kepolitikan Indonesia. Tahun 1951 kita tanda tangan Mutual Security Act dengan USA, tahun 1950-an Pakistan Mabes SEATO. Program Indo Pacific sudah diluncurkan, time table tak boleh berubah. Abad XIX M England rules the wave. Abad XXI USA rules the world. Suka atau tidak, kita tak dapat berpaling dari realita ini. Uji coba Ukraine War menunjukkan Rusia dan China pindah pentas, tak lagi opera. Dunia tak akan biarkan econ Indonesia kelojotan terus. Akan ada pertolongan pertama after the field has been cleaned. (*)

Di Bulan Puasa Proses Perubahan Politik Bermula

Oleh Ridwan Saidi - Budayawan BERDASAR hisab hari raya Idul Fitri jatuh tanggal 2/5 nanti, sedangkan puasa sudah di pertengahan bulan.  Dalam suasana seperti ini baik melakukan kalkulasi dalam rangka introspeksi. Ramadhan 1443 H diwarnai dengan aksi2 demo mahasiswa dan rakyat. Tema terkait sepak terjang kekuasaan. Sasaran personal Presiden Jokowi dan Menko Luhut. Bulan Puasa 1966 juga berwarna demo mahasiswa dan pelajar. Tema sama: sepak terjang kekuasaan. Sasaran personal Presiden Soekarno dan  Waperdam/Menlu Subandrio yang dijuluki dog of Peking (kini Beijing). Demo-demo di Indonesia tahun 1966 bareng dengan demo-demo di Kongo dengan tema tuntutan sama. Kalau demo-demo sekarang barengnya dengan Pakistan, yang kini sudah selesai, PM Imran Khan yang pro Rusia & China sudah terjungkal, tapi masih bareng dengan  Sri Lanka yang pemerintahnya bubar, tapi Presidennya masih bertahan. Puasa tahun ini mayoritas rakyat menjalaninya dengan prihatin karena apa-apa serba mahal. Elit pemerintah cuma bisa beri solusi yang tidak proporsional. Ada yang menyuruh ganti menu dengan makan pisang saja, dan tak dijelaskan pula pisang lempénéng yang péot dan asem atau pisang batu. Ada lagi saran makanan agar dikukus saja jangan digoreng karena minyak susah dan mahal. Tak usah dikasih saran emak-emak juga tau kukus, soalnya apa ikan peda dan emping dikukus? Puasa tahun ini mesti punya kesabaran extra. Sabar hadapi godaan syaitan, dan sabar mendengar ocehan-ocehan elit pemerintahan yang aneh-aneh. Apalagi mereka suka bicara di-Inggris-inggrisi, misalnya Big Data.  Menghadapi situasi yang sulit begini tampaknya pemerintah memilih diam, mungkin karena tak ada lagi yang dapat dikatakan. Media Eropa dan Amerika menghidangkan Big Data tentang proyek-proyek di Indonesia yang akan mendorong kejatuhan econ Indonesia. The West menyimpulkan econ Indonesia segera ambruk. Di bulan puasa ini kita berdoa kepada Allah hendaknya derita rakyat dapat berakhir. Amin. (*)