INTERNASIONAL

PBB Mendesak Taliban untuk Membatalkan Larangan Terhadap Hak Perempuan

New York, FNN - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Taliban untuk membatalkan berbagai larangan terhadap hak-hak perempuan Afghanistan.Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Selasa (27/12), kelima belas anggota DK PBB menyatakan keprihatinan yang mendalam bahwa Taliban telah menangguhkan akses ke universitas untuk perempuan dan anak perempuan.DK mengecam penangguhan sekolah di atas kelas enam untuk anak perempuan Afghanistan dan menuntut partisipasi penuh, setara, dan bermakna dari perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.Dewan mendesak Taliban untuk membuka kembali sekolah dan dengan cepat membalikkan kebijakan dan praktik yang disebut mewakili semakin meningkatnya penghapusan penghormatan hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.Mengekspresikan keprihatinan yang mendalam mengenai laporan bahwa Taliban telah melarang pegawai perempuan pada LSM dan organisasi internasional untuk pergi bekerja, DK mengatakan hal itu akan berdampak langsung dan signifikan pada operasi kemanusiaan di Afghanistan.Kepala bantuan PBB Martin Griffiths dalam pengarahannya kepada DK pekan lalu menggambarkan suramnya situasi keamanan di Afghanistan.Dia mengatakan bahwa 97 persen warga Afghanistan hidup dalam kemiskinan dan 20 juta orang menghadapi kelaparan akut.Taliban telah gagal memenuhi janji mereka kepada komunitas internasional.Perempuan dan anak perempuan telah dirampas haknya, termasuk hak atas pendidikan.Perempuan menghilang dari publik sejak Taliban kembali berkuasa pada 15 Agustus 2021, ketika pejabat dari pemerintahan Kabul yang didukung AS melarikan diri dari Afghanistan menyusul mundurnya pasukan asing dari negara tersebut.Anak perempuan dilarang masuk sekolah tingkat menengah dan atas. Banyak perempuan menuntut hak mereka dipulihkan dengan turun ke jalan, memprotes, dan mengorganisasi kampanye.(sof/ANTARA)

Presiden Ukraina Berharap Segera Implementasi Perjanjian dengan AS

Kiev, FNN - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (26/12) menyuarakan harapannya untuk segera mengimplementasikan kesepakatan dengan Amerika Serikat (AS) yang dicapai selama kunjungannya ke Washington baru-baru ini, demikian menurut layanan pers kepresidenan Ukraina.\"Kami tidak akan membuang waktu. Kami akan segera mengimplementasikan semua yang telah disepakati di Washington,\" kata Zelensky dalam pidato hariannya melalui video, tanpa menyebutkan secara spesifik perjanjian mana yang dibicarakannya.Zelensky mengatakan sekitar 9 juta penduduk di seluruh penjuru Ukraina harus hidup tanpa listrik, tetapi jumlah pemadaman listrik kini secara bertahap berkurang.Pekan lalu, Zelensky mengunjungi Washington dalam perjalanan luar negeri pertamanya sejak konflik Rusia-Ukraina dimulainya pada akhir Februari lalu.Setelah kunjungan tersebut, Zelensky mengatakan dirinya telah mencapai sejumlah kesepakatan baru terkait bantuan untuk industri energi Ukraina.(sof/ANTARA) 

