Ada Secercah Harapan dari Pangdam Siliwangi

Foto: Laksma TNI Purn.Ir.Fitri Hadi memberikam hadiah pada acara Perempuan Tani HKTI Kota Malang.

Oleh Ir Fitri Hadi S, MAP - Analis Kebijakan Publik

KETIKA melihat judul yang disampaikan pda channel Youtube tentang “Peringatan Serius TNI, Jika Pilpres 2024 Curang, TNI Siap Bertindak!” terbit pada 1 Mei 2024, saya penasaran. Sebagai purnawirawan TNI saya berusaha mencari tahu sumber beritanya. saya mendapatkan sumbernya, penulisnya Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, seorang perwira tinggi TNI AD aktif, Pangdam Siliwangi, anak mantan wakil presiden RI Tri Sutrisno salah satu patriot sejati di negeri ini.  

Terharu saya membacanya, membaca kegelisahan seorang Panglima Daerah melihat kondisi bangsanya saat ini. Beliau mungkin menilai pilpres tahun 2024 akan diwarnai kecurangan yang membuat TNI perlu berancang ancang, maju selangkah demi pertahanan dan keamanan. Atau mungkin bukan itu saja, kecurangan itu sudah tampak di depan mata beliau sehingga beliau merasa perlu mengingatkan bahwa TNI akan maju selangkah.

Pernyataan Pangdam Siliwangi ini dapat dianggap gayung bersambut dengan pernyataan Panglima TNI sebelumnya yaitu pada  Kamis 13 April 2023 tentang ajakan berkolaborasi pengamanan Pemilu 2024 bersama Banser yang merupakan organisasi sayap PBNU. Sebelum TNI menggerakkan Banser tentunya TNI harus lebih di depan.

Rakyat tentu percaya TNI akan maju selangkah sebagai pengadil, tidak berpihak ke salah satu pihak, tapi berpihak kepada kebenaran hukum, jujur dan adil atau jurdil. Meskipun demikian ada kekhawatiran yang didasarkan pada realitas Panglima Tertinggi TNI adalah Presiden sedangkan Presidennya adalah petugas partai PDIP. 

Kita banyak menyaksikan bagaimana Presiden memberi gambaran tentang Presiden mendatang adalah berambut putih atau presiden mendatang adalah pasangan Prabowo dengan Erlangga atau Prabowo dengan Cak Imin, bahkan dikatakan presiden mendatang gilrannya Prabowo. Juga Jokowi hadir pada pengumuman Koalisi Besar terdiri dari Golkar, PPP, PAN dan PKB satu team dengan Jokowi. Tidak pernah terdengar dari presiden bahwa calon presiden mendatang adalah juga Anies Rasyid Baswedan yang nyata-nyata jumlah kursi di DPR dari partai partai pendukungnya telah memenuhi syarat ambang batas. 

Tentu kita juga mendengar Presiden menggunakan pesawat kepresidenan Bersama Ganjar usai penunjukan Ganjar sebagai calon presiden dari Jakarta menuju Solo. Sudah jadi presidenkah Ganjar sehingga mendapat kesempatan seperti itu dan dalam kapasitas apakah presiden saat itu sehingga menggunakan fasilitas pesawat kepresidenan. Bahkan tersiar berita rumah dinas menjadi tempat pertemuan para pendukung Ganjar

Tersiar pula kabar bahwa jalan mulus telah disiapkan oleh Panglima Tertinggi untuk Ganjar, termasuk di MK dengan menempatkan adik ipar Jokowi yaitu Anwar Usman sebagai ketua MK sehingga bila terjadi kecurangan pemilu, satu satunya penyelesaian adalah di MK maka apa yang dapat dilakukan TNI terhadap adik ipar Jokowi tersebut. 

Melihat ini semua, timbul pertanyaan apakah arti dari Pemilu 2024 curang atau Pilpres 2024  curang itu? Bila Presiden terang terangan telah berfihak pada salah satu calon presiden apakah itu bukan kecurangan? Apakah bila presiden atau calon presiden secara terang terangan menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan salah satu calon atau partai yang menugaskannya juga dapat disebut curang? Majukan langkahmu wahai pahlawanku, majukan, rakyat telah lama menantimu.

Kekhawatiran TNI tidak majukan langkah ada terasa. Apalagi beredar kabar Panglimamu akan segera berganti. Pengganti itu sudah disiapkan jauh jauh hari untuk mengendalikan TNI sekehendak hati, dia adalah menantu pejabat tinggi di negeri ini. 

Beranikah  Jenderal TNI seorang diri menentang kebijakan  Panglima Tertingginya itu juga aktif dalam  pencapresan tahun 2024 guna mendapatkan capres yang sesuai dengan kehendaknya bila dengan cara curang?. Para Jenderal, Laksamana dan Marsekal kini begitu banyak,  bintang tiganya saja di masing masing angkatan sampai 8 (delapan) Letjen/Laksdya/Marsdya, tidak seperti dulu hanya 1 (satu) atau 1 (dua) pejabat saja berpangkat bintang 3 (tiga). Entah berapa lagi perwira tinggi bintang dua dan bintang satunya yang diberikan Jokowi. Tentu mereka loyalis karena kebaikan Presiden Jokowi.  

Mantan Presiden RI SBY memutuskan turun gunung, beliau mengatakan "Saya harus turun gunung, ada tanda tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur (Kompas.com). Lalu puluhan perwira tinggi purnawirawan berdiri di belakangnya, namun perkusi terhadap salah satu calon terus berlangsung dengan aman, di sisi lain dukungan terhadap calon lainnya oleh pemerintah dilakukan terang terangan.  Bahkan di KPK walau telah berkali kali dilakukan gelar pekara dan dinyatakan tidak cukup bukti, ketuanya memaksa mentersangkakan Anies Rasyid Baswedan sebagai tersangka korupsi E Formula.

Bukan tidak mungkin menjelang pendaftaran calon Presiden dan wakil presiden, Anies dinyatakan tersangka sebagai jalan untuk menjegal Anies Rasyid Baswedan sebagai Presiden RI mendatang.

Jenderal Kunto Arief, Anda adalah secercah harapan tegaknya keadilan di negeri ini, di tengah hiruk pikuknya Pemilu 2024 ditunda, perpanjangan masa jabatan dan kemungkinan berpihaknya Presiden pada salah satu calon. 

Jenderal Kunto Arief, Anda memang secercah harapan, semoga yang secercah itu mampu menerangi sanubari patriot patriot sejati yang kini tertidur oleh janji janji palsu. 

TNI adalah harapan. Saat pemerintahan RI jatuh ketangan Belanda dulu, presiden dan wakilnya ditangkap Belanda, ketika revolusi fisik melawan penjajahan Belanda tahun 1945, satu satunya yang tidak jatuh adalah TNI. Jenderal Sudirman walau menderita asma akut, dia bergerilya di atas tandu dari prajuritnya yang tahu arti loyalis yang sebenarnya. Mereka menunjukkan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia masih ada,. Indonesia tidak jatuh.

TNI adalah harapan, rakyat menunggu jenderal jenderal Sudirman lain dan bukan hanya Mayjen Kunto Arief berserta prajurit loyalis pada negara karena politik TNI adalah politik negara. (*)

4529

Related Post