Putin Sebut Rusia Siap Berunding Soal Ukraina, Ukraina Meragukannya

Moskow, FNN - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya membuka diri untuk berunding soal perang di Ukraina, tetapi Kiev sepertinya meragukan niat Moskow itu.Putin menyalahkan Ukraina dan para pendukungnya di Barat atas kurangnya dialog, sebuah sikap yang menurut Amerika Serikat \"dibuat-buat\" karena serangan Rusia terus berlanjut.\"Kami siap berunding dengan siapa pun yang terlibat terkait solusi yang dapat diterima, tetapi itu terserah mereka - bukan kami yang menolak negosiasi, tetapi mereka,\" kata Putin kepada televisi pemerintah Rossiya 1 dalam wawancara yang disiarkan pada Minggu.Seorang penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Putin harus kembali pada kenyataan dan mengakui bahwa Rusia tidak menginginkan perundingan.\"Rusia seorang diri menyerang Ukraina dan membunuh penduduk,\" kata Mykhailo Podolyak, penasihat Zelenskyy.\"Rusia tidak menginginkan negosiasi, tetapi berusaha menghindari tanggung jawab,\" katanya, menambahkan.Invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari telah memicu konflik paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan menjadi konfrontasi terbesar Moskow-Barat sejak Krisis Rudal Kuba pada 1962.Sejauh ini belum jelas kapan perang tersebut akan berakhir.Kremlin mengatakan mereka akan berjuang sampai semua tujuannya tercapai, sementara Kiev mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai semua tentara Rusia keluar dari Ukraina.Putin pernah mengatakan bahwa Rusia terbuka untuk negosiasi, tetapi negosiasi itu harus sesuai dengan persyaratan yang dia tetapkan, yaitu apabila Ukraina memenuhi tuntutan Moskow dan mengakui pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia.Kiev, yang didukung oleh Barat, menegaskan bahwa persyaratan semacam itu tidak dapat diterima.Departemen Luar Negeri Amerika Serikat belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.Pada Oktober, ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyuarakan keterbukaan Rusia untuk berunding, juru bicara Deplu AS Ned Price menyampaikan pesan dalam jumpa pers.\"Kami melihat ini sebagai sikap yang dibuat-buat. Kami tidak melihatnya sebagai tawaran yang konstruktif dan valid untuk terlibat dalam dialog, dan diplomasi yang mutlak diperlukan untuk mengakhiri perang agresi yang brutal ini.\"\"Tidak ada pilihan lain\"Serangan Rusia terhadap fasilitas energi di Ukraina telah menyebabkan jutaan orang hidup tanpa listrik dan Zelenskyy mengatakan Moskow akan membuat hari-hari terakhir 2022 gelap dan sulit.\"Rusia telah kehilangan segalanya tahun ini... Saya tahu kegelapan tidak akan mencegah kami untuk mengalahkan penjajah. Tetapi kami harus siap dengan skenario apa pun,\" katanya dalam sebuah pidato rutin lewat video.Staf umum militer Ukraina mengatakan masih ada ancaman serangan udara dan rudal terhadap infrastruktur-infrastruktur penting di seluruh negara itu.Pasukan Rusia telah menyerang puluhan kota dan posisi di sepanjang garis depan pertempuran, kata mereka di Facebook.Seraya merujuk pada serangan di Kota Kherson pada Sabtu, yang menurut pejabat menewaskan sedikitnya 10 orang, Zelenskyy mengatakan, \"Kami akan memburu setiap pembunuh Rusia.\"Putin menuding Barat berusaha memecah belah Rusia.\"Saya percaya kami bertindak ke arah yang benar, kami membela kepentingan nasional kami, kepentingan warga negara kami, rakyat kami. Dan kami tidak memiliki pilihan lain selain melindungi warga negara kami,\" kata Putin.Saat ditanya apakah konflik geopolitik dengan Barat mendekati tingkat berbahaya, Putin mengatakan: \"Menurut saya, tidak terlalu berbahaya.\"Kiev dan Barat mengatakan Putin tidak memiliki pembenaran atas invasi yang mereka sebut sebagai \"perang pendudukan bergaya kekaisaran\".(ida/ANTARA/Reuters)

Dalam Sepekan, Jepang Melaporkan 1,1 Juta Kasus Baru COVID-19

Tokyo, FNN - Jepang melaporkan 1.149.985 kasus tambahan COVID-19 dalam sepekan terakhir, naik 103.565 kasus dari pekan lalu.Jumlah keseluruhan kasus COVID-19 di Jepang, termasuk kasus pada penumpang dan awak kapal kapal pesiar asing, mencapai 28.292.540 hingga Senin pukul 10.00 waktu setempat.Berdasarkan prefektur, Tokyo mencatat kasus COVID-19 mingguan terbanyak dengan 119.934 kasus, disusul Aichi (73.321), Kanagawa (71.467), Osaka (69.661) dan Saitama (61.690).Sementara itu, total angka kematian COVID-19 di Jepang bertambah 2.052 dari sepekan sebelumnya menjadi 55.593.(ida/ANTARA)

Rusia Nyatakan Siap Lanjutkan Pemasokan Gas ke Eropa

Moskow, FNN – Rusia siap melanjutkan pemasokan gas ke Eropa melalui Jalur Pipa Yamal-Europe, demikian dinyatakan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Minggu (25/12).\"Pasar Eropa tetap relevan, saat kekurangan gas terus berlangsung, dan kita punya banyak peluang untuk melanjutkan pengiriman,\" kata Novak, seperti dikutip kantor berita negara Rusa, TASS.\"Contohnya, Jalur Pipa Yamal-Europe, yang terhenti karena masalah politik, masih belum digunakan,\" ujarnya.Jalur Pipa Yamal-Europe biasanya mengalirkan pasokan ke arah barat.Namun, haluan itu sebagian besar berbalik sejak Desember 2021 karena Polandia tidak mau membeli pasokan dari Rusia dan lebih memanfaatkan gas yang disimpan di Jerman.Pemerintah Polandia pada Mei memutus perjanjian dengan Rusia setelah menolak tuntutan Moskow agar pembayaran kepada Gazprom dilakukan dengan mata uang Rusia, ruble.Atas penolakan itu, perusahaan gas milik Rusia tersebut menghentikan pasokan ke Polandia.Gazprom juga mengatakan sudah tidak bisa lagi mengekspor gas melalui Polandia setelah pemerintah Rusia menerapkan sanksi terhadap perusahaan pemilik bagian Polandia pada jalur pipa Yamal-Europe.Novak menekankan bahwa Moskow sedang membahas pemasokan gas tambahan melalui Turki setelah sebuah pusat penyaluran didirikan di sana.Ia juga mengatakan pemerintah Rusia memperkirakan bahwa gas alam cair (LNG) yang dikirimkan ke Eropa sepanjang 2022 mencapai 21 miliar meter kubik (bcm).\"Tahun ini kita akan bisa secara signifikan meningkatkan suplai LNG ke Eropa,\" kata Novak.\"Dalam 11 bulan selama 2022, ditingkatkan hingga 19,4 bcm. Pada akhir tahun ini, diperkirakan mencapai 21 bcm,\" katanya, menambahkan. (mth/Antara)

Sebanyak 5.700 Penerbangan di AS Dibatalkan Akibat Badai Musim Dingin

Washington, FNN - Jumlah penerbangan di Amerika Serikat yang dibatalkan telah mencapai 5.700 pada Jumat (23/12) ketika badai musim dingin menyulitkan operasi di seluruh wilayah negara itu.Badai juga menimbulkan frustrasi pada puluhan ribu orang yang ingin bepergian dalam rangka liburan.Jumlah penerbangan yang dibatalkan pada Jumat itu mengikuti pembatalan hampir sebanyak 2.700 perjalanan pada Kamis (22/12), menurut situs pelacak penerbangan, Flightware.Menurut situs tersebut, sebanyak 1.000 penerbangan juga mengalami pembatalan pada Sabtu (17/12).Kereta api penumpang, Amtrak, sementara itu telah membatalkan puluhan perjalanan hingga Hari Natal. Pembatalan tersebut berdampak pada ribuan orang yang ingin berlibur.Jalan-jalan raya di kawasan Midwest menghadapi perlambatan dalam waktu lama akibat cuaca bersalju atau kecelakaan.Pihak berwenang di negara bagian Indiana, Michigan, New York, dan Ohio mendesak para pengendara untuk tidak bepergian jika tak perlu.Badan penerbangan federal AS (Federal Aviation Adminstration/FAA) telah menerapkan penghentian atau penundaan kegiatan dalam rangka pembersihan es di sejumlah bandara akibat cuaca musim dingin.Selain pembatalan, sebanyak 10.400 penerbangan pada Jumat mengalami penundaan, termasuk lebih dari 40 persen penerbangan yang dioperasikan oleh American Airline, United Airlines, Delta Airlines, dan Southwest Airlines.Sehari sebelumnya, yaitu Kamis, ada 11.300 penerbangan yang ditunda.(sof/ANTARA/Reuters)

G7 Janjikan Bantuan 32 Miliar Dolar AS untuk Ukraina Tahun Depan

Tokyo, FNN – Para menteri keuangan dari Kelompok Tujuh negara industri (G7) pada Kamis berjanji untuk memberikan dana bantuan hingga 32 miliar dolar AS (sekitar Rp 498,3 triliun) pada 2023 untuk membantu Ukraina menangani agresi berkepanjangan Rusia.Para menteri keuangan yang bertemu secara daring itu mengatakan G7 tetap \"berkomitmen kuat untuk menangani kebutuhan mendesak pembiayaan jangka pendek untuk Ukraina\", menurut sebuah pernyataan.Bantuan senilai 32 miliar dolar AS itu akan memungkinkan Kiev untuk melanjutkan pengiriman layanan dasar, melakukan perbaikan untuk kebutuhan paling kritis dan menstabilkan ekonomi, kata para Menkeu G7.Dana bantuan tersebut juga sudah mencakup 19 miliar dolar AS dari Uni Eropa.Sementara itu, menteri luar negeri G7 mengkritik Rusia karena telah menyerang fasilitas energi dan infrastruktur di Ukraina. Para menlu G7 pun sepakat untuk meningkatkan dukungan untuk membantu Ukraina bertahan di musim dingin yang keras, menurut sebuah pernyataan.Serangan besar-besaran yang disengaja oleh Rusia, dengan menggunakan rudal dan pesawat nirawak dari Iran, \"telah membuat jutaan orang Ukraina menderita kegelapan dan suhu musim dingin,\" kata pernyataan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.Jerman menjadi tuan rumah pertemuan virtual tingkat menteri G7 sebelum rotasi kepresidenan G7 berpindah ke Jepang pada Januari.Kelompok G7 beranggotakan Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, ditambah Uni Eropa.Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi pada pertemuan itu menekankan bahwa penting bagi G7 untuk memperkuat kerja samanya karena invasi Rusia ke Ukraina sudah berlarut-larut, menurut keterangan Kementerian Luar Negeri Jepang.Para menteri luar negeri G7 juga \"mengecam keras\" pemerintah Taliban di Afghanistan atas keputusannya baru-baru ini untuk melarang perempuan masuk universitas. Negara anggota G7 mendesak Taliban untuk mencabut larangan tersebut.\"Tindakan penghambatan berbasis gender bisa masuk dalam kejahatan terhadap kemanusiaan,\" kata para Menlu G7. (mth/Antara)

Korut Menembakkan Dua Rudal Balistik ke Laut Jepang

Seoul/Tokyo, FNN - Korea Utara pada Jumat menembakkan dua peluru kendali balistik jarak pendek ke Laut Jepang dari sekitar Bandara Sunan di Pyongyang, demikian menurut Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan benda yang tampaknya merupakan sebuah rudal balistik meluncur dari Korut.Menteri Pertahanan Negara Jepang Toshiro Ino mengatakan Korut menembakkan sedikitnya satu peluru kendali balistik.Rudal itu tampaknya jatuh di luar zona ekonomi eksklusif Jepang setelah terbang pada suatu lintasan yang tidak biasa.Pada Minggu lalu (18/12), Korea Utara juga meluncurkan dua rudal balistik sebagai uji coba penting untuk mengembangkan satelit pengintai.Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengkritik keterangan terbaru pemerintah Jepang menyangkut tiga dokumen keamanan nasional utama negara itu pekan lalu. Dokumen itu menyebutkan bahwa Jepang akan memiliki kemampuan untuk menyerang balik.Menurut juru bicara tersebut, Pyongyang akan memperlihatkan penentangannya melalui tindakan nyata.Pada Selasa (20/12), Kim Yo Jong --salah satu pemimpin Partai Buruh berkuasa di Korut serta merupakan adik perempuan pemimpin Korut Kim Jong Un-- mengeluarkan pernyataan yang bernada ancaman.Melalui pernyataan itu, ia menyiratkan bahwa Korea Utara kemungkinan akan menembakkan rudal balistik antarbenua pada lintasan biasa.(sof/ANTARA)

Agen Intelijen Jerman Ditangkap Atas Dugaan Spionase untuk Rusia

Berlin, FNN - Salah satu agen intelijen Jerman ditangkap lantaran diduga menjadi mata-mata untuk Rusia, menurut otoritas pada Kamis (22/12).Carsten L, yang merupakan staf di Badan Intelijen Federal Jerman (BND), ditangkap di Berlin, menurut pernyataan Kantor Kejaksaan Federal.Menurut pernyataan tersebut, staf BND itu membocorkan \"rahasia negara\" kepada badan intelijen Rusia yang diperolehnya selama menjalani kegiatan profesionalnya.Polisi melakukan penggeledahan di rumah dan tempat kerja tersangka, katanya.Salah satu hakim di Pengadilan Federal Jerman akhirnya memerintahkan penahanan pra sidang terhadap Carsten L yang menjadi tersangka atas tuduhan \"pengkhianatan negara\" dan memberikan rahasia negara kepada Rusia.Lewat pernyataan itu, Presiden BND Bruna Kahl menjelaskan bahwa pihaknya langsung melakukan penyelidikan internal ketika mengetahui adanya kemungkinan kasus pengkhianatan dan kemudian memberitahu Kantor Kejaksaan Federal.Namun, Kahl menolak memberikan penjelasan lebih lanjut karena menurutnya hal itu hanya akan menguntungkan pihak Rusia.(ida/ANTARA)

Arab Saudi, Qatar Mendesak Taliban Batalkan Larangan Perempuan Berkuliah

Istanbul, FNN - Arab Saudi dan Qatar pada Rabu (21/12) mendesak pemerintah Afghanistan, yang dipimpin Taliban, agar membatalkan keputusan yang melarang perempuan berkuliah.Pada Selasa, Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban mengumumkan keputusan larangan berkuliah bagi perempuan. Keputusan itu segera berlaku sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.Lewat pernyataan, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengaku \"terkejut dan menyesali keputusan pemerintah sementara Afghanistan yang menolak hak perempuan Afghanistan untuk mengenyam pendidikan di universitas.\"Kementerian akan terus mendesak Taliban agar \"membatalkan\" larangan tersebut.Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Qatar menyampaikan \"keprihatinan dan kekecewaan mendalam\" atas larangan tersebut.Lewat pernyataan, kementerian Qatar meminta pemerintah Taliban \"untuk meninjau ulang keputusan mereka sejalan dengan ajaran agama Islam mengenai hak-hak kaum perempuan.\"Larangan Taliban itu menuai kecaman luas di seluruh dunia, terutama dari Perserikatan Bangsa-Bangsan (PBB), Amerika Serikat, Turki, dan sejumlah negara lainnya.(sof/ANTARA